Orang bilang, semua yang terjadi di dunia ini pasti memiliki alasan. Seseorang pergi karena dia pernah datang, orang mati karena dia pernah hidup. Lantas, bagaimana dengan kita? Apakah ada alasan mengapa kita dipertemukan?
---My Perfect Queen---
Ratu mengerjapkan matanya perlahan, hal yang pertama kali tertangkap oleh penglihatannya adalah lampu langit-langit UKS sekolah. Cewek itu berusaha bangun dengan kepala yang masih pusing, namun bersamaan itu pula seseorang menahan bahunya, mencegahnya untuk bangun.
Ratu mengernyit, tatapannya menyorot tajam pada seseorang yang kini berdiri didepannya.
"Ngapain lo disini? Pergi!" hardik Ratu mulai beremosi.
Arganta bergeming. Ia justru menarik kursi dan mendudukkan tubuhnya disana, menatap Ratu tenang seraya bersedekap.
"Lo udah kalah," bisik Arganta dengan suara tenang, namun membuat jantung Ratu berpacu dua kali lebih cepat. Dia tidak suka ketika Arganta mulai menatapnya dengan wajah seperti saat ini, wajah dan tatapan itu seakan-akan sedang menyimpan banyak rahasia.
"Gue nggak peduli," sentak Ratu sinis. "Gue mau lo pergi dari sini!"
Arganta menarik napas panjang. Dia harus punya cukup kesabaran yang tinggi setiap kali menghadapi seorang Ratu.
"Kenapa lo seperti ini? Lo belajar mati-matian hanya untuk sebuah gelar nomor satu?" tanya Arganta penuh ketidakpercayaan. "Dan apa menurut lo ketika lo bisa selalu berdiri diatas, hidup lo bakalan baik-baik aja?"
Kalimat itu seakan menohok hati Ratu, mengundang airmata menggenang di pelupuk matanya.
"Lo nggak paham!" desis Ratu tajam penuh penekanan. "Lo nggak bakalan paham karena LO BUKAN GUE! LO NGGAK TAU APA-APA TENTANG HIDUP GUE! JADI, BERHENTI BUAT IKUT CAMPUR DAN SOK PERHATIAN KE GUE!"
Arganta tersentak ditempatnya ketika mendapati buliran bening itu tumpah dari kedua sudut mata Ratu. Cewek yang selama ini ia kenal begitu angkuh dan kokoh seperti batu karang, kali ini terlihat begitu rapuh. Arganta melihat kesedihan dan kemarahan bercampur menjadi satu dalam sorot mata cewek didepannya.
"Lo udah puas kan nyingkirin gue dari posisi itu?" Ratu menghapus airmatanya dengan kasar, menatap Arganta dengan nyalang. "Jadi, jangan ganggu gue lagi!"
Ratu membawa langkahnya pergi dari hadapan Arganta, meninggalkan cowok itu yang tergugu ditempatnya.
---MY Perfect Queen---
"Baru pulang kamu?!" Teguran keras itu membuat langkah Ratu yang hendak menaiki anak tangga seketika terhenti. Ia berpaling ke arah sofa, dimana papanya sedang duduk di sana dan menatapnya tajam.
"Papa mau bicara sama kamu!" Nada suara Rendy terdengar begitu tegas, seakan tak ingin di bantah. Ratu yang paham akan maksud Rendy, berjalan dengan enggan mendekati sofa dan duduk agak menjauh dari Rendy.
"Bagaimana bisa kamu turun di peringkat kedua?" Ratu tersenyum kecut. Ia tahu pasti, hal apa yang akan menyambutnya dirumah setelah Rendy mengetahui akan hasil ujian akhir semester tadi pagi. Sebenarnya Ratu sengaja pulang terlambat, dia pergi lebih dulu ke rumah sakit untuk menjenguk ibunya. Ratu hanya butuh tempat curhat untuk mencurahkan semua isi hatinya.
"Kenapa? Papa malu kalau Ratu turun di peringkat dua?" Ratu bertanya dengan ogah-ogahan.
"Apa kamu sekarang berani tidak mematuhi perintah papa?" Emosi Rendy mulai merangkak naik.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Perfect Queen
Novela JuvenilRatu Amaryllis Renjana. Sesuai dengan namanya, dia adalah ratu yang berada diatas segalanya. Cewek angkuh dengan segudang prestasi dan popularitas yang mengikutinya. Hidupnya benar-benar nyaris sempurna tanpa celah. Hobinya dalam mematahkan ha...