^ ^ ^
"Jangan egois, bagaimana pun dia adikmu. Satu-satunya keluargamu. Jangan sampai kau menyesal nanti dan kehilangan kesempatan memperbaiki hubungan kalian." Ujar Yoona menasehati Crystal.
"Entahlah, aku masih tak bisa menerima dia sebagai adikku. Apa yang harus aku lakukan?"
"Bagaimana pun Eunseo harus tahu kebenarannya. Akan sampai kapan kau tetap merahasiakannya? Dan yang terburuk jika Eunseo tahu sendiri dari orang lain. Kau harus segera memberitahunya, jika tidak semuanya akan menjadi semakin sulit."
"Aku tahu. Hanya saja bagaimana aku mengatakannya? Aku tak bisa. Ini sangat rumit."
"Jika aku yang bicara, Eunseo pasti sangat kecewa padamu. Pelan-pelan saja, kau pasti bisa."
"Rasanya aku ingin menghilang saja."
Crystal sangat putus asa, ia tak tahu harus bersikap bagaimana menghadapi Eunseo. Ia sangat marah dengan dirinya sendiri, karena tak mampu mengatakan yang sebenarnya. Yoona pun tak bisa berbuat banyak membantu Crystal.
***
Eunseo terduduk lesu di trotoar, menopang wajah dan melamun. Kakinya sudah sangat letih dan sakit, Eunseo memutuskan beristirahat.
"Semua orang sangat beruntung memiliki orang tua dan keluarga. Sedangkan aku, jangankan keluarga. Wajah ibu dan ayahku pun aku tidak tahu.
Apakah aku memang terlahir menjadi gembel? Rasanya aku ingin kembali menjadi anak kecil saja. Dunia ini sangat kejam, bahkan tak ada yang benar-benar menginginkanku. Semuanya palsu."Eunseo berusaha tetap tegar, menyakinkan diri jika ia akan baik-baik saja. Diantara semua orang yang tak mencintainya.
"Ambillah!"
Bona menyerahkan sekotak roti dan kopi hangat pada Eunseo, ikut duduk di trotoar. Eunseo sejenak menatap Bona bingung. Sikap Bona bahkan tak bisa di tebak. Terkadang marah-marah tak jelas, lalu dengan cepat berubah menjadi baik dan bersikap manis.
"Aku tidak lapar."
"Aku sengaja membelinya spesial untukmu. Aku sangat marah kalau kau menolaknya."
"Bukankah kau membenciku?"
"Ya, memang aku sangat kesal padamu. Tapi aku tak bisa marah padamu."
Bona menanggalkan blazer dan memakaikannya pada Eunseo.
"Maafkan aku." Kata Bona sangat menyesal, memeluk Eunseo.
"Bukankah kau ingin berkencan dengan Tae Ri? Kenapa mengikutiku?"
"Bodoh! Jika aku tidak mengikutimu, aku takut kau bunuh diri karena aku."
"Jangan konyol. Aku tak mungkin bertindak sejauh itu."
Bona membenarkan anak rambut Eunseo, seraya membelai lembut wajah yang sangat ia rindukan.
"Kenapa? Ada yang aneh dengan wajahku?" Tanya Eunseo heran melihat Bona tersenyum-senyum sendiri seperti pasien Rumah Sakit Jiwa baru.
KAMU SEDANG MEMBACA
[18 ] AND STILL STUPID™ | Chapter II
Fiksi Penggemar"Will you love me? I swear I'll make you love me one day." | gxg |