{ 14 }

3K 161 4
                                    


























Yang lain mulai berpencar. Gigi berjalan ke arah kiri bagunan, sebagian dari mereka dengan sigap memasang bom waktu.

Brak

Pintu terbuka menampilkan berbagai senjata.

" Gila! Ini barang kan yang kemarin sempet gempar. "

" Jadi mereka yang curi. " Ben. Lelaki tengil nan barbar itu berada di kubu Gigi. Dia salah satu anggota inti juga.

Matanya meliar melihat hanya ada beberapa anggota yang berjaga di sana.

Ekspetasi mereka meleset jauh. Di ruangan ini nyatanya tak di jaga seketat yang di bayangkan. Gigi mulai menembak orang-orang di sana.

Bugh

Dia menendang musuh yang berada di belakangnya. Matanya menghunus tajam. " Sial! Sepertinya mereka sudah tahu markasnya di kepung. "

" Capat Ben. Kita harus susul Angel ke atas. Ini jebakan. "

" Mati lo bangsat. " Ben masih sibuk menendang sang musuh. Kepalang kesal sepertinya.

" Buru Ben. " Gigi berteriak kembali. Gadis itu mulai meninggalkan ruangan penyimpanan. Dia harus segara munyusul Angel.

" Urus sisanya. Jangan sia-siakan barang-barang yang ada di sini. " Matanya menatap dingin para bawahan. Ben mulai menyusul Gigi.

Hoho barang sebagus itu tak boleh di sia-siakan kan? Apalagi ada beberapa persenjataan yang mereka curi dari Black Angel.

" Cek cek lo semua ada di mana? " Novan berbicara lewat walkie talkie. Lelaki itu berjalan santai lorong bersama yang lain. Dia ada di sisi kanan gedung, tempat ruangan khusus gengster monster.

" Gue lagi nyusul Angel sama Gigi. " Suara putus-putus Ben terdengar. Lelaki itu begitu santai sembari bertarung dengan musuh.

" Rial? Lo di mana? Kita harus cepet-cepet nyusul Angel. Ini jebakan. " Novan panik. Bagaimana ini? Ben sepertinya masih mengurusi musuh. Tinggal Rial harapan Novan saat ini.

Bangun yang terlihat sederhana dari luar itu nyatanya bagaikan labirin. Banyak lorong-lorong bercabang membuatnya harus lebih hati-hati. Novan akui mereka pintar meski hanya gengster kecil.

" Gue udah deket sama Angel. Lo semu— ANGEL AWAL. " Suara Rial berteriak setelahnya Novan tak lagi bisa mendengar apapun.

Gawat. Angel pasti sedang dalam bahaya.

" Tebas semua musuh yang menghalangi kita. Cari Angel sekrang juga. CEPAT! " Matanya menggelep dengan aura yang mencekam. Lelaki itu dengan langkah lebarnya menebarkan aura menyesakkan bagi siapapun yang menghalangi jalannya.

Di sisi Rial. Dia sepertinya yang paling gampang masuk. Dari arah depan tak ada siapapun yang berjaga hanya ada beberapa orang yang bermain jartu juga minum-minum.

Ada apa dengan gengster monter ini? Kenapa penjagaan mereka begitu mudah?

" ANGEL AWAS. "

Dor

Dor

Di ruangan yang luas itu, di tengah para mayat yang bersimpah darah, Queen mematung. Memejamkan matanya takut. Dadanya berdetak dua kali lebih cepat dari biasanya.

Hampir saja, hampir dia terkena tembakkan sebelum ada peluru lain yang menembaknya. Membuat tembakkan musuh meleset saat itu juga.

Bugh

I'm A QueenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang