***
"Aku tak bisa menandatanganinya." Kata Eunseo merobek berkas perceraian menolak.
Kemudian mengumpulkan sisa sobekan dan memasukkan kembali kedalam amplop cokelat.
"Tolong berikan pada Crystal!" Eunseo menyerahkan amplop pada Yoona.
"Harusnya kau senang, Crystal ingin berpisah denganmu. Dengan begitu kau bisa kembali pada Bona dengan mudah."
"Kalian tak bisa mengatur perasaanku."
"Lalu apa yang kau harapkan? Jelas-jelas Crystal sudah tak mau bertemu denganmu. Aku yakin dengan atau tanpa persetujuanmu. Crystal akan tetap melanjutkan gugatan cerai ini."
"Dia tak bisa memperlakukanku sesuka hatinya seperti ini. Aku bukan barang yang bisa di buang saat sudah tak dibutuhkan. Setidaknya dia harus berbicara jujur empat mata denganku."
"Kenapa kau tak bertanya langsung pada Crystal? Aku tak mau ikut campur masalah kalian. Baiklah, aku harus pergi." Yoona membenarkan selimut Eunseo.
Yoona menutup pintu meninggalkan gadis itu yang semakin terhanyut dalam kesedihan. Eunseo terus bertanya-tanya apa yang sebenarnya terjadi pada Crystal.
"Sejauh mana kau akan menghindariku dan melarikan diri. Jika kau benar-benar ingin bercerai denganku. Bicara langsung padaku." Teriak Eunseo menelepon Crystal, namun tak ada respons apapun dari wanita itu.
Crystal seakan sengaja bersikap bisu, mengabaikan semua keluhan Eunseo. wanita itu bahkan mengakhiri panggilan secara sepihak, membuat Eunseo semakin marah.
Karena tak tahan, Eunseo pun mencabut dan membuang semua selang infus di tubuh. Dengan tertatih, Eunseo menyelinap keluar dan melarikan diri dari Rumah Sakit. Rasanya ia tak bisa terus berdiam diri, Eunseo harus bertemu Crystal. Di pintu masuk Eunseo sempat berpapasan dengan Bona yang baru saja tiba.
Bona bermaksud ingin memberi kejutan pada Eunseo atas kebebasannya. Namun reaksi Eunseo sangat dingin saat melihat Bona. Tanpa bicara, Eunseo memilih bergegas pergi naik taksi dan mengabaikan kedatangan Bona.
"Apa sakitnya sudah membuatnya lupa ingatan? Bagaimana bisa Eunseo mengabaikanku? Apa dia rabun?" Gerutu Bona kesal, pertemuannya dengan Eunseo tak sesuai ekspektasi.
Mobil taksi berhenti di depan rumah besar Crystal. Eunseo meraba saku tubuh mencari sesuatu untuk membayar taksi, namun ia tak memiliki uang sepeserpun. Bahkan tak ada benda berharga yang bisa Eunseo jadikan jaminan. Hanya tinggal cincin pernikahan di jari manis. Eunseo melirik sepatu, harta terakhir miliknya. Dengan cepat Eunseo mencopot sepatu dan memberikannya pada sopir taksi.
KAMU SEDANG MEMBACA
[18 ] AND STILL STUPID™ | Chapter II
Fanfiction"Will you love me? I swear I'll make you love me one day." | gxg |