D E L A P A N B E L A S

12K 570 15
                                    

"Pergi lo, Gak usah deket gue!" Gani menghindari kontak fisik dengan Regar, laki-laki itu berjalan mendekati Saka.

"Gani ngambul gais," jawab Regar lalu tertawa terbahak. Sedangkan Gani sudah memanyunkan bibirnya kesal.

"Kenapa?" Delio yang baru datang, membawa tas ransel hitam dan entah didalamnya terisi alat tulis sekolah atau alat kontrasepsi (kondom).

"Gak tau deh, benci gue sama Regar!" Gani menghindari tatapan Regar, bahkan Regar yang hendak mendekap tubuhnya dengan sigap Gani melompat ke samping agar Regar tak sampai menyentuhnya.

Regar tertawa melihat betapa gemasnya seorang Gani. Karena ulah nya semalam, Gani menjadi sasaran Saka, sedangkan Saka duduk di singgah sananya dengan santai tak memperdulikan keributan teman-temannya.

"Lo sih sembarangan, untung Saka gak ninju karung Goni."

"Tau tu si Regar emang selalu jahat sama gue," ujarnya yang masih menyebikkan bibirnya.

"Ya maaf Gan, abis lo gemesin kayak kecoa dapur sih!"

Gani mendelik, dari segi apa seekor kecoa terlihat gemas dimata Regar.

"Gemes dari mananya. Kecoa itu menggelikan!" jawabnya sewot. Regar hanya terkekeh melihat kepolosan Gani yang terang-terangan.

"BANG.. BANG SAKA!"

Brughh!!

Dia tersungkur dengan lutut yang kotor akibat gesekan lantai.
"Duh anjing! pakai acara keserimpet sepatu segala bangsat!" Gerutu kesalnya.

Semua menoleh ke arah sumber suara, seorang laki-laki datang dengan tergesa-gesa. Membuat Saka dan ketiga temannya menatapnya bingung.

Saka menegakkan tubuhnya, menatap laki-laki itu dengan tenang.

"BANG GAWAT!"

"Apaan bangsat cepet ngomong. Gue emosi!" Regar menggeplak kepalanya. Sedangkan sang empu meringis kesal.

"Regar!" peringat Saka tenang. Regar mengangguk.

"Bentar bang, napas gue putus kayak hubungan gue," ujar Libra, si mata-mata Saka yang setia dengan informasi real-nya.

Libra masih memegang dadanya yang naik turun akibat berlarian dari gerbang depan menuju kelas Saka.

"Demi saus tar-tar, gue pengen bunuh orang!" sahut Delio yang sudah meregangkan otot tangannya.

"Libra kenapa ?" Ujar Gani mendekati Libra, dan meneliti wajah Libra dengan detail.

Libra menepis tangan Gani, ia merasa ambigu sudah di raba-raba seperti ini. "Lepasin bang, geli. Gak ada yang boleh nyentuh wajah ganteng gue!"

Regar maju kedepan dan mengusap wajah Libra dengan kasar, membuatnya berteriak kesurupan.

"Anjing yaa kau!"

"Apa, berani sama gue lo?!"

Libra nyengir dan menunjukan deretan giginya yang gingsul, duh manisnya. "Canda bang."

"Jadi?" Ujar Saka yang mulai tak sabar.

Libra mendekati Saka, menatap saka dengan serius, bahkan sorot matanya sudah bisa Saka tebak, jika ini informasi penting untuknya.

"Bang Lingga sama bang Ezra masuk rumah sakit."

🥀🥀🥀🥀

"WISKA, BALIKIN BUKU GUE!" Fenita sudah teriak-teriak dipagi hari, lihatlah betapa menggemaskannya seorang Fenita sampai Wiska ingin sekali menjambak rambutnya.

KUPU-KUPU HITAM (End) ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang