Benarkah kebohongan yang sempurna adalah kebohongan yang ditutupi dengan alasan cinta?
---My Perfect Queen---
Suasana sekolah dan ruang kelas siang itu sudah mulai lengang. Tidak banyak anak-anak Maper yang berlalu-lalang di sepanjang koridor sekolah, jam pelajaran sudah berakhir sejak satu jam yang lalu. Ratu dan Sandra sedang membereskan buku dan alat tulisnya ketika seorang cewek berkaca mata memasuki ruang kelas dan berjalan menghampiri mereka.
"Ratu?" Ratu menghentikan kegiatannya memasukkan buku dan alat tulisnya ke dalam tas, menekuk kening dalam menatap cewek yang kini berdiri kikuk didepannya.
"Kenapa?" tanya Ratu dengan nada datar. Cewek yang ditatap semakin salah tingkah. "Gue cuman mau nyamperin pesan dari Arga buat lo," balas cewek dengan potongan rambut ikal sebahu itu.
Alis Ratu saling tertaut, ia melirik sekilas bangku Arganta yang sudah kosong. Cowok itu sudah keluar kelas lebih dulu sejak setengah jam yang lalu, tapi kenapa tidak berbicara langsung saja padanya jika cowok itu ingin bertemu.
"Pesan apa?" tanya Ratu dengan wajah ogah-ogahan.
"Dia nunggu lo di kelas berenang," jawab cewek itu dengan raut muka aneh. Kedua jemarinya saling tertaut dengan gugup.
"Dikelas berenang?" Kali ini Sandra yang bertanya setengah tak percaya.
Ratu menyipitkan matanya menatap cewek didepannya. "Di kelas barenang? Ngapain dia nunggu gue disana?" Pertanyaan dengan nada ketus itu membuat cewek didepannya menggeleng dengan cepat, wajahnya berubah pias melihat tatapan Ratu padanya.
"Gu-gue nggak tau, gue cuma disuruh nyampein itu aja ke lo," ujar cewek itu kemudian cepat-cepat berbalik pergi, tidak ingin berurusan lebih lama lagi dengan seorang Ratu.
"Ya udah deh, mending lo ke sana, pangeran berkuda putih udah nunggu lo disana. Mungkin dia bakal ngasih ciuman maut buat benerin konsleting diotak lo."
"BICTH lo!" maki Ratu memukul belakang kepala Sandra keras, membuat cewek itu mengaduh sembari mengumpat pelan. "Kenapa dia nggak ngomong aja secara langsung ke gue dan kenapa harus di sana? Kayak banci tau nggak!" Ratu menatap Sandra dengan kesal.
Sandra berdehem pelan. Dia mengangkat kedua bahunya tidak tahu. "Mungkin dia nggak sempat ngomong langsung ke lo," simpul Sandra. "Dan mungkin karena Arga mau ngomong sesuatu yang penting sama lo."
Ratu mendengus pelan, ia segera menyelesaikan kegiatannya yang sempat tertunda. Setelahnya, Ratu berjalan menuju ruang berenang yang letaknya di gedung bagian paling barat sekolah.
---My Perfect Queen---
Ratu sesaat ragu untuk masuk ke dalam ruangan kelas berenang. Kedua kakinya terasa berat untuk masuk lebih dalam lagi, namun rasa penasarannya terhadap pesan Arganta mengalahkan rasa trauma yang masih sedikit membekas dalam ingatannya.
Ketukan suara sepatu Ratu yang menyentuh lantai, memecah keheningan yang begitu mendominasi dalam ruangan tersebut. Tak ada tanda-tanda kehidupan disana. Tentu saja, tempat ini hanya digunakan oleh siswa yang mengikuti ekstrakurikuler renang atau murid-murid yang memiliki hobi berenang pada hari tertentu saja.
Langkah Ratu terhenti di dekat kolam renang. Sejenak ia mengamati setiap sudut ruangan yang begitu sepi. Ruangan tersebut memiliki dua kolam renang besar dengan air yang jernih dan tiga kamar mandi serta dua kamar ganti untuk siswa. Sejauh ia mengedarkan pandangannya, Ratu tetap tidak menemukan sosok Arganta disana.
"Sial! Dia ngerjain gue!" umpat Ratu menghentakkan kakinya kesal.
Dia hendak berbalik pergi ketika menangkap suara langkah kaki samar dibelakangnya. Ratu berhenti bersamaan dengan suara kaki itu yang berhenti dibelakangnya, ketika berbalik, ia mendapati seorang cowok sedang berdiri beberapa langkah darinya, menatapnya dengan sorot mata tajam.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Perfect Queen
Teen FictionRatu Amaryllis Renjana. Sesuai dengan namanya, dia adalah ratu yang berada diatas segalanya. Cewek angkuh dengan segudang prestasi dan popularitas yang mengikutinya. Hidupnya benar-benar nyaris sempurna tanpa celah. Hobinya dalam mematahkan ha...