Flashback on
" Arghhh sial gue kalah lagi " lelaki itu melempar handphonenya dengan kesal, untuk kesekian kalinya ia kalah
Netranya menatap sekeliling kamar bernuansa abu, hitam dan putih itu. Kamar luas itu nampak lengang ahh bukan lebih tepatnya mensionnya sepi hanya ada beberapa maid juga bodyguard yang berjaga
Mahesa menghela napas pelan, dia suntuk sedari pagi hanya seorang diri. Entah bagaimana ceritanya, semuanya sibuk dengan urusan masing-masing berbeda dengan dirinya yang kebanyakan berleha-leha. Menghabiskan waktu dengan tidur karna hanya itu yang mampu menenangkan pikiran rumitnya
Ivander, lelaki itu tengah sibuk membantu masalah kantor keluarganya dan abangnya Agam, terakhir setelah kejadian Queen pingsan lelaki itu tak ada menjaganya ataupun sekedar melihatnya. Lelaki itu sangat sibuk dengan urusannya. Dia memaklumi itu, jika dia bisa dia ingin menjaga Queen. Dia tak ingin merasa kehilangan lagi untuk kedua kalinya
" Jalan-jalan sore enak kali yah " monolognya dan menatap jendela, melihat cuaca sore ini yang sangat bagus " pas banget cuacanya lagi mendukung"
Lelaki itu beranjak dari kasur, berjalan menuju walk in closed mengganti pakaiannya dengan celana training bewarna hitam juga hoodie putih setelahnya lelaki itu mengambil kunci motor juga handphone yang tergeletak asal di kasurnya
Dengan semangat 45-nya lelaki itu mengendarai motor sport berwarna biru kesayangannya dengan kecepatan sedang. Ingin lebih merasakan jalanan sore yang terlihat ramai
Motor itu terhenti di sebuah taman. Taman yang sudah lama dia tak kunjungi, kakinya melangkah mencari kursi dengan spot berhadapan dengan danau
Mendudukkan diri di kursi itu, ini adalah spot yang sangat dirinya sukai. Mahesa menarik napasnya pelan lalu dia hembuskan, lelaki itu melakukannya beberapa kali. Kapan terakhir dia merasakan suasana tenang ini?? Mungkin sekitar 3 tahun yang lalu??
Tak lama ada seseorang yang duduk di sebrang kursinya, dia hanya menatap sekilas lelaki dengan topi itu tak peduli apa yang lelaki itu lakukan yang hanya ia pedulikan pemandangan serta ketenangannya sekarang.
Sampai suara yang sangat familiar terdengar di telinganya, dia beralih menatap samping di mana kursi yang lelaki bertopi itu duduki. Tubuhnya membeku sebelum mengalihkan pandangannya ke benda pipih yang dia bawa, dengan pelan dia menaikan tudung hoodienya.
" Bang nova.. " suara lirih dari seorang gadis yang sangat ia kenali
" Yah.. " lelaki itu menyahut
Deg
Suara itu.. kepalanya menggeleng dengan pelan, matanya bahkan kini sudah berembun. Apa ini??
Sesaat keduanya terdiam hanya terdengar suara isakan yang di tahan oleh gadis itu
" El Mahreza yang ternyata sosok lelaki bernama Alking Keanova Pratama. Sosok lelaki yang di nyatakan meninggal dunia 3 tahun yang lalu dan dengan kepintarannya membohongi adik sekaligus kembarannya yang hampir gila atas kematiannya. Wahhh kau sangat cerdik, abangku tersayang "
Tes. Liquid bening itu terjatuh tanpa permisi, sebelah tangannya membekap mulutnya. Fakta yang selama ini selalu ia sangkal nyatanya benar. Lelaki yang selalu menyemangati, memperhatikannya, memberi tawa untuknya ternyata masih hidup
Perasaan senang dan takut bercampur jadi satu. Perasaan berkecamuk itu hinggap pada dadanya yang kini terasa sesak
" Can.. a- "
" Bagus. Kau nakal lagi baby, aku tadi menyuruhmu apa hm?? " Suara rendah yang berbeda menghampiri keduanya. Keningnya mengercit, bang Agam?? Tanyanya dalam hati
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm A Queen
Teen FictionIni bukan cerita tentang murid baru yang jatuh cinta pada most wanted atau murid baru yang di klaim oleh orang yang gak kita kenal, ini juga bukan cerita tentang permusuhan, benci, yang berujung jadi cinta atau persahabatan yang berujung jadi cinta...