My Perfect Queen

27. For Mylife

Ratu mengaduk nasi goreng yang ada di piringnya dengan malas. Dia melirik pada Rendy yang sedang sibuk menyesap kopinya dan selembar koran dalam pangkuannya, sementara Liana sibuk menyiapkan bekal untuk Ratu di dapur. Desahan panjang itu kembali keluar dari bibirnya.

"Semua orang tuanya temen Ratu-"

"Papa sibuk hari ini, kamu datang sama mama aja," sahut Rendy memotong kalimat Ratu tanpa menatap gadis kecil itu. "Lagian kamu udah masuk SD, udah besar, bisa mandiri, kan?"

Kalimat itu semakin membuat Ratu menjadi kesal. Dia hanya ingin Rendy sesekali memiliki waktu untuknya, sama seperti orang tua temannya yang lain. Mengharapkan Rendy untuk tinggal di rumah selama satu hari saja menjadi hal yang sulit, apalagi membuat papanya itu datang ke acara festival sekolah hari ini, hal itu seperti mimpi bagi Ratu.

"Kamu belajar aja yang giat, jangan sampai papa lihat nilai rapor kamu jelek." Rendy beranjak dari tempat duduknya setelah melipat koran dan menghabiskan kopinya. Ia pamit untuk berangkat ke kantor seperti biasanya. Sedangkan Liana hanya menghembuskan napas panjang mendapati bagaimana Rendy lagi-lagi mengecewakan Ratu. Dia berjalan mendekati Ratu yang tak lagi melanjutkan makannya.

"Hari ini mama yang akan datang, jadi Ratu nggak boleh sedih, ya?" Liana berusaha menghibur Ratu, meski dia tahu bahwa putrinya itu tidak akan terbujuk lagi oleh kalimatnya.

"Ratu benci keluarga ini!" Ratu melempar sendoknya dengan keras lalu beranjak dari meja makan dan berlari menuju kamarnya. Bagaimana mungkin melihat kedua orang tuanya duduk bersama di meja makan saja sudah jadi pemandangan yang sangat langka, lalu untuk apa mereka menjadi sebuah keluarga jika kebersamaan saja tidak ada?

Ratu akan sangat kesepian dalam rumah besar tersebut jika saja mamanya tidak menjadi satu-satunya orang yang menghibur dan percaya padanya selama ini. Namun hal itu hanya bertahan sampai Ratu menginjak usia sepuluh tahun. Liana dan Ratu mengalami kecelakaan mobil setelah pertengkaran hebat dengan Rendy karena lagi-lagi papanya lebih mementingkan pekerjaannya dibandingkan menepati janjinya untuk pergi berlibur bersama mereka. Karena Ratu yang bersikeras untuk pergi dan Liana yang lagi-lagi berusaha menghapus kekecewaan Ratu dengan membawa gadis itu pergi berdua. Kecelakaan itu membuat Liana terluka parah dan akhirnya hanya bisa duduk di kursi roda dan kehilangan dunianya.

Ratu yang tidak pernah mendapatkan perhatian papanya, saat itu mulai kehilangan perhatian mamanya. Selama dua tahun Liana hanya bisa duduk tak berdaya di kursi roda, terlebih lagi Rendy yang tak lagi memperdulikan dan mengabaikannya, membuat Liana menjadi semakin tertekan.

Mamanya itu berubah menjadi pemurung dan jarang menyahut saat Ratu mengajaknya berbicara. Liana berkali-kali meminta maaf pada Ratu karena tak bisa lagi datang ke sekolah untuk menghadiri acara sekolah atau pun membuatkan bekal untuk Ratu dan menghibur gadis itu.

Ratu berpikir bahwa semuanya akan baik-baik saja dengan dia menerima keadaan dan bersabar merawat mamanya. Tapi segalanya seperti menemukan titik akhir yang tak pernah dia duga ketika lima tahu lali saat pulang sekolah, Ratu menemukan Liana tergeletak tak sadarkan diri dengan mulut berbusa. Mamanya itu memilih untuk mengakhiri hidupnya sendiri dengan cara yang paling tidak bisa Ratu terima.

••••

Ratu hanya menatap gundukan tanah di bawah kakinya dengan tatapan kosong. Satu persatu orang-orang yang berpakaian hitam meninggalkan tempat itu dengan tatapan dan wajah berduka. Sementara Ratu hanya diam di tempatnya bahkan ketika Rendy memanggilnya dan mengajaknya untuk pulang, Ratu sama sekali tidak bergerak dari tempatnya.

Ratu tidak tahu apa yang harus dia lakukan dalam situasi seperti saat ini. Ratu sama sekali tidak bereaksi saat Sandra atau pun Gia memanggil namanya berkali-kali dan bergantian bertanya tentang perasaannya. Ratu tidak tahu apa yang saat ini dia rasakan, yang dia tahu seperti ada lubang yang sangat besar di dalam hatinya. Lubang yang tidak bisa dia tambal lagi. Lubang yang mungkin akan membawa dirinya tenggelam dalam kegelapan paling dasar.