"Dasar mesum!" Gerutu Eunseo masih kesal dengan aksi mesum Bona, sekilas ia menoleh ke arah perempuan itu. Bona tersenyum genit, memoyongkan bibir melempar kiss ke udara, kembali menggodanya.
"Dasar gila!" Eunseo menggulung lengan baju hingga sikut, mengikat rambut panjangnya agar lebih simple. Gadis itu sibuk di dapur menyiapkan sarapan pagi untuk mereka berdua.
"Kalau ada kamu di rumah, aku serasa jadi Nyonya." Ucap Bona dengan mata berbinar, duduk bersila penuh antusias. Ekor matanya mengikuti setiap gerakan tangan Eunseo yang sedang meletakkan sarapan mereka di meja.
"Terus maksudnya gue babu gitu?!" Sahut Eunseo merasa terhina. Bona hanya tertawa geli memamerkan deretan gusi dan matanya hampir tak terlihat. Eunseo berdecih sebal, ingin rasanya memukul kepala Bona agar diam. Kemudian duduk dan menyesap cangkir kopinya, berpura-pura tak mendengar tawa perempuan setan di hadapannya.
"So, setelah sarapan kita akan memulainya dari mana? Mandi dulu atau..." Bona mengubah posisi duduknya bertumpang kaki, memamerkan paha mulusnya yang putih sok seksi. Maksud hati menggoda Eunseo, namun reaksi gadis itu sebaliknya justru menguap lebar malas sekali menanggapi.
"Ya ampun! Kamu itu paham kode etik pernikahan nggak sih?" Bona mulai frustasi, merasa di abaikan, memasukan potongan roti sandwich ke mulut."Bisa nggak bahasannya yang mendidik sedikit? Yang lebih bermanfaat seperti berita kemacetan kota Jakarta mungkin atau gosip Lucinta Lanang itu mati keracunan minum susu basi."
"Tapi aku lebih suka minum susu kamu." Eunseo seketika tersedak mendengarnya. Benar kata para tetangga. Bona sudah di tahap yang sangat mengkhawatirkan. Mungkin sebentar lagi akan gila.
"Salah masuk rumah kayaknya gue." Eunseo berusaha fokus sarapan dan mengabaikan segala tingkah genit Bona yang sudah stadium akhir. Mata rubah wanita itu terus mengawasinya dengan tatapan nakal.
"Mbak, tolong matanya di kondisikan!" Eunseo merasa tak nyaman, tatapan Bona benar-benar sangat mengganggu. Bona tak menjawab, menopang dagu dan tak bergeming sedikitpun.
"Aku sangat menyukai apapun tentang kamu. Aku sangat menggilai mu." Tangan Bona membenarkan anak rambut Eunseo, menyelipkanya di telinga. Eunseo dengan cepat menangkap tangan Bona, mencegah hal apapun yang tak di inginkan. Sebelum tangan itu bertindak menjadi semakin liar.
I love you." Bona mengecup lembut tangan Eunseo. Seakan ingin menyakinkan bahwa ia mengatakannya dengan sungguh-sungguh. Menarik tubuh gadis itu dalam pelukan, mendekap Eunseo sangat erat.
"Aku tak bisa hidup tanpamu."
"Aduh kepala gue pusing, mulai keracunan." Eunseo terus berontak tak bisa bernapas, meminta Bona agar melepaskan pelukan namun perempuan itu tak menggubrisnya.
"Sebentar sih! Aku masih kangen."
"Kangen ndasmu! Gue nggak bisa napas."
"Nanti aku kasih napas buatan." Eunseo memukuli bahu Bona, agar mau melepaskan pelukan. Namun Bona tak bergeming tak peduli apapun protes Eunseo. Karena kesal tak di respons, terpaksa Eunseo mengigit daun telinga Bona. Perlahan Bona melonggarkan pelukan, mendelik tajam menatap Eunseo gemas. Ia tak marah, Bona tersenyum manis tak merasa keberatan.
KAMU SEDANG MEMBACA
[18 ] AND STILL STUPID™ | Chapter II
Fanfiction"Will you love me? I swear I'll make you love me one day." | gxg |