" Hah.. hari yang berat. "
_ Queennara
Di sore hari yang biasanya terlihat cerah nan sejuk, suasana yang begitu khas. Sayangnya, sore ini terlihat mendung. Langit di penuhi awan hitam dengan rintik-rintik hujan yang mulai berjatuhan.
Sejenak, Queen pandangi langit gelap itu. Bahkan langit pun tau dengan suasana hatinya. Ia memejamkan matanya, menyender pada kursi mobil. Keduanya terjebak kemacetan semakin membuat suasana hati Queen suram.
Setelah insiden di kantin tadi Queen memilih berdiam diri di kelas. Walau keberadaan siswa baru itu mampu mengalihkan pandangan dirinya. Kali ini, Queen lebih takut akan keberadaan Kean.
Bagaimana bisa dia kembali? Apa ada hal yang ia lewatkan? Queen ketakutan bukan main.
Di sebelahnya Agam melirik Queen sejenak. Tatapan matanya kembali lurus, menatap kemacetan jalan. Fikirannya kini berkelana akibat dari perkataan Queen yang tiba-tiba saat di kantin tadi.
Ia berfikir mungkin Queen masih teringat dengan El sang siswa baru. Namun, di sini ada yang aneh. Pertemuannya dengan Kean terlihat— janggal. Queen nampak tak senang dengan kedatangan temannya.
Agam tak terlalu kenal dengan Kean bahkan dia tidak tahu bahwa Queen mempunyai teman dekat di sana. Tapi dari interaksi keduanya Agam cukup puas. Dia tak menyukai Queen yang terlaku dekat dengan lawan jenis selain lingkungan keluarga mereka.
Berbeda dengan Gisel. Adiknya terlihat antusias dengan kedatangan Kean. Keduanya langsung asik mengobrol di temani Mahes yang tak kalah heboh lalu ada Raja yang ikut nimbrung juga. Yang lainnya hanya memperhatikan saja.
Queen sendiri pergi meninggalkan kantin tanpa sepatah kata pun. Itu lah hal janggal yang ia lihat. Agam hanya mampu mengikuti gadisnya. Ia khawatir pada kekasihnya, takut sesuatu terjadi di luar kendali miliknya.
Meski akhir-akhir ini fikirannya kemana-mana, Agam berusaha tenang. Kejadian kemarin benar-benar telak menampar dirinya. Tak seharusnya dia sekejam itu pada Queen.
" Ingin pergi ke suatu tempat? " Tanyanya membuka obrolan. Queen dalam mood buruk, Agam tahu itu.
" Nggak. " Gadis itu membuka matanya, kembali menatap jalanan yang mulai lenggang. " Aku pengen pulang. " Kepalanya sedikit pusing. Bisa di pastikan pulang nanti ia akan sakit.
" Baiklah. " Agam memilih tak bertanya lebih jauh. Ia akan mengikuti alurnya kemana saja. Agam tak ingin keduanya kembali bertengkar.
" Kamu gak mau nanya apapun sama aku Agam? " Queen penasaran akan sesuatu. Kenapa kekasihnya itu tak bertanya apapun setelah melihat Kean yang notabenenya teman dekatnya di LA.
" Perihal? " Agam lebih penasaran dengan permasalahan yang Queen juga sang abang sembunyikan darinya. Ia tahu pertanyaan Queen mengarah kemana. Apalagi jika bukan menyangkut Kean sang siswa baru.
Queen menggeleng. Ia memilih menyender di kaca mobil. " Kamu pasti bingung dengan ucapan tiba-tiba aku di kantin tadi. " Ucapnya. Queen ingin menjelaskan sesuatu walau bukan dari inti permasalahannya. Hatinya butuh di yakinkan kembali.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm A Queen
Teen FictionIni bukan cerita tentang murid baru yang jatuh cinta pada most wanted atau murid baru yang di klaim oleh orang yang gak kita kenal, ini juga bukan cerita tentang permusuhan, benci, yang berujung jadi cinta atau persahabatan yang berujung jadi cinta...