"Hai, cantik! Sepertinya kamu butuh teman minum." Seru seorang pria tampan nan atletis, ikut bergabung di meja Bona. Tangannya bergerak cepat menuangkan Diva Vodka mengisi gelas kosong Bona. "Dasar bodoh! Aku tidak butuh dirimu. Jangan menggangguku atau kau cari mati!" Bentak Bona setengah mabuk, dirinya masih kesal karena Eunseo mengabaikannya dan lebih memilih duduk bersama Heejin.
"Tenanglah. Aku tahu kamu butuh hiburan untuk meringankan segala masalahmu. Bagaimana jika kita bersenang-senang? Aku yakin kamu akan melupakan kesedihanmu." Rayu Juyeon membujuk Bona yang sedang patah hati. "Minggirlah! Jangan sentuh aku." Bona menepis tangan nakal Juyeon, pria itu berusaha mencuri kesempatan memeluk Bona.
"Ayolah! Jangan malu-malu. Aku tahu kamu butuh pelampiasan, aku bisa membantumu, Sayang."
"Diam atau ku robek mulut lo!"
"Daripada kamu sendirian meratapi kebodohanmu. Lebih baik kamu ikut denganku. Aku akan melayanimu dengan servis terbaikku."
"Aku tidak bodoh." Bona memijat pelipis, kepalanya semakin pusing. Eunseo yang sedang memperhatikan Bona sejak tadi, merasa sedikit khawatir. Terlebih ada seorang pria yang terus mengganggu Bona, pikirannya tak bisa tenang dan tak fokus berkencan.
"Kamu tidak mencobanya? Kamu harus coba, ini adalah minuman terbaik di klub ini." Ujar Heejin ingin menuangkan Tequilla Ley di gelas Eunseo namun gadis itu selalu menolaknya.
"Tidak, terimakasih. Strawberry Juice ini sudah cukup." Tolak Eunseo, menatap lurus kearah Bona yang tengah mabuk."Baiklah. Jika begitu aku akan menghabiskannya sendirian."
"Sayang, sepertinya aku tidak bisa lebih lama menemanimu."
"Kenapa? Ini masih sore, sayang. Aku nanti pasti antar kamu pulang kok." Protes Heejin tak mengizinkan Eunseo pulang lebih awal.
"Aku harus pulang."
"Alasannya? Kamu nggak suka ketemu aku? Atau jangan-jangan kamu nggak sayang sama aku."
"Bukan itu alasannya. Wajah Ibuku terus menyuruhku cepat pulang dari tempat terkutuk ini. Aku pulang dulu ya." Pamit Eunseo beranjak dari tempatnya, menerobos melewati orang-orang yang tengah mabuk dan menghampiri Bona.
"Tapi, Seo. Ah! menyebalkan. Jika tau begini aku tadi ikut ajakan Hyunjin." Gerutu Heejin, menenggak botol alkoholnya sebal."Jangan sentuh aku atau aku memukulmu." Bentak Bona mulai tak bisa mengendalikan dirinya. Wanita itu mendorong tubuh kekar Juyeon menjauh, pria itu terus memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan. "Lepaskan dia!" Eunseo menarik tubuh Bona kesisinya dan memperingatkan Juyeon agar mundur.
"Selamat bergabung, Cantik! Aku akan melepaskan dia, asal kamu mau menjadi gantinya. Bagaimana? Apa kamu setuju?" Juyeon tertawa senang, menemukan mainan cantik yang baru.
"Aku setuju asal langkahi dulu mayatku." Ucap Eunseo mendorong dada Juyeon dan menarik tangan Bona agar lari bersamanya."Ah, sial! Kamu pikir mudah lari dariku. Aku harus mendapatkan kalian." Juyeon bangkit dan mengejar mereka diantara kerumunan orang-orang. "Kalian mau kemana? Sampai ke ujung dunia sekalipun, aku akan menemukan kalian. Tidak perlu tergesa-gesa, santai saja. Mari kita nikmati pestanya." Ujar Juyeon berdiri menghalangi langkah Eunseo dan Bona.
"Kau menyebalkan sekali ya." Eunseo menyerang pria itu, bermaksud memberinya pelajaran namun serangannya meleset, Juyeon dapat membaca gerakkannya dengan mudah.
"Sudahlah. Tak perlu ada kekerasan diantara kita. Sayang sekali jika wajah cantik kalian nanti terluka."
"Jangan berpikir aku takut padamu. Lawan aku jika kau lelaki sejati."
"Kamu meragukan kejantananku? Jika kamu ingin bukti, ayo kita tuntaskan semuanya dalam kamar."
"Cuih! Dasar otak mesum! Aku tidak tertarik dengan pria sampah sepertimu."
KAMU SEDANG MEMBACA
[18 ] AND STILL STUPID™ | Chapter II
Fanfic"Will you love me? I swear I'll make you love me one day." | gxg |