30. Nightclub

47 2 0
                                    

Beberapa pasang mata menatap heran pada sosok Ratu yang tengah berjalan menyusuri koridor sekolah sembari menenteng tas selempangnya. Sebenarnya bukan pertama kalinya dandanan Ratu seperti ini, hanya saja setelah beberapa bulan melihat Ratu dengan seragam longgar dan tanpa make up, membuat mereka mulai terbiasa. Namun hal itu berbeda hari ini. Ratu seolah kembali pada dirinya yang dulu. Ratu yang penuh dengan keangkuhan. Ratu yang begitu berambisi untuk menjadi si nomor satu. Ratu yang menyebalkan dan egois. Ratu yang menjadi simbol masalah.

"Ra, cantik banget lo hari ini," celetuk Eriko yang menatap Ratu dengan penuh tertarik. Cowok yang terkenal tukang playboy di sekolah itu memang sering menggoda Ratu. Namun selama ini Ratu selalu tak peduli dan memasang wajah bodo amat. Tapi kali ini, berbeda.

"Kenapa? Lo juga pengen kencan sama gue?" tanya Ratu, berkacak pinggang.

Eriko melotot terkejut, lalu wajahnya berubah senang. "Seriusan lo?" Mendengar Ratu menawarkan diri untuk berkencan dengannya, seperti sebuah kesempatan yang tidak datang dua kali.

Ratu mengangguk sembari menyilangkan kedua tangannya di depan dada. "Gue serius. Entar jam 7 malam gue tunggu di klub Heaven, ya." Ratu mengedipkan sebelah matanya sebelum berjalan pergi. Meninggalkan Eriko yang meloncat senang.

Ratu melangkah memasuki kelasnya dengan langkah tenang. Mengabaikan tatapan terkejut Arganta dan juga beberapa teman sekelasnya yang lain.

"Waw! Apakah ini Ratu yang lama sudah comeback?" Dion menyeletuk dari belakang. Ratu membalasnya dengan kedipan genit.

Sandra yang duduk di kursinya melongo melihat tampilan Ratu yang kembali berubah. Tidak. Bukan berubah sebenarnya, mungkin bisa dibilang Ratu kembali ke setelan awalnya. Ratu yang angkuh dan egois.

"Ra, lo nggak apa-apa, kan? Kenapa sekarang lo jadi begini?" Sandra menatapnya dengan tampang heran. Bukan tanpa alasan Ratu berubah. Setiap perubahan sikapnya, pasti ada alasan dibaliknya. Sandra sangat percaya itu.

Ratu menyeringai. "Kenapa sih heboh banget! Gue kan cuma kembali ke Ratu yang dulu." Ratu melirik punggung Arganta.

Sandra ikut melirik ke arah pandangan Ratu tertuju. Dia mendecapkan lidahnya. "Lo bertengkar sama Arga?"

Ratu tak menanggapi pertanyaan Sandra. Dia sibuk mengeluarkan bulpen dan bukunya. Dia harus kembali belajar untuk mendapatkan peringkat satu di ujian kenaikan kelas dua bulan lagi.

"Gue nggak mau buang-buang waktu." Kalimat dengan nada dingin itu seperti menyentuh leher Sandra, membuat gadis itu membuang napas panjang dengan gelengan kepala.

"Terserah lo. Gue yakin pasti ada sesuatu diantara kalian." Sandra kembali sibuk dengan ponselnya. Mengirim pesan ke chat grup, memberitahu Senna dan Gia bahwa Ratu kembali menggila.

••••

Ratu keluar dari kamar mandi cewek ketika seseorang menarik pergelangan tangannya dan menyeretnya tiba-tiba dengan paksa.

Menyadari sosok yang memegang pergelangan tangannya, Ratu berusaha merontah, melepaskan diri, namun Arganta semakin kuat menahan tangannya hingga mereka sampai di gedung belakang sekolah.

"Lepasin gue!" Ratu menghempaskan tangan Arganta darinya. "Ngapain sih lo nyeret-nyeret gue! Gue bukan kambing, ya!" ujar Ratu dengan tatapan marah.

Arganta menatap cewek itu dengan wajah jengah. "Lo bakalan bersikap kayak gini ke gue? Lo sama sekali nggak ingin denger penjelasan apa pun dari gue?" Arganta tahu jika Ratu marah dan kecewa padanya, tapi setidaknya Ratu harus mau mendengar penjelasannya lebih dulu agar cewek itu tidak salah paham.

My Perfect QueenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang