S E M B I L A N

37.9K 1.1K 55
                                    

Dengan rok minim dan make up tebal nan menggoda, Gesa tertawa riang bersama beberapa laki-laki dewasa di satu meja bulat dengan isian berbagai macam minuman keras dan cemilan. Disana sudah ada Zia dan Yein yang seperti biasa melayani para tamu dengan jalang.

"Gesa kamu cantik sekali," ujar Argan, laki-laki hidung belang dengan dompet tebal tapi terlihat menjijikan Dimata Gesa, Gesa tertawa lalu tersenyum ramah disampingnya.

"Om, disini ada tiga orang yang cantik." Gesa menatap Zia dan Yein.

Zia terkekeh kesal. Lihatlah betapa memujanya seorang Gesa dihadapan tamu, sedangkan dia, yang dulunya adalah primadona club' kini terganti ketika Gesa masuk kedalam dunia malam. "Cantikan gue," Ujarnya lalu meneguk beer dalam sekali tegukan.

Yein hanya menggeleng dengan tingkah laku temannya, Yein lebih tak memperdulikan bagaimana sikap tamu kepadanya. Asalkan penghasilan dia tak pernah berkurang itu sudah lebih dari cukup.

Argan terkekeh, lalu memeluk pinggang Zia yang berada disamping kirinya, sesekali matanya melirik gundukan besar milik Zia. Sedangkan Gesa berada disamping Kanan.

"Kamu juga cantik baby, cantik banget," Ucap Argan begitu menggelikan ditelinga Gesa.

"Om, Zia itu paling cantik disini, bukan Gesa. Masak mata om gak bisa liat sih?" Zia kesal dengan semuanya. Kenapa satu persatu tamunya jatuh di pelukan Gesa?

Argan semakin mengeratkan cengkraman pada pinggang Zia, membuat Zia menggeliat kecil. Desiran hebat mulai merambah ditubuhnya.

Zia menoleh menatap Argan, Argan tersenyum menjijikan, lalu mengangguk. "Sekarang?"

Zia tersenyum lalu mengalungkan kedua tangannya di leher Argan. mereka berdua berdiri dan beranjak pergi dari sana. Sudah dapat dipastikan apa yang akan mereka perbuat. Ah sudahlah tak perlu dijelaskan detail.

Ketika Gesa sedang asik berbincang, seseorang datang menghampiri Gesa dan membisikan sesuatu.

"Om, Gesa permisi sebentar ya ?" Ujarnya kepada para tamu lalu menatap Yein. "Yein gue kesana bentar yaa?" Yein mengangguk.

"Ada apa mami ?" Indi berdiri, membenarkan rok nya yang sedikit terangkat lalu tersenyum dan mengelus pundak Gesa tanpa mengatakan apapun. Setelah itu pergi dari hadapan Gesa dan Saka.

Gesa menatap Saka yang duduk santai di sofa itu. "Gue udah bilang, gue gak nglayanin anak SMA."

Saka tak menjawab, laki-laki itu hanya menatap Gesa dengan teduh, bahkan Gesa saja tak tau apa yang ada di otak laki-laki ini.

"Kalau cuman diem mending lo pulang aja deh, gue banyak kerjaan!" Ucap Gesa lalu berniat melangkahkan kakinya pergi meninggalkan Saka. Tapi Saka dengan cepat mencekal pergelangan Gesa.

Gesa berhenti, memutar badannya kebelakang, lebih tepatnya ke arah Saka yang tingginya melebihi tubuhnya.

Saka memutar tubuh Gesa, menepiskan jarak antara dinding dan tubuh indah Gesa. Saka mendekatkan wajahnya, deru nafas jalang tercium di indra pembaunya. Begitupun dengan Gesa yang menghirup dalam aroma Maskulin dari tubuh Saka.

"Sebentar saja, gue mohon," ujar Saka lirih di telinga Gesa. Tubuh Gesa rasanya melemas. Aliran darah yang seketika berdesir hebat menciptakan rasa hangat di sekujur tubuhnya.

Hingga Saka yang menarik tangannya pun tak dapat Gesa rasakan, seolah tubuhnya sudah disetting tidak memberontak seperti biasa.

Saka membawa Gesa masuk kedalam sebuah kamar yang lumayan luas, kamar VVIP yang biasa Saka pesan. Kamar mewah hanya khusus untuk Saka seorang, bahkan Delio sang pangeran sex saja tak bisa seperti ini.

KUPU-KUPU HITAM (End) ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang