{ 29 }

1.8K 90 4
                                    











Agam termenung. Menatap obejek di hadapannya dengan kosong.

Hal yang selama ini ia sangkal tak bisa di sangkalnya lagi. Mahesa, adiknya sudah cukup menderita selama ini. Terlebih insiden 2 tahun yang lalu. Hidupnya terguncang dengan kenyataan yang di dapatnya.


Satu tahun yang lalu

Hari ini awan nampak mendung.. tak lama rintik-rintik hujan mulai berjatuhan, suara gemuruh terdengar. Seakan mengerti dengan keadaan berduka yang di alaminya.

Seorang laki-laki menatap kosong pada gundukan tanah di hadapannya juga taburan bunga mengiasinya. Beberapa orang di belakangnya turut serta menemani dengan payung hitamnya.

Alking Keanova Pratama

Semuanya masih tak percaya akan kematian salah satu anggota keluarga mereka. Termasuk Mahes yang merasa ini hanya sebuah mimpi di alam bawah sadarnya.

Kejadian ini membuatnya terpukul, kehilangan sahabat terbaiknya. Mahes merasa dunianya seakan rubuh, jiwa ikut hilang dengan kematian Alking.

Alking, mati karna gagal menjalankan misi.

Agam yang melihat keterdiaman adiknya sedari tadi langsung merangkulnya. Memberikan kekuatan atas apa yang di alami mereka.

Adiknya itu memang tak menangis. Agam faham itu, Mahes berusaha tegar. Dia juga ikut sedih dengan kejadian tak terduga ini.

Mereka tak bisa menyalahkan siapapun karna ini murni kecelakaan.

Beberapa hari kemudian Mahes masih anteng pada keterdiamannya. Agam pun terpaksa meninggalkan Mahes pada Arga sang tangan kanan. Dia juga masih harus mengurus beberapa hal lainnya di luar.

" Mahes.. makan yuk? Abang masakin makanan kesukaan kamu lo. "

Hening. Mahes hanya menatap lurus dengan kosong. Arga membuang napas kasarnya. " Kenapa kamu jadi gini Ma.. " lirihnya.

Akibat kejadian itu membuat keadaan berubah 180° Arga masih tak percaya dengan yang ia alami beberapa hari ini. Seakaan mimpi yang di ciptakan dengan sengaja.

" Makan yah? Abang mohon.. " dia khawatir dengan kondisi Mahes yang seperti ini. Mahes sudah selayaknya adik baginya tak aneh jika dia lebih memperhatikan lelaki itu di banding saudaranya yang lain.

" Abang.. "

" Iyah kenapa? Adek abang pengen apa? " Arga menatap berbinar. Akhirnya Mahes membuka suara juga.

Matanya berkaca menatap berharap pada arga. " Bilang sama Mahes bahwa Alking masih hidup. Ayok bang bilang sama Mahes. "

Bahunya merosot, menatap nanar pada Mahes. " Mahes, tapi Alking udah gak ada. "

" BOHONG!! ABANG PASTI BOHONGKAN!! "

" Mahes tenang. " Kedua tangannya memegang bahu Mahes erat berusaha menenangkan lelaki itu. " Alking udah tenang di sana.. kam— "

I'm A QueenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang