"Terima kasih Crys, untuk semuanya. Aku terlalu banyak merepotkanmu. Jika bukan karenamu, aku tak mungkin bisa seperti sekarang." Ucap Eunseo tulus, memeluk erat perempuan yang sangat berjasa dalam hidupnya. Tanpa Crystal, ia tak yakin mampu melewati masa sulit. Mungkin saja sudah tinggal kenangan di atas batu nisan.
"Seharusnya aku yang berterima kasih padamu. Kau hebat! Aku bangga padamu. Jika saja saat itu kau memilih menyerah. Mungkin saja aku tak akan pernah melihatmu lagi. Hidupku pasti kesepian, karena kau selalu menguatkanku." Balas Crystal menyeka airmata, merasa sangat terharu. Karena kehadiran gadis itu telah menyelamatkannya dari kegelapan dunia.
"Dasar cengeng!" Goda Eunseo menarik hidung Crystal, mereka menjadi semakin akrab. Bahkan orang-orang mengira, jika mereka sepasangan kekasih. Karena kadang mereka bersikap sangat mesra. Kedekatan mereka bahkan membuat Bona semakin khawatir. Ia sangat takut menyadari kenyataan jika Eunseo perlahan akan melupakan dirinya. Bona takut pada akhirnya Eunseo jatuh hati dan memilih Crystal.
Bahkan ia masih berharap Eunseo kembali dalam pelukannya seperti dulu. Bona hanya mampu memandangi kemesraan mereka dari kejauhan. Seharusnya dirinya yang membuat Eunseo tertawa lepas saat ini, bukan Crystal ataupun orang lain. Andai waktu bisa di ulang, ingin ia kembali dan mengulang semua kenangan manis itu. Kini yang tersisa hanya tangisan dalam diam. Bona menyesal, terlambat menyadarinya.
"Nona, selamat menikmati kopinya." Kata seorang pelayan, meletakkan secangkir kopi panas di depan Bona. Membuyarkan segala lamunan Bona. Perempuan itu pun keheranan, bahkan ia tak pernah memesan secangkir kopi. Tujuannya datang ke tempat itu, hanya ingin melihat Eunseo dan Crystal.
"Terima kasih. Maaf, tapi saya tidak pesan kopi."
"Kopi ini di pesan seseorang, spesial untuk Nona." Pelayan itu menunjuk ke arah meja Eunseo dan Crystal. Jelas Bona terkejut, bagaimana mereka tahu jika selama ini ia selalu mengikuti kegiatan mereka. Sekilas ia bisa melihat Crystal tersenyum.
Perempuan itu seperti ingin menunjukkan kepada Bona, jika Eunseo hidup dengan baik bersamanya. Crystal mampu memberikan apapun yang di butuhkan Eunseo. Ia menyakinkan Bona jika gadis itu telah bahagia sekarang. Namun hal yang membuat Bona semakin sedih adalah sikap Eunseo yang dingin. Dan gadis itu memilih untuk diam, seperti sengaja membuat dinding pemisah diantara mereka.
Setiap kali mereka bertemu, bahkan Eunseo tak mengucapkan sepatah kata pun, membuat Bona semakin gundah. Tak nyenyak tidur hanya karena selalu memikirkan sikap Eunseo yang telah berubah. Padahal Bona sangat berharap bisa kembali akrab namun kenyataannya sulit. Eunseo seperti tak mau memberi kesempatan sedikit saja untuk Bona bicara.
***
"Permisi. Bu, ada tamu yang ingin bertemu dengan anda." Kata Minju mengibaskan rambut, menarik liptint dari belahan dada. Kemudian memoles bibir, berkaca di layar ponsel.
"Siapa sih, Bu? Cakep bener. Kenalin dong, mintain Minju nomornya sekalian. Jomblo nih." Rayu sekretaris Bona mengedipkan mata, super genit. Bona sangat hapal betul jika tingkah Minju sudah aneh dan mulai kesurupan seperti ini. Pasti tamu Bona bukan orang sembarangan dan Minju selalu bersikap sama pada klien-klien Bona yang datang.
KAMU SEDANG MEMBACA
[18 ] AND STILL STUPID™ | Chapter II
Fanfiction"Will you love me? I swear I'll make you love me one day." | gxg |