Tidak semua yang terlihat diluar itu sempurna, karena semua orang memiliki topengnya masing-masing untuk menjalani hidupnya.
---My Perfect Queen---
Ujian sudah berlangsung seminggu penuh, semua siswa bernapas lega ketika mereka keluar dari kelas setelah ujian terakhir. Karena besok, mereka bebas dari soal-soal yang membuat kepala pening.
Ratu berjalan diantara arus siswa yang berhamburan keluar kelas. Mungkin dia bisa bersyukur karena ia tak perlu berteriak pada semua siswa untuk memberinya jalan. Mereka akan dengan senang hati menepi saat melihat seorang Ratu berjalan di antara mereka. Secantik apapun dirimu, kau akan merasa menjadi itik buruk rupa ketika berdiri didekat Ratu.
Sudut mata Ratu menangkap sosok Arganta yang baru keluar kelas dan berjalan melewatinya. Airmuka cowok itu sama sekali tidak bisa ditebak.
Ratu memacu langkahnya untuk mengejar Arganta yang sudah berjalan di lorong. Ia berjalan cepat melewati para siswa yang berjalan penuh sesak di sepanjang lorong koridor.
"Tiang listrik!"
Bukan karena panggilan itu Arganta menghentikan langkahnya, melainkan tarikan kuat dari Ratu di belakangnya pada tas ranselnya.
"Apaan?" Arganta menepis tangan Ratu pada tas ranselnya dengan wajah tak suka.
Ratu menarik sudut bibirnya. "Lo udah siapin diri buat nerima kekalahan kan? Seminggu lagi, pengumuman ujian. Lo udah siap jadi babu gue kan?"
Seketika keduanya segera menjadi pusat perhatian dari beberapa siswa yang lewat. Sebagian sengaja menghentikan langkahnya untuk menonton drama tersebut dari jarak dekat. Sebagian pula memilih berlalu meski perhatian mereka masih tertuju pada keduanya. Anak-anak Maper nyaris hafal dengan apa yang diperdebatkan Ratu dan Arganta. Keduanya sudah terkenal sebagai musuh bebuyutan.
Arganta terkekeh mengejek. Dia tidak habis pikir, kenapa ada cewek sepercaya diri Ratu di sekolahnya, bahkan mulai masuk ke dalam kehidupannya. Terkadang, ia merasa salah masuk sekolah, karena harus bertemu cewek sejenis Ratu yang sangat ingin dia hindari.
"Kepercayaan diri lo tinggi banget. Kita baru mulai bertanding, ada beberapa proses yang harus lo dan gue lewati, sebelum nanti kita mengetahui hasil akhirnya." Arganta berujar santai. Cowok itu membenarkan tas ransel dipunggungnya.
"Gue percaya, kalo gue yang bakal menang," Ratu tersenyum sinis, "dan gue percaya, kalo lo yang bakal jadi pecundang." Ratu melipat kedua tangannya didepan dada.
Arganta menyeringai kecil. Ia meraih tangan Ratu dan menyeret cewek itu secara paksa. Arganta tidak nyaman jika ia menjadi pusat perhatian karena Ratu. Seharusnya dia memilih menghindar, alih-alih menanggapi cewek semacam Ratu yang selalu mencari perhatian.
Ratu yang diseret paksa oleh Arganta, berusaha meronta untuk melepaskan genggaman Arganta pada pergelangan tangannya, namun Arganta justru semakin mempererat genggamannya.
Keduanya berjalan sembari menarik perhatian para siswa yang sedang lewat dengan Arganta yang masih menarik tangan Ratu hingga keduanya sampai di taman belakang sekolah. Barulah, Arganta merenggangkan genggamannya.
"Dihh! Lepasin!" Ratu menghempaskan tangan Arganta di pergelangan tangannya. "Kenapa sih tarik-tarik gue, ngapain juga lo bawa gue kesini? Lo mau macem-macem sama gue?" Ratu menatap Arganta penuh selidik.
Arganta membawa Ratu ke taman belakang sekolah yang memang terkenal agak sepi, karena jarang ada siswa yang datang ke sana, mereka lebih memilih taman depan sekolah. Karena menurut desas-desus diantara anak-anak Maper, taman belakang sekolah sedikit angker. Namun, Ratu tipikal orang yang tak percaya akan hal-hal yang berbau mistis, dia hanya percaya dengan apa yang dia lihat, bukan apa yang dia dengar menurut teman-temannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Perfect Queen
Teen FictionRatu Amaryllis Renjana. Sesuai dengan namanya, dia adalah ratu yang berada diatas segalanya. Cewek angkuh dengan segudang prestasi dan popularitas yang mengikutinya. Hidupnya benar-benar nyaris sempurna tanpa celah. Hobinya dalam mematahkan ha...