{ 32 }

1.7K 77 4
                                    







" Inan— jiwa lo gak ketuker sama Kenan kan? "

_ Bagaskara






















" Mereka kemana dah? Lama banget anjir. Perasaan toilet deket tangga gak jauh. Kemana coba itu bocah? "

" Berisik lo Cak. Biasanya juga lo kalem anjir. Ngoceh mulu perasaan. "

" Laper gue cok!"

" Derita lo sih. "

" Bener-bener sialan yah lo berdua! "

Ocehan ketiganya tak henti-henti. Mereka sudah terduduk di meja pojok tepat di meja The Burik. Sembari menunggu keempatnya kembali, Bram juga Caka terus saja mengoceh sekarang di tambah dengan Keynan yang ikut nimbrung.

Lelaki jangkung nan kalem itu ikut julid menjulid. Menistakan Caka yang sadari tadi berisik.

" Perasaan kita yang cewek gak seberisik kalian deh. " Cibir Gisel dengan suaranya yang mendayu di buat-buat. " Kenapa harus ribut sih? Laper? Tinggal pesen kali. Emang kita bapak emak lo harus kasih duit dulu baru pesen? Gila aja kali. "

Telak. Mereka bertiga bungkam. Keynan bahkan tanpa kata langsung beranjak dari sana. Memesan makanan untuknya.

Queen terkekeh. Puas akan ejekan Gisel yang ngena ampe ulu hati itu.

" Sakit hati babang. " Dengan daramatis Caka memegang dadanya.

" Ini nih kebanyakan main sama Raja. Ketularan lebay nya lo Cak. " Bram mendorong bahu lelaki itu, geli rasanya melihat kelakuan laen Caka.

" Geli anying. " Umpatnya.

" Gue gak lebay yah. "

" Nah kan nah kan. " Bram melotot ngeri. Lama-lama Caka 11 12 dengan Raja. Haih amit-amit dah kalau dia ikutan.

" Jauh-jauh lo dari gue. "

" Awas lo yah! " Setelahnya Caka ikut memesan makanan untuknya. Bram memang menyebalkan. Lelaki itu tak pernah berkaca kah? Tingkahnya pun sama dengan mereka.

" Lo berdua lagi berantem? Kok tumben jaim? " Sepeninggalnya mereka Gisel membuka topik yang sedari tadi di tahannya.

Di rooftof tadi sayup-sayup ia mendengar bentakan Agam. Firasatnya mengatakan bahwa keduanya kedapatan tak akur. Entah apa itu dan Gisel di buat penasaran. Queen sendiri tak banyak bercerita setelah kejadian beberapa hari yang lalu.

Praduga-praduga mulai menghinggapi fikirannya lagi. Permasalahan apa kali ini? Yang menbuat sepasang sejoli itu saling berdiam diri seperti ini. Bersikap jaim layaknya seseorang yang sedang pdkt.

" Nggak. Emang gak boleh kalau gue diem? " Queen merubah raut wajahnya santai. Membalas ucapan Gisel dengan sewot. Topik ini terlalu sensitif untuknya. Keduanya baru saja berbaikkan.

" Nggak. Biasanya juga lo nempel mulu sama abang gue. "

" Lagi males. " Agam mendelik mendengarnya. Apa? Males katanya? Awas aja akan ia balas nanti.

I'm A QueenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang