Hidup itu sebenarnya sederhana, menjadi rumit ketika manusia sendiri yang membuatnya semakin rumit.
---My Perfect Queen---
Surga bagi anak sekolah sebenarnya sederhana, selain indahnya bunyi bel pulang sekolah dan jam kosong. Berkutat dengan pelajaran matematika yang memeras otak dan menguras pikiran serta guru killer yang membosankan. Tiba-tiba ditengah penjelasan yang menyebabkan kantuk berat, terdengar bunyi bel jam istirahat. Alhasil, yang semula matanya setengah terpejam—terbuka lebar sepenuhnya. Terdengar koor kelegahan seisi kelas, seolah mereka baru saja terselamatkan dari pertanyaan malaikat pencabut nyawa yang menyeramkan dengan trisula ditangannya.
Mengabaikan guru yang masih duduk dimejanya—mereka semua berhamburan keluar kelas. Ada yang langsung kabur ke kantin, bergabung dengan barisan antrian para siswa. Ada yang lebih memilih pergi ke perpustakaan—bagi si kutu buku. Ada juga para siswa cowok yang bermain basket di lapangan, dengan suporter cewek-cewek dengan dandanan modis yang berteriak histeris. Meneriakan nama jagoan mereka masing-masing. Apalagi jika pemainnya adalah cowok-cowok populer disekolah yang menjadi idola para cewek, membuat suasana di lapangan seketika menjadi arena konser dadakan.
Ratu tengah berjalan di sepanjang koridor menuju kantin bersama Sandra dan Gia. Seperti biasa, semua mata akan tertuju pada mereka, lebih tepatnya pada sosok Ratu.
"Gue nggak liat Senna, kemana tuh anak? Tumben kagak nongol."
"Dia nggak masuk hari ini, katanya sih neneknya lagi sakit," sahut Gia yang memang satu kelas dengan Senna.
"Lo percaya aja sama Senna. Itu cuman alasan dia buat bolos di pelajaran Bu Lenny. Dia kan paling anti sama tuh guru," timpal Ratu.
"Gila emang itu anak, masa nenek sendiri dijadiin alasan bolos, pake bilang sakit segala, emang cucu durhaka dia!" timpal Gia diiringi makian pelan.
Ratu tak memperdulikan percakapan kedua temannya, cewek itu sibuk membalas senyum pada cowok-cowok yang berjalan di sepanjang koridor. Bahkan Ratu secara terang-terangan mengedipkan sebelah matanya pada seorang cowok berkacamata dengan potongan rambut klimis yang baru saja lewat didepan mereka.
"Dihh selera lo udah belok? Jangan bilang kalo target lo si cupu Vino." Sandra bergidik melihat apa yang dilakukan Ratu barusan. Cewek itu memang suka sekali menggoda cowok sejenis Vino, cowok yang menurut Ratu memiliki predikat pintar dan masuk dalam daftar saingan beratnya. Padahal, Vino tidak sepintar itu untuk bisa merebut posisinya.
"Nggak banget, gue cuman mau ngerjain dia aja. Lagian mana mungkin dia nolak gue." Ratu berujar penuh percaya diri. Tidak ada yang mampu menolak pesona seorang Ratu Amaryllis Renjana. Siapa yang tidak akan jatuh terperosok oleh wajah cantik serta lekuk tubuhnya yang membuat para gadis-gadis iri saat melihatnya. Dengan segudang prestasi dan popularitas yang mengikutinya. Namun karena hal itu pula, membuat Ratu begitu sombong dan angkuh. Dia tidak segan memanfaatkan cowok-cowok yang datang padanya, kemudian meninggalkan mereka setelah merasa puas mempermainkan perasaan mereka. Ratu melakukannya hanya untuk bersenang-senang, tidak lebih.
Sepanjang perjalanan mereka di koridor, beberapa pasang mata pasti mencuri pandang ke arah Ratu. Cewek itu terkenal sebagai ratu di sekolah, bukan hanya dalam hal pelajaran dan nilai-nilainya yang selalu sempurna. Melainkan sosoknya yang selalu membuat cewek manapun merasa iri saat melihatnya. Karena dia memang satu perwujudan dari kata sempurna.
"Ngapain lo liatin gue? Nggak pernah liat cewek cantik lewat?" seloroh Ratu pada cowok berambut pirang, yang sedari tadi terus memperhatikannya dari ujung koridor.
Cowok itu kemudian berjalan mendekati Ratu dengan gaya yang cool, kontan membuat Sandra berjingkrak senang. Pasalnya, cowok yang sekarang berdiri dihadapan mereka adalah Regan. Si bule ganteng yang jadi incaran cewek-cewek di sekolah.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Perfect Queen
Teen FictionRatu Amaryllis Renjana. Sesuai dengan namanya, dia adalah ratu yang berada diatas segalanya. Cewek angkuh dengan segudang prestasi dan popularitas yang mengikutinya. Hidupnya benar-benar nyaris sempurna tanpa celah. Hobinya dalam mematahkan ha...