EMPAT PULUH TIGA

12.5K 695 255
                                    

Sebelum mendekati end.

Alangkah baiknya kalau mamak nerbangin kalian dulu, terus mamak jatuh kan deh ahahahahahahahahahhaa

Nanti nanges!!

Canda baby....

Muaaahh

Sayang kalian banget

Saka duduk dikursi pojok seperti biasa, dengan wajah yang membuat teman-temannya penasaran, laki-laki itu tampak terlihat melamun.

"Kenapa lo?" Tanya Regar yang duduk diatas meja. Saka hanya melirik lalu kembali memainkan pulpen faster F3 dengan cover berwarna merah tapi bertinta hitam dengan tanganya.

"Bisu lo," ujar Regar kembali yang tak merasa dirinya diperdulikan.

Gani datang dari kantin membawa es teh Boba kesukaan Saka

kalian yang gak percaya, nih mamak hbis beli es teh Boba wkkwkw

"Nih es lo," kata Gani sembari memberikan satu kresek berisi satu cup es teh Boba kesukaan Saka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Nih es lo," kata Gani sembari memberikan satu kresek berisi satu cup es teh Boba kesukaan Saka.

Saka meraihnya lalu menusuk cup menggunakan pipet besar dan menyedotnya dengan nikmat, entah referensi dari mana, Saka bisa menggilai es teh ini.

"Ka club' gak?" Tanya Lio berdiri didepannya.

Saka menoleh menatap Lio dengan mulut yang masih penuh dengan pipet.

"Mana mau Saka ke club' orang bucinnya udah di rumah." Sahut Regar didepan Saka.

Gani menggaruk kepalanya, memikirkan sesuatu yang mengangguk otaknya, hingga satu lontaran kalimat membuat Regar mendengus.

"Gar, bucin itu apa sih?"  Tanya Gani dengan polosnya.

Regar menoleh, menatap Gani dengan datar, seolah merasa tertekan, Regar mengelus dadanya tabah. "Setabah ini gue punya temen modelan karung goni." Katanya sembari menghembuskan napas.

"Gue kan tanya Gar, emang gue salah?"

Regar tersenyum, merangkul pundak Gani dengan sabar, sesekali tangannya mengelus pundak Gani hingga membuat tubuh Gani seketika merinding tak karuan.

"Gar jangan rangkul gue Gar, gue merinding." Tolak Gani sembari melepas rangkulan Regar di pundaknya.

"Punya titid kok baperan." Gani membuka matanya lebar. Tidak mengerti apa yang dikatakan oleh Regar.

"Titid apa?"

Regar melirik bagian sensitif Gani, Gani mengikuti arah pandang Regar, Gani seketika menutup senapannya dengan kedua tangan dan membalikan badannya kebelakang.

KUPU-KUPU HITAM (End) ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang