Saat kamu mulai menyukai seseorang, maka tanpa sadar kamu akan menempatkan orang tersebut sebagai salah satu bagian terpenting dalam hidupmu.
---My Perfect Queen---
Seperti rencananya tempo hari, Ratu menghadang Raka saat mereka berpapasan di parkiran sekolah. Ratu akan melancarkan aksinya untuk mengorek informasi dari Raka.
"Eh ada Ratu, tumben lo nyamperin gue, tanpa gue perlu berdoa semaleman," canda Raka disertai senyum lebarnya yang menjengkelkan.
"Gue ada perlu sama lo," ujar Ratu tak ingin basa-basi.
Raka mengerutkan keningnya. "Eh? Tumben lo ada perlu sama gue, kenapa? Lo butuh pasangan buat dateng ke Prom Night?" tanya Raka dengan wajah antusias.
Suatu kehormatan besar baginya jika ia bisa menggandeng seorang Ratu ke acara Prom Night. Akan jadi berita heboh yang mungkin akan menjadi perbincangan hangat seluruh sekolah sampai tujuh hari tujuh malam. Dan jika hal itu terjadi, Raka mungkin akan sujud syukur sampe dahinya jadi berlubang.
Baik, abaikan hal ini. Itu jelas kemustahilan yang tidak akan mungkin terjadi."Pe-de banget sih lo," cibir Ratu.
Nah, kalimat Ratu barusan seolah sudah menegaskan akan hal itu.
"Ya trus? Lo perlu apa sama gue? Jangan bilang lo mau nitip surat cinta buat Arga," tebak Raka asal.
Wajah Ratu seketika bersemu merah. Tebakan Raka tidak sepenuhnya benar dan tidak seluruhnya salah.
"Surat cinta kepala lo botak! Gue emang mau nanya sesuatu tentang Arga, tapi gue bukan mau ngasih surat cinta. Dihhh.., nggak mungkin banget deh," cibir Ratu sinis.
Raka tertawa kecil. Sudah bukan rahasia umum jika Arga dan Ratu sering terlibat pertengkaran kecil setiap kali mereka bertemu. Pasti ada saja yang membuat Ratu emosi saat bertemu ataupun berbicara dengan Arga. Kehadiran Arga seperti sebuah kutukan untuk Ratu.
"Apa yang lo tahu tentang Arga? Apa dia punya rahasia besar yang lo tahu?" Ratu mulai melancarkan aksinya. Mencari informasi.
Raka mengangkat kedua bahunya.
"Gue rasa nggak ada. Arga cukup tertutup. Selain apa yang dia perlihatkan diluar, gue nggak tahu banyak." Raka memandang Ratu dengan heran. Pasalnya, Ratu bukan tipe orang yang selalu ingin tahu tentang kehidupan orang lain. Apalagi sampai bertanya tentang rahasia yang dimiliki oleh orang tersebut."Kenapa lo nanya gitu? Bukan Ratu yang biasanya." Senyuman lebar dibibir Raka berganti dengan seringaian tipis. Tatapannya berubah menyelidik.
Ratu mendelik tajam. "Awas lo kalo ngadu sama si tembok. Gue hajar lo!" ancam Ratu sembari mengangkat kepalan tangannya di depan wajah Raka. Namun, justru membuat senyum di wajah Raka kian melebar, bahkan tawa cowok itu kini sudah pecah.
"Kalo lo hajarnya pake sayang gue mah rela," kekeh Raka.
"Lo penasaran banget ya sama Arga? Kenapa? Lo tertarik sama dia? Entar gue sampein ke dia kalo lo nitip salam."Setelah melempar senyum menyebalkannya pada Ratu, Raka melangkah pergi meninggalkan cewek itu yang masih berdiri di tempatnya dengan penuh kekesalan.
---My Perfect Queen---
Ratu tak mendapatkan informasi apapun saat bertanya pada Raka tentang Arga. Sekalipun mereka bertiga juga teman satu kelas, tapi Ratu juga tidak begitu mengenal Arga dengan begitu baik. Sosok Arga seakan membentengi dirinya dengan orang-orang disekitarnya. Bahkan Raka sendiripun, tidak tahu banyak hal tentang Arga, karena cowok itu pun cukup tertutup.
"Aaarghh! Sial!" Entah umpatan yang beberapa kalinya, lolos dari mulutnya.
Ratu memukul kepalanya dengan buku biologi di tangannya. Dia kesal, sangat. Keinginannya untuk membongkar rahasia Arga gagal total. Dia sama sekali tidak mendapatkan informasi yang mampu menjatuhkan Arga.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Perfect Queen
Teen FictionRatu Amaryllis Renjana. Sesuai dengan namanya, dia adalah ratu yang berada diatas segalanya. Cewek angkuh dengan segudang prestasi dan popularitas yang mengikutinya. Hidupnya benar-benar nyaris sempurna tanpa celah. Hobinya dalam mematahkan ha...