{ 36 }

1.3K 48 3
                                    

" apa yang harus ku mengerti?? "

-Agam Albert A.A










Seorang laki-laki menelungkupkan kepalanya di meja. Ia mendongak menatap kelas yang terasa sunyi, bagaimana tidak sunyi? Semua siswa maupun siswi berhamburan menuju kantin. Berbeda dengan dirinya yang anteng di kursinya tanpa beranjak sedikit pun dari sana

Laki-laki itu menatap meja yang ada di sebelahnya. Salah satu kursi itu kosong, ia menatap sendu kursi itu

" Cepet sembuh.. kamu bisa dan kamu harus lawan itu semuanya " gumamnya dan kembali menelungkupkan kepalanya

...

" Kemana kau selama ini? " Tanya laki-laki jangkung itu pada gadis yang kini duduk di hadapannya

" Aku ada hanya saja bersembunyi untuk sementara " gadis itu membenarkan hoodienya menatap kedua pria itu serius

" Siapa yang berani mematai Princes ku? " Laki-laki yang duduk di sebelahnya bertanya

" Orang yang sejak lama dekat dengannya. Dia tak bermaksud apapun, aku tau itu tapi apa boleh buat " gadis itu mengedikkan bahunya
" Queen yang belum siap semuanya tau soal ini dan aku juga tak bisa menolaknya, aku tak ingin Queen semakin larut dalam kesedihan ini sudah cukup dirinya terbebani oleh traumanya ini " lanjutnya

" Sepertinya aku tau orang itu " laki-laki jangkung itu menyeringai " biarkan saja dia menggali semuanya "

" Bagaimana jika nanti akan bocor?? " Laki-laki yang sebelahnya kembali bertanya, guratan khawatir terlihat dari wajah tampannya itu

" Tak akan bisa sekalipun Agam sendiri dan yang lain mencari tau "

" Karna ada aku di sini " lanjut laki-laki jangkung itu

" Baiklah.. kita langsung intinya saja. Aku butuh bantuan mu Mika "

" Aku akan membantumu apapun itu demi Queen dan keluarga besar Alexander juga Pratama " gadis itu tersenyum tipis


....


" Queen takut gak ada kemajuan " lirih gadis itu dan mengalihkan pandangannya menatap jendela mobil

" Ada. Pasti ada. Adik abangkan kuat " laki-laki yang sedang menyetir itu menggenggam tangan Queen yang ada di sisinya, menguatkan gadis itu yang sekarang tampak putus asa

Kepulangan mereka setelah konsultasi dengan beberapa psikiater dan beberapa dokter untuk kesehatan Queen, gadis itu nampak murung mungkin faktor dari pemeriksaan tadi karna tak ada perkembangan apapun padahal itu wajar, ini pertama kalinya bagi Queen setelah sekian lama tak konsultasi

Di perjalanan Queen diam setelah mengatakan itu, Kevin hanya bisa menghela napas melihatnya. Apa lagi yang harus ia lakukan agar adiknya ini kembali tersenyum. Sudah berbagai hal yang ia lakukan, dari menawarkan es krim, jajan yang dia suka hingga membeli novel dan juga susu coklat tapi semuanya tak di gubris oleh gadis itu. Queen hanya menggelengkan kepalanya juga enggan menatap dirinya. Entah apalagi yang di pikirkan adiknya ini

" Jangan terlalu memikirkan hal berat baby, kamu harus optimis dalam menjalani ini tak boleh putus asa dan jangan menyerah begitu saja sebelum memasuki semuanya "

" Ini baru awal dari semuanya. Tak apa jika dulu kau tak bisa melawannya hingga kau merasakan yang namanya kehilangan dan untuk sekarang kau masih ingin itu terjadi lagi?? Tidak bukan?? Tak ada yang tau nantinya seperti apa namun sekarang kau harus melawannya agar kau tak merasakan kehilangan lagi untuk kedua kalinya "

" Tak boleh merasa takut apalagi takut yang berlebihan " Kevin mengelus puncak kepala Queen. Matanya masih fokus pada jalan tanpa menghentikan usapannya. Sesekali laki-laki itu menatap Queen
" Inget Queen. Masih ada banyak orang yang sayang dan cinta sama kamu. Jangan karna ini kamu menjadi insecure sendiri. Memang berat untuk diri kita meyakinkan itu tapi tak ayal kau juga harus meyakinkan dirimu untuk bisa melawan semuanya "


I'm A QueenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang