[18] And Still Stupid |18

1.4K 128 22
                                    

"Berhenti! Mau kemana? Gembel sepertimu di larang masuk." Seorang satpam menghadang Eunseo, dengan suara menghina. Memandangi penampilan Eunseo dari atas kepala hingga ujung kaki. "Apa kau tidak bisa baca tulisan sebesar ini?!" Kata satpam itu, menunjuk papan gantung di pintu kaca.

"Pak, izinkan saya masuk ke dalam sebentar. Ini tentang hidup dan mati saya."

"Kau mau hidup atau pun mati, bukan urusan saya. Peraturan tetap peraturan, gembel bau seperti kau tak cocok ada disini. Cepat pergi! Sebelum Bos saya melihat kau berkeliaran disini."

"Itu dia masalahnya, Pak. Saya ingin bertemu Bos anda, jadi biarkan saya masuk."

"Tidak bisa!" Satpam itu menarik kasar bahu Eunseo, hingga gadis itu jatuh tersungkur di lantai. "Pak, saya mohon izinkan saya masuk. Ini tempat terakhir harapan saya." Eunseo memeluk kaki satpam itu memohon dengan penuh harapan.

"Saya bilang tidak bisa, ya tidak bisa!"

"Pak, saya benar-benar butuh pekerjaan ini untuk melanjutkan hidup saya. Saya mohon beri saya kesempatan." Eunseo mengusap airmata, benar-benar putus asa.

"Ada apa ini? Kenapa kalian membuat keributan di sini?" Kata Seorang gadis cantik nan elegan menghampiri mereka. Penasaran dengan apa yang sedang terjadi. Melerai perdebatan hebat antara Eunseo dan satpam, gadis itu begitu terkejut saat melihat Eunseo.

Sebentar, wajahnya begitu familiar. Sepertinya aku pernah melihat dia, tapi dimana? Gadis di klub itu, ah tidak mungkin. Tapi wajahnya begitu mirip, tidak mungkin mataku salah melihat.

"Non, kok bengong. Jangan khawatir, saya akan mengurus gembel ini. Silakan masuk!" Ujar satpam heran menggerakkan tangan di depan wajah Bosnya dan membuyarkan lamunan gadis itu.

"Saya akan mengurusnya sendiri. Bapak lanjutkan tugas yang lain!"

"Tapi Non, kedatangan dia merusak pemandangan. Seharusnya kita membuang dan mengembalikan dia ke asalnya, tempat sampah."

"Cukup! Apa kata-kata saya kurang jelas?"

"Baik, Non. Permisi." Satpam itu membungkuk badan,  meninggalkan gadis itu patuh. Eunseo mengamati penampilan gadis berparas cantik itu heran. "Kenapa melihatku seperti itu? Apa kau tak pernah melihat gembel sepertiku?" Tanya Eunseo risih.

"Hai! Apa kau tidak mengingatku? Coba ingat baik-baik wajahku."

"Aku tidak mengenalmu. Bukan urusanku juga harus ingat atau pun tidak wajahmu."

"Apa yang terjadi denganmu? Aku takjub, kau masih terlihat cantik meskipun penampilanmu ekstrim seperti ini."

"Apa yang kau bicarakan? Sudah ku katakan aku tidak mengenalmu, berhentilah bertingkah sok akrab denganku."

"Jika begitu mulai sekarang mari kita saling mengenal. Siapa namamu?" Gadis itu mengulurkan tangan, namun Eunseo menolak.
"Padahal aku pasti bisa membantumu keluar dari masalahmu. Kau sedang membutuhkan pekerjaan, kan? Bagaimana jika aku membantumu?" Ujar gadis memberikan penawaran.

"Aku bisa sendiri. Jadi aku tidak butuh bantuanmu."

"Hei!Jangan seperti itu. Aku kenal dekat dengan pemilik kedai ini, itu pun jika kau mau." Eunseo mencerna kata-kata gadis itu sejenak mulai berpikir, bukan ide buruk juga jika menerima kebaikan gadis itu.

"Baiklah."

"Kau setuju. Bagus! Sekarang kau ikut aku. Dan aku pastikan kau akan di terima kerja di kedai ini." Gadis itu menarik tangan Eunseo masuk kedai, namun Eunseo tak mau bergerak dan masih ragu-ragu.

"Kenapa? Kau berubah pikiran?!"

"Apa boleh aku masuk ke dalam dengan keadaan kotor seperti ini?" Gadis itu tersenyum dan mengangguk yakin. "Khusus untukmu pasti boleh. Tenang saja, pemiliknya teman baikku kok." Akhirnya Eunseo melangkahkan kaki memasuki kedai kopi dan duduk berhadapan dengan gadis itu.

[18 ] AND STILL STUPID™ | Chapter IITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang