" Sebentar lagi abangkan ulang tahun, abang mau hadiah apa dari Queen?? "
" Ehh waktu itu abang ada bilang sama Queen katanya abang mau liburan sama Queen berdua. Ayokk kita liburan ke tempat yang abang pengen. Queen mau kok, maaf yah waktu itu Queen malah nolak abang, abisnya abang nyebelin.. "
" Queen gak gitu lagi abang " celotehnya
Hening
Semua celotehannya tak di balas hanya suara alat dari monitor yang terdengar dari ruangan itu.
Menatap s empu yang masih terbaring di brangkar rumah sakit, badannya yang semakin kurus terpasang berbagai alat. Wajah rupawan dengan senyuman konyol yang biasanya di perlihatkan kini hanya ada wajah pucat s empu. Mata tajam itu masih nyaman terpejam erat
Hampir satu tahun lamanya, lelaki itu belum juga membuka matanya dia masih nyaman dengan mimpi panjangnya.
Mata bulat gadis itu berkaca kala tak ada balasan dari s empu. Queen sangat menantikan hari itu tiba di mana mata tajam lelaki itu terbuka, menjahilinya seperti biasa, dan kelabakan sendiri ketika dirinya merajuk, berakhir lelaki itu membelikan jajanan untuknya. Queen ingin itu..
Tapi di sisi lain ada rasa takut tersendiri ketika lelaki itu terbangun dari tidur panjangnya. Kenan di agnosa dokter kehilangan separuh ingatannya yang lebih serius memori itu hilang secara permanen. Itu baru praduga dokter
" Dek, makan dulu yukk "
Dia berbalik menatap s empu yang memanggilnya. Dengan berat dia beranjak dari sana. Ruangan itu terdiri dari dua ruangan, satu ruangan khusus milik Kenan dan sebelahnya lagi ruangan untuk mereka. Semua fasilitas yang di butuhkan ada di sana tak perlu repot-repot bulak balik ke mension.
" Bang, bang Kenan bentar lagi ulang tahun tapi kenapa dia masih asik sama mimpinya " mata berkaca itu bersi tatap dengan mata tajam bak elang milik lelaki jangkung di hadapannya
Rigel mengelus puncak kepala adiknya sayang
" Sabar hm?? Kenan pasti akan cepat bangun, mana mungkin dia tega melihat adik kecilnya menangis seperti ini "" Tapi kapan abang?? Kapan.. " lirihnya, Queen menundukkan kepalanya dalam
Menghela napas lelah, lelaki itu memeluk Queen erat. Menjadi cucu tertua mengharuskannya menjadi sosok panutan untuk adik-adiknya. Rigel sesungguhnya kewalahan apalagi dengan kondisi Queen yang sekarang. Setelah kematian Rachel semuanya nampak berbeda
Queen yang sekarang lebih memilih menghabiskan waktunya bersama Kenan di rumah sakit. Saudaranya yang lain malah sibuk kerja hanya Rigel yang sering kali menjenguk keduanya.
Yah, yang namanya manusia tidak jauh dari ingkar janji
Kenan di pindahkan ke Amerika untuk penanganan yang lebih baik. Mereka semua kini menetap di sini termasuk dirinya. Walau di satu negara mereka masih saja sibuk dengan urusannya. Tepatnya mereka masih terpuruk akan kematian wanita berharga dalam keluarga Pratama.
Bukan hanya mereka yang menetap di sini tapi Agam pun ikut andil kemari. Lelaki itu sudah memulai bangku perkuliahannya. Jika kalian bertanya bagaimana dengan sekolah Queen?? Sudah jelas gadis itu sudah lulus S3 jadi tak masalah dia meninggalkan bangku SMA nya
Tutt
Tuttt
Tutt
Keduanya segera berbalik mendengar suara alat yang berbunyi nyaring. Panik langsung melanda kala monitor itu menunjukkan garis lurus. Para dokter langsung berhamburan masuk beserta suster.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm A Queen
Teen FictionIni bukan cerita tentang murid baru yang jatuh cinta pada most wanted atau murid baru yang di klaim oleh orang yang gak kita kenal, ini juga bukan cerita tentang permusuhan, benci, yang berujung jadi cinta atau persahabatan yang berujung jadi cinta...