"Lo mau nemenin gue cari baju buat acara Prom Night Minggu depan nggak?" Sandra mengambil tempat duduk di samping Ratu. Sementara Senna dan Gia duduk di hadapan mereka sedang menikmati pasta.
Ratu menyesap milk shake-nya dengan tenang. "Oke," balas Ratu singkat. Tatapan cewek itu kembali fokus pada layar ponselnya, membuat Sandra sedikit penasaran dengan apa yang sedang dilakukan oleh Ratu. Tentu saja saat ini dia sedang sibuk mengirim boom chat pada Arga. Cowok itu sejak semalam tidak membalas chat-nya sama sekali, membuat Ratu kesal setengah mati.
"Sialan!" Ratu melempar ponselnya ke atas meja dengan keras, membuat ketiga sahabatnya berjengit kaget.
"Lo kenapa sih?! Berantem lagi sama Arga? Perasaan kemarin baik-baik aja," gumam Gia dengan heran. Dia hampir tersedak pasta di dalam mulutnya.
"Dari empat puluh chat yang gue kirim ke dia, dia cuma balas dua kali. Keterlaluan nggak sih tuh cowok!" Ratu menggeram marah. Dia menyesap minumannya dengan kesal, berharap rasa dingin minuman itu bisa mendinginkan kepalanya.
Senna tertawa mendengar hal itu. "Lo kenapa jadi sensi, bukannya udah biasa ya Arga nyuekin lo kayak gitu?" tanya Senna dengan nada mengejek.
Ratu mendengus kasar. Dia melipat kedua tangannya di depan dada seraya bibirnya komat-kamit mengeluarkan makian untuk Arga. Selang dua detik kemudian di tengah omelannya, ponselnya berdering dengan bunyi nyaring. Ratu terlonjak kaget ketika melihat nama pemanggil yang tertera di layar ponselnya. Dengan cepat Ratu menyambar ponselnya dan mengangkat panggilan dari Arga.
"Hallo!" Ratu tak bisa menyembunyikan senyuman lebar yang tersungging di bibirnya.
"Lo dimana?" Terdengar suara berat Arganta di seberang sana.
"Kenapa? Lo mau nyamperin gue?" tanya Ratu dengan tak acuh.
"Lo dimana? Gue ke sana sekarang!" Kalimat Arganta itu membuat mata Ratu membulat dengan sempurna. Dia mematikan panggilannya dengan cepat karena terkejut, Arga ternyata tidak mengabaikan pesannya.
"Kenapa sih lo? Sejak sama dia tingkah lo makin aneh dan nggak bisa dimengerti," dengus Senna. "Lo beneran jatuh cinta sama dia?" tanya Senna dengan nada tak percaya. Sementara Sandra dan Gia saling bertukar pandang dengan wajah aneh.
Ratu mengabaikan tatapan aneh dan gelengan heran dari ketiga temannya, dia sibuk mengirim chat pada Arganta untuk memberitahukan lokasinya saat ini.
"Kenapa? Kalian ngerasa aneh kalo gue beneran jatuh cinta sama Arga?" Pertanyaan itu dijawab anggukkan serempak dari ketiga cewek di hadapannya. "Kalau gitu anggep aja gue emang lagi aneh," sahut Ratu tak acuh.
"Kalo Arga justru nggak punya perasaan apa-apa ke lo gimana?" tanya Gia dengan nada santai.
Ratu menatap ketiga sahabatnya dengan senyum penuh percaya diri. "Jangan panggil gue Ratu kalo dia nggak bisa jatuh dalam pesona gue." Ratu tetap percaya diri dan angkuh seperti biasanya.
Senna menggelengkan kepalanya pelan. "Biar gue kasih tahu ke lo. Ketika lo jatuh cinta, cuma ada dua pilihan. Lo serahkan hati lo buat dipatahkan atau lo ambil hatinya buat lo kuasai. Selama gue kenal Ratu, lo selalu jadi yang nguasai hati mereka, tapi kayaknya sama Arga lo bakalan sebaliknya."
Ratu mengukir senyum penuh arti. Dia seperti tidak memperdulikan spekulasi Senna. "Gue punya cara gue sendiri. Gue bakal pastikan kalau hati Arga bakalan cuma buat gue. Tunggu aja lima menit dari sekarang." Ratu tersenyum lebar sembari meletakkan ponselnya di atas meja. Cewek itu lalu sibuk merapikan dandanannya.
Tak berselang lama, Arganta masuk ke dalam cafe tempat mereka sejak tadi menghabiskan waktu selama satu jam. Kehadiran Arganta di sana tentu membuat ketiga cewek itu terkejut. Ratu mengedipkan sebelah matanya pada Senna, Gia, dan Sandra.

KAMU SEDANG MEMBACA
My Perfect Queen
Teen FictionRatu Amaryllis Renjana. Sesuai dengan namanya, dia adalah ratu yang berada diatas segalanya. Cewek angkuh dengan segudang prestasi dan popularitas yang mengikutinya. Hidupnya benar-benar nyaris sempurna tanpa celah. Hobinya dalam mematahkan ha...