____
Mobil Crystal tiba di depan hotel, seorang concierge membantu membukakan pintu mobil untuknya. Setelah menyerahkan kunci, Crystal berjalan anggun memasuki lobi hotel. Ekor matanya memindai seluruh tempat mencari sosok Suzy berada.
"Kau mencariku?"
Seseorang menepuk bahu Crystal, Suzy muncul di belakang wanita itu. Tampil menawan dengan balutan gaun hitam yang elegan nan seksi.
"Apa yang kau inginkan? Langsung saja ke topik inti, aku tak punya waktu untuk melayanimu."
"Santai saja. Aku tidak bisa mengatakannya dengan terburu-buru. Bukankah ini sangat penting."
Suzy menyuruh Crystal mengikutinya menuju restoran hotel. Seorang waitress menyerahkan buku menu dan mencatat pesanan mereka.
"Haruskah aku percaya padamu? Bisa saja kau sedang menjebak."
"Aku tidak akan memintamu percaya, Nona. Batalkan tuntutanmu segera. Dengan begitu akan lebih mudah untuk mengetahui adikmu."
"Kau sedang memohon padaku untuk wanita itu? Bagaimana jika aku menolak?"
"Tentu kau takkan bisa menolak. Jika kau mau bekerjasama, kau akan mendapatkan apa yang kau inginkan. Bertemu adikmu dan masalah kita selesai."
"Aku tidak peduli dengan adikku. Karena bagiku dia sudah mati. Kau tak bisa mengancamku seperti ini."
"Benarkah? Lalu bagaimana jika dia masih hidup? Kau ingin bukti? Kau pikir aku sedang becanda? Aku memiliki bukti hasil tes DNA kalian? Dan semuanya terbukti 99% akurat. Apa kau tidak tertarik melihat adikmu?" Suzy membuka koper dan menunjukkan surat hasil tes DNA.
"Jangan bicara omong kosong. Apapun yang ingin kau buktikan, aku tidak akan membatalkan gugatanku. Bona akan tetap membusuk di penjara."
"Kenapa kau menyulitkan dirimu sendiri? Kau penasaran bukan dengan adikmu? Kau hanya perlu menandatangani berkas ini dan aku akan memberitahu dimana adikmu." Suzy menyerahkan berkas dokumen dan meminta Crystal menandatanganinya. Crystal menghela napas berat, menatap tajam Suzy. Crystal berada diantara pilihan yang sulit, membebaskan Bona dan melihat adiknya atau menghukum Bona. Dengan begitu Eunseo bisa mendapatkan keadilan.
"Apa yang kau tunggu? Bukankah lebih cepat semakin baik?"
Suzy mulai tak sabar, karena ia tak bisa terus berada di ruang publik. Keselamatan Bona menjadi taruhan. Karena wanita itu turut hadir bersama mereka di antara meja lain. Bona sejak tadi mengawasi mereka, menunggu hasil negosiasi Suzy dan Crystal.
Crystal tersenyum,"Kau tak mudah menipuku? Aku menolak, meskipun adikku penting tapi keadilan untuk Eunseo jauh lebih penting." Crystal menyingkirkan berkas dokumen, menolak menandatanganinya.
"Kau keras kepala sekali!" Suzy mengepalkan tangan, kesal. "Baiklah, kesabaranku sudah habis. Aku harap kau tak menyesalinya." Suzy merapikan berkas di atas meja.
KAMU SEDANG MEMBACA
[18 ] AND STILL STUPID™ | Chapter II
Fanfiction"Will you love me? I swear I'll make you love me one day." | gxg |