DUA PULUH

11.9K 644 16
                                    

20. KEJAYAAN ALTERIO

Gais komen dong, aku pengen dapet notif komen dari kalian.

Pasti aku cepet up terus kalau kalian komen juga


14.30 WIB, kobaran semangat membara di setiap kepala seorang anak muda dengan garis pipi terbuat dari tinta emas bergaris dua. Jaket jeans berwarna grey berlambang Singa bermahkota dengan sorot mata tajam membuat Alterio semakin terlihat menguasai.

Saka berjalan kedepan membawa satu tongkat berukuran setengah meter, di paling atas terdapat bendera Alterio, memimpin puluhan anak manusia yang sudah haus akan pertempuran. Saka tersenyum seringai, mata tajamnya menembus dada Govan yang tegap.

Govan berdecih. "Cemen," Ujarnya menarik jempol kebawah memberi kode jika Alterio hanya musuh kecil untuk Vermin.

Saka mengetuk-ketuk tongkat itu ditanah, guratan gigi terdengar ngilu, dan rahangnya yang tegas seolah memberi intruksi jika Saka tak mau diremehkan seperti in.

"B-a-j-i-n-g-a-n !!" Ejra Saka tegas, Govan membuka matanya lebar, tapi tak mau jika dia juga diremehkan. Laki-laki itu kini membawa tongkat baseball yang ia sandarkan di pundak kanannya.

Regar maju satu langkah, menipiskan jarak antara Saka dan dirinya. Laki-laki itu membisikan sesuatu ditelinga saka.

Satu detik kemudian, Saka mengangguk faham.

"Mau lo apa?" Tanya Saka menatap Govan tajam.

"Lo minta maaf sama gue sekarang!"

Saka terkekeh, tapi kekehannya terdengar merendahkan Govan. Bagaimana saka bisa menuruti perintah Govan yang mustahil untuknya.

"Gue," Saka menunjuk dirinya sendiri. "Pusaka aji Pangestu ketua Alterio dengan ini menyatakan pertempuran dengan Vermin yang dipimpin oleh Govan, tanpa di bantah dan tanpa adanya kecuali."

Sorak gemuruh seluruh anggota Alterio dibelakang Saka yang jumlahnya puluhan orang dari berbagai sekolah ternama semakin menambah betapa hebatnya Alterio ditangan Saka.

Govan menelan salivanya, rasa gugup menjalar di aliran darahnya. Sesekali Govan melirik sekitar, mencari titik terang dari gelapnya masa depan yang tengah Govan rasakan saat ini.

"Bagaimana, Govan ketua dari Vermin?" Tanya Saka menegaskan.

"Oke!"

Saka tersenyum puas, akhirnya apa yang Saka inginkan kini menjadi nyata. Jika selama ini laki-laki itu menahan diri untuk tidak melakukan hal yang merugikan, tapi atas nama Lingga dan kejadian yang menimpanya membuat Saka dan seluruh anggota Alterio mengibarkan bendera Perang.

Saka mengangkat kaki, mendorong tubuh Govan dengan brutal, Govan terhuyung. Dengan sigap laki-laki itu berdiri dan membalas dengan hentakan tangan yang berisi tongkat basseball ke arah saka.

"Brengsek!" Saka menyeka darah di sekitar wajahnya, bibirnya mulai terasa anyir oleh tetesan darah yang keluar dari sudut bibir kanan karena hentakan tongkat basseball.

Saka tak mau kalah, laki-laki itu menarik bendera Alterio hingga lepas dan mengaitkan di tangan kanan, dengan penuh dendam Saka meninju setiap inci tubuh Govan tanpa rasa ampun.

Tongkat yang ia tinggalkan begitu saja di ambil alih oleh Ezra yang sudah menyimpan dendam kepada Gerio, manusia keji yang memukul Lingga pagi tadi.

Ezra melayangkan Tongkat dan menggebuk tubuh Gerio dengan brutal, bahkan tulang tangan Gerio rasanya terpisah menjadi dua.

Gerio terkapar di tanah, dengan wajah babak belur, dan tubuh yang terdapat luka membiru, Ezra merunduk, menarik kerah baju Gerio dengan sorot mata membunuh.

"Gue pengen bunuh lo, tapi gue tahan demi Lingga. Siapa yang berani nyentuh Lingga sekali lagi, jiwa psikopat gue bakalan keluar!!" Ezra sekali lagi menendang perut Gerio.

Gerio merintih kesakitan, darah segar keluar dari mulutnya, menyembur dan menyiksa tubuh Gerio.

Gani tak lagi main-main kali ini, laki-laki itu tetap pada posisi nyalang. Membawa silet kecil yang ia simpan di jari telunjuk, dengan lihai menyayat tangan lawan hingga darah mengucur tak henti. Gani tersenyum smrik, tetesan keringatnya mengingatkan pada Lingga yang membantunya mengangkat 20 galon untuk sumbangan bencana alam.

Gani maju kearah Lobi, sang tersangka yang menghujani Lingga tinjuan ketika Lingga sudah tak sadarkan diri. "Gue emang gak pernah serius," Gani menyorot mata Lobi. "Tapi kali ini gue mau bunuh lo!"

Srettttt "Arrggghhhhhhh!!" Erang Lobi ketika wajahnya disayat dengan indah oleh Gani.

Regar membawa balok kecil. Berjalan tengil dengan beberapa lawan yang mengitarinya. Regar bersikap tenang, mencari strategi untuknya melindungi diri. Laki-laki itu dengan sikap angkuhnya berlari dan melompat ke satu persatu dada lawan disekitarnya.

Mendorong dan memukul dengan balok ditangan kanannya. Satu persatu lawannya gugur.

Delio, pangeran sex yang tak lagi membicarakan tentang sex, laki-laki itu duduk bersila membawa gunting kecil yang ia putar di jari terlunjuk.

Lio berdecih. "Gue paling benci kalau temen gue diserang tanpa strategi!" ujarnya lalu berdiri dan menusuk bagian tubuh tertentu 10 orang didepannya.

Darah mereka menyapa wajah ganteng milik Delio, Delio mengusapnya dengan kasar, terasa jijik tapi terlihat menyenangkan. Lihatlah betapa ganasnya Alterio jika sidah dititik murka.

Saka yang tak henti memberi tinjuan, sayatan, tusukan, dan bahkan tendangan untuk ketua Vermin yakni Govan. Gani sang laki-laki polos sudah berhasil memberi tato permanen untuk beberapa orang Vermin, Ezra dengan ganas memukul tubuh Gerio hingga membuatnya tak sadarkan diri.

Regar juga sudah memberi pelajaran kepada wajah-wajah tengil sang pelopor kemurkaan mereka.

Delio yang bangga atas keberhasilan dirinya menyapa setiap inci bagian tubuh beberapa manusia dengan tusukan dalam yang tercipta dari tajamnya gunting kecil ditangan kanan Lio.

Lapangan Sidogapti, menjadi saksi bisu betapa murkanya Alterio ditangan Saka. Saka sudah memperingati tapi Vermin semakin membangunkan jiwa membunuh diantara mereka.

Puluhan anak buah Govan sudah tersungkur dan bahkan ada yang tak sadarkan diri termasuk Gerio.

Saka tersenyum Bangga, dengan kekuasaannya, dia mampu melumpuhkan Vermin hanya butuh waktu 30 menit. Semua anggota Alterio bersorak ramai menembus gendang telinga Saka.

Peluh dan darah yang mengucur menjadi bukti jika Saka benar-benar tak main-main kali ini.

Saka maju satu langkah, didepan Govan yang menyentuh dadanya nyeri, Saka menarik kerah baju Govan dengan kasar, memberi peringatan jika ada lagi anggotanya yang menyerang Alterio tanpa startegi.

"Gue gak suka diremehin, gue bukan orang yang sembarangan maafin orang. Kalau lo pengen hidup, jangan buat gue marah. Lo lupa siapa gue dan ada apa di aliran darah gue!"

Brughhhh!!

"Arghhhhhh." Govan mengerang, kaki kananya dengan keras ditendang oleh Saka hingga bunyi patahan tulang terdengar ditelinganya.

Saka kembali, memutar badannya kebelakang, melihat satu persatu anggota inti Alterio terkecuali Lingga yang masih di rumah sakit.

Regar, Delio, Ezra , dan Gani tersenyum puas didepan Saka. Jiwa-jiwa pembunuh mulai kembali ke semula. Rasa ambisi untuk mengoyak daging seseorang, kini sudah tak ada lagi.

"Kita berhasil," ujar Regar sang wakil yang menepuk pundak ketuanya bangga.

Saka menarik bibir kanannya keatas, melihat puluhan manusia yang berdiri depannya dengan wajah yang bermacam bentuk luka.

"ALTERIO!!"

"MENUNDUK UNTUK MENANG!!" Jawab semuanya membuat dada Govan semakin emosi, Govan tak mau kalah dalam pertempuran ini, tapi takdir yang menyuruhnya untuk tetap bungkam.

Mungkin di hari lain, Govan dan seluruh anggota Vermin akan menyerang kembali Alterio tanpa rasa ampun, dan Alterio sudah pasti akan menerima dan meladeni setiap tindakan Vermin kepadanya termasuk Saka yang sudah haus akan membunuh.

TBC......

KUPU-KUPU HITAM (End) ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang