Awalnya Eunseo menolak untuk kembali bersekolah karena ia merasa tak ada gunanya tetap sekolah. Eunseo berniat ingin fokus bekerja agar bisa hidup mandiri. Setidaknya ia tak terus-menerus hidup bergantung pada Crystal. Gadis itu sedang membulatkan tekadnya, tak mau memikirkan Bona lagi. Bahkan ia tak berniat ingin pulang sedikit pun ke rumah mereka. Ia terlanjur patah hati, sulit baginya memaafkan kesalahan Bona kali ini. Ia butuh waktu panjang untuk memutuskan jalan terbaik hubungan mereka.
Entahlah Eunseo tak mau memikirkannya. Mungkin lebih baik jika ia pura-pura lupa saja.Namun keinginannya untuk berhenti sekolah di tentang keras oleh Crystal. Wanita cantik itu tetap memaksanya untuk tetap sekolah. Walau Eunseo sudah menjelaskan panjang lebar alasannya. Crystal tetap tak mau mendengarkan, membuat Eunseo tak punya pilihan untuk menolak lagi.
"Baiklah aku akan berangkat sekolah. Namun aku ada satu permintaan."
"Silakan. Kau ingin apa?"
"Aku tak mau tinggal gratis di rumahmu. Ijinkan tetap bekerja, aku bisa mengerjakannya sepulang sekolah."
"Jika aku tak mengabulkan permintaanmu, bagaimana?"
"Jika kau keberatan aku tinggal di rumahmu. Aku akan pergi mencari tempat lain."
"Bocah kecil ini, kenapa kau jadi pemarah sekali? Aku tak akan pernah mengijinkanmu pergi kemana pun. Apa gunanya aku kaya, jika menampungmu saja tak mampu. Baiklah. Terserah kau saja."
"Siap, Boss." Eunseo tersenyum lebar dan memberi hormat pada Crystal, sebagai ungkapan terima kasih.
"Jangan mengecewakanku." Wanita itu merapikan seragam Eunseo dan memberikan beberapa lembar uang.
"Apa ini?" Eunseo menolak menerimanya."Ambil saja. Mungkin nanti kau membutuhkannya. Anggap ini gaji pertamamu."
"Tidak. Bahkan aku belum bekerja. Aku tak bisa menerimanya."
"Kau keras kepala sekali yaa. Jika kau menolak, anggap saja aku memberi hadiah hari ini." Crystal memaksa dan memasukkan uang di saku Eunseo.
"Belajar yang rajin, anak manis. Jika perlu bantuan, kau bisa menghubungiku." Kata Crystal keluar dari mobil, membukakan pintu untuk Eunseo."Hati-hati, Bu Boss." Teriak Eunseo melambaikan tangan. Mobil Crystal pun hilang dari pandangan. Gadis itu terdiam mematung di depan gerbang sekolah. Ini adalah hari pertamanya kembali ke sekolah, mungkin akan menjadi hari yang sangat sibuk untuk Eunseo.
"Kembaran Kekey, melaporkan target muncul memasuki sekolah, Bos. Ciri-ciri berseragam sekolah merah maroon, rambut panjang curly, mata sipit, hidung pinokio. Tidak bantet dan tidak jelek. Tapi jika di perhatikan lebih dekat, masih cakepan saya kemana-mana. Bos, yakin itu beneran pacarnya."
"Eh, ikan julung-julung! Pantau dia jangan sampai lolos. Tapi ingat jangan sampai kalian ketahuan."
"Ya ampun, Bos. Body montok dan cantik begini masa di katain ikan julung-julung sih. Jahat kali."
"Heleh! Pokoknya saya nggak mau tahu. Dapatkan informasi sedetail mungkin tentang dia atau kamu saya pecat."
"Dasar Bos tak berprihatinan! Repot banget hidupnya. Pacar sendiri aja udah kayak teroris. Gerah shaay!" Ujar Soobin mengambil kaca dan membenarkan dandannya yang luntur karena terpapar matahari. Tak lupa menyematkan kacamata hitam agar terlihat gaul dan berkelas. Setidaknya walau hanya menyamar jadi anak SMA. Soobin jelas harus tampil memukau dan terdepan.
Soobin melangkahkan kaki, berjalan lenggak-lenggok sok cantik dan centil di koridor. Ratusan pasang mata tertuju kepadanya, mereka semua merasa aneh. Bagaimana bisa ada siswi senorak Soobin masuk ke sekolah mereka.
"Hai! Nggak usah malu-malu, sini kita selfie bareng." Kata Soobin menyambar ponsel salah satu siswi dan mengambil selfie, sok artis.
"Jangan di hapus ya. Apa mau sekalian minta tanda tangan?" Gadis itu berpose sok imut, semua orang pun memalingkan wajah berpura-pura tak melihatnya.
"Huuh! Dasar norak!" Semua siswi membubarkan diri meninggalkan Soobin.
KAMU SEDANG MEMBACA
[18 ] AND STILL STUPID™ | Chapter II
Fanfic"Will you love me? I swear I'll make you love me one day." | gxg |