" Masa gue harus jadi tante girang dulu biar di peluk"
Brak
Dengan langkah cepat Queen menghampiri meja mereka, menggebrak meja dengan begitu keras. bahkan meja itu terlihat retak, piring-piring juga gelas yang ada di sana beberapa pecah. Sebegitu bringasnya Queen.
" Anjing! "
" Bangsat! "
" Babi! "
" Astaghfirullah. "
Mereka teronjak, mengumpat secara bersamaan. Gimana gak terkejut coba? Lagi enak-enak makan malah main ngegebrak meja. Ya kaget lah cok!
" Sialan! Lo siapa hah?! Berani banget lo ngegebrak meja the burik. "
Seorang siswi maju, baju ketat dengan dua kancing terbuka itu begitu mencolok dengan polesan make up juga bibir merah cabenya itu. Dia Aline, sang ratu bullying.
Gila! Itu lonte kok ada di sekolah? Gisel malah salah fokus. Beda sama Queen yang makin menggeram marah.
" Punya nyawa berapa lo ngelakuin ini ke kita?? " Temannya ikut maju, dia Farah Evelyn.
" Kita bukan kucing. " Balas Queen santai. Dia bersidekap dada, menatap mereka dengan kilatan amarah yang begitu kentara.
" Lo sengaja ya? " Tanya anteknya lagi, Gita Erlina.
" Iya sengaja. Masalah buat lo? "
" Gabut doang sih kita. "
Queen dan Gisel saling tatap, lengkap dengan seringaian yang begitu puas.
Segerombolan lelaki itu terbelalak, baru menyadari sesuatu. Berbeda dengan dua siswa yang terduduk gelisah. Mampus dah ini mah. Batinnya meratapi nasib.
Aline mengepalkan kedua tangannya, melangkah maju mendekati Queen. " Berani lo sama kita? "
Bukannya menjawab Queen melangkah mendekati salah satu dari mereka. Laki-laki dengan rambut coklat tua, rambutnya terlihat rapih. Terlihat a empu tang baru saja memangkas rambutnya.
Mereka bersitatap, mengunci tatapan elang milik lelaki tersebut.
' brengsek!! '
Seakan mengerti, lelaki itu menggeleng cepat. Tangannya terulur menggenggam tangan Queen.
" Apa maksud lo megang tangan cowok gue ? " bentak Aline, gadis itu menghempaskan tangan Queen kasar.
Queen tersenyum kecut, laki-laki di hadapannya tak membantah sedikitpun.
" Cowok lo yang duluan pegang." Balas Gisel geram. Apa katanya? Pacar? Haha sebuah komedi dunia.
" Lo— "
" Udahlah Sa. Gak penting kita ngurusin mereka. "
" Mending kita pergi." Queen memotong ucapan Aline dan menarik tangan Gisel agar segera pergi dari sini.
Awas aja lo pada. Habis lo sama gue. Ancam Gisel kepada mereka tanpa suara sebelum menghilang dari pintu kantin.
Sepeninggal mereka kantin heboh. Mereka yang tadinya sibuk dengan kegiatan masing-masing mulai mendekat ke arah segerombolan laki-laki. Yang katanya Geng The Burik. Membuat sebuah lingkaran. Siap melihat pertunjukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm A Queen
Teen FictionIni bukan cerita tentang murid baru yang jatuh cinta pada most wanted atau murid baru yang di klaim oleh orang yang gak kita kenal, ini juga bukan cerita tentang permusuhan, benci, yang berujung jadi cinta atau persahabatan yang berujung jadi cinta...