"Sayang, bobo yuk!" Ajak Bona berdiri di depan pintu kamar menggenakan baju tidur satin tanpa lengan yang super minim. Menonjolkan lekukan tubuh Bona, perempuan itu berpose seksi mencoba menggoda Eunseo yang sedang marah. Membujuk gadis itu agar mau memaafkan dan melupakan keributan kecil di kafe tadi siang.
Eunseo sekilas menatap Bona jengah, pandangannya kembali ke layar televisi. Meskipun menarik untuk di lihat, ia tidak tergoda dengan rayuan Bona. Ia masih kesal dan marah karena Bona mempermainkan perasaannya.
"Aku udah dandan cantik begini di cuekin." Protes Bona merasa di abaikan. Ia pun menghampiri Eunseo dan mengambil remot televisi lalu mematikannya."Tidur ya tinggal tidur." Eunseo memalingkan wajah ke tempat lain, malas bertatapan langsung dengan Bona.
"Kamu mau sampai kapan marah? Aku kan udah minta maaf."
"Selamanya."
"Hmmm, ngaku aja deh. Kamu cemburu ya?" Goda Bona sangat percaya diri, ia berani bertaruh Eunseo mulai tertarik padanya.
"Aku nggak peduli, mau kalian pacaran kek."
"Ah, yang bener. Nanti ada nangis lagi. Terus kenapa kamu marah?"
"Siapa yang marah, aku cuma kesal."
"Cieee, udahan dong marahnya. Kita baikan ya."
"Males."
"Serius nih? Aku nangis lho."
"Mau nangis kek, mau ketawa atau tiduran di aspal, terserah."
"Ah, kamu suka kejam-kejam manja. Ya udah aku ikutan marah juga kalau gitu." Bona duduk dan bersandar di punggung Eunseo, berpura-pura marah.
"Nggak usah nempel-nempel."
"Masa aku dekat aja nggak boleh, kalau gitu aku peluk kamu." Sebelum Bona berhasil memeluk Eunseo, gadis itu dengan cepat beranjak dari tempatnya.
"Aku mau tidur, jangan ganggu aku." Kata Eunseo tak ingin di ganggu atau pun di sentuh Bona. Ia masih belum bisa memaafkan apa yang sudah Bona lakukan."Ih, sayang. Tega sekali menolak Adinda." Bona mengejar Eunseo masuk kamar, usahanya untuk tampil cantik dan seksi di depan Eunseo sia-sia. "Kamu nggak bobo samping aku? Aku nggak bisa peluk kamu dong." Bona sedikit tak rela mereka harus tidur terpisah, terhalang oleh tubuh Pinky. Perempuan itu sudah terlelap tidur sejak sore di kamar mereka.
"Jangan berisik, nanti kalau Mami bangun bisa murka." Eunseo menarik selimut sebatas leher, tak ingin mendengar drama seri menyebalkan Bona.
"Aku takut kalau tidur sendirian."
"Sendirian apaan? Terus kamu anggap aku dan Mami hantu maksudnya?"
"Kan kamu nggak di samping aku."
"Lebay."
"Yang, sayang." Bona menarik-narik selimut Eunseo, membujuknya agar pindah. Eunseo memejamkan mata, pura-pura tuli.
"Sayang, tega kamu ya. Ucapan selamat malamnya mana?" Bona menunjuk bibir, meminta jatah.
"Selamat malam." Kata Eunseo membelakangi Bona, mencoba tidur."Bukan itu. Kamu belum cium aku hari ini."
"Cium aja tuh guling. Kalau kamu nggak mau diam, aku tidur di luar."
"Jangan. Masa aku tidur sama Mami."
"Terus aja ngomong."
"Iya! Iya! Aku tutup mulut tapi cium dulu."
"Nggak."
"Mau aja, ya."
"Nggak."
"Dasar pelit." Bona menangkup wajah Eunseo lalu mengecup paksa Eunseo.
"Muach! Muach! Selamat bobo, sayang. Jangan lupa mimpiin aku ya." Kata Bona tersenyum lebar dan kembali ke tempatnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
[18 ] AND STILL STUPID™ | Chapter II
Fanfiction"Will you love me? I swear I'll make you love me one day." | gxg |