EMPAT PULUH LIMA

10.1K 503 145
                                    

Maaf kemarin dikit aja chpternya, kurang panjang sih.

Sekarang mamak panjangin

Dan kalian jangan nanges.

Lingga menyibakkan anak rambut milik Wiska dibelakang telinga. Dengan senyum yang manis, Wiska membalas senyuman itu.

"Ada apa ih kak? Tumben senyum-senyum." Tanya Wiska penasaran, pasalnya Lingga bukan orang yang gampang menebar senyum.

"Pengen nikah juga."

Taakk
Sentilan mendarat di kening Lingga, Lingga mengaduh, mengelus keningnya yang nyeri.

"Gak usah aneh-aneh deh kak, sekolah dulu yang rajin, Wiska pengen ngejar cita-cita Wiska dulu!" omel Wiska yang malah mendapat kekehan dari Lingga.

Mereka berdua kini berada didalam ruangan tak terlalu kecil juga tak terlalu besar, apartemen milik Lingga. Memang tadi dia tak langsung mengantarkan Wiska pulang, tapi lebih dulu ke apartemen miliknya.

"Lo cantik banget." jujur Lingga membuat pipi Wiska seketika bersemu, hal yang paling Wiska sukai selain bersama kakaknya adalah mendengar tutur lembut dari Lingga.

Wiska memukul pundak Lingga pelan.

"Duh sakit." Goda Lingga yang malah mendapat tatapan biasa saja dari Wiska.

"Kamu sayang gak sama aku?"

Wiska terdiam.

"Hah kamu?"

Lingga mengangguk sembari menatap mata Wiska. "Kamu siapa maksut kakak ?"

"Wiska. "

"Hah? Apanya sih kak?"

"Emang gak boleh manggil pacar sendiri dengan aku-kamu?"

Wiska mengerjapkan mata dua kali, apa ini?
Aku-kamu?
Tiba-tiba?

"Wiska," panggil Lingga lembut menyadarkan lamunan Wiska.

"B-boleh sih," Jawab Wiska merasa gugub, kenapa Lingga selalu membuatnya tak karuan. Wiska masih menatap mata Lingga dan Lingga membalas tatapan itu.

Shit, pacar gue ganteng juga ternyata, kemana aja gue selama ini

Wiska, tak sadar kah kamu kalau pacarmu incaran semua orang?

Lingga menatap Wiska dalam begitupun Wiska, tatapan mereka semakin membuat keduanya terbang, tiba-tiba Lingga mendekatkan wajahnya, menarik tengkuk Wiska dengan lembut. Wiska tak sadar.

Cup.

Benda kenyal menempel di bibirnya, Wiska membelalakkan matanya. Sedangkan Lingga tersenyum melihat gadisnya yang terkejut.

"Hei, are you okay?"

Wiska masih terdiam.

"Wiska," panggil Lingga lembut tapi tak memudarkan lamunan Wiska.

"Wiska," Lingga menepuk pipi Wiska pelan, Wiska terkejut.

"Kak.." ujarnya dengan tatapan yang membuat Lingga tak tau harus bagaimana.

"Ada apa ?"

Wiska menatap Lingga dalam, gadis itu menelan salivanya pelan sebelum membuka suara kembali.

"Kak, kita ciuman?"Lingga seketika memecah tawa, sungguh gadisnya sepolos ini.

Tak dapat Lingga bayangkan sebelumnya jika Wiska sepolos ini, syukurlah Lingga mendapatkan Wiska lebih dulu.

KUPU-KUPU HITAM (End) ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang