04. Hostility

1K 71 8
                                    

Tidak penting siapa yang pertama kali datang ke sisimu, karena yang terpenting adalah siapa yang akan bertahan disisimu hingga akhir.

---My Perfect Queen---

Sosok Arganta Dirgara Putra tidaklah asing ditelinga anak-anak SMA Pertiwi. Tidak butuh waktu beberapa bulan untuk Arganta menjadi idola baru dikalangan siswi SMA Pertiwi. Mereka bahkan menjajarkan Arganta dengan deretan idol korea yang sedang digilai oleh para remaja. Bahkan sebagian menyebut bahwa sosok Baekhyun saja masih kalah tampan dari Arganta, entah itu fakta atau opini mereka yang saat ini sedang menggilai sosok Arganta. Menurut sebagian juga, Lee Min Ho aja mah lewat. Iyaa, cuman lewat.

"Hai, Ga! Ntar pulang sekolah nongkrong yuk!" Seorang cewek dengan dandanan yang super heboh mendekatinya, bahkan bergelayut manja di lengan Arganta, yang berusaha ditepis oleh cowok itu. Namun hal itu semakin membuat Grace mempererat pelukannya pada lengannya.

"Wahh, kebetulan sekali Grace. Gue lagi nggak sibuk kok." Sahutan dari Raka yang berdiri disebelah Arga membuat cewek dengan rambut panjang yang dicat coklat terang itu melotot tajam. "Gue nggak ngajak lo, gue cuman ngajak Arga. Pe-de banget sih lo jadi orang!" sembur Grace dengan ketus.

"Arga lagi sibuk banget pulang sekolah nanti, jadi lo jalannya sama gue aja. Gimana?" Raka menaikkan-turunkan kedua alisnya, menatap Grace dengan penuh harap namun hanya dibalas dengan cibiran tak terima dari cewek itu.

"Lepasin tangan gue." Meski nada suaranya begitu tenang, namun wajah datar Arganta membuat Grace mau tak mau harus melepaskan rangkulannya di lengan Arganta dengan berat hati.

"Lo mau kan Ga?" tanya Grace kembali dengan penuh harap. Bukannya menyahut, Arganta justru melangkah pergi begitu saja dari hadapan Grace. Raka berusaha menahan tawanya melihat airmuka Grace yang tertekuk masam. Baru ketika cewek itu berbalik pergi setelah melempar tatapan membunuh padanya, tawa Raka pecah seketika.

Raka berlari kecil menyusul Arganta yang sudah berjalan didepan.
"Seenggaknya lo jangan nolak Grace sekalipun dia nggak secantik Ratu. Itung-itung buat refreshing lah dari tugas matematika pak Erwin."

Arganta sama sekali tak menanggapi ocehan Raka di sampingnya, ia justru kembali memasang Earphone dikedua telinganya. Bukan Raka jika menyerah untuk merecoki Arganta dengan berbagai macam pertanyaan tak berfaedahnya.

"Jadi, gue penasaran banget sebagai temen lo yang kemarin-kemarin denger kalo Ratu bukan tipe lo. Tapi, kemarin juga, lo ngajak Ratu taruhan." Raka yang berjalan disampingnya menepuk pundak Arganta pelan, meminta perhatian cowok itu sesaat.

Arganta menoleh sekilas.
"Nggak ada tujuan apa-apa. Dan dia masih bukan tipe gue," sahut Arganta kembali berjalan dengan cuek.

"Sekarang aja lo bilang gitu, ntar lo juga suka beneran sama Ratu. Senjata makan tuan tau rasa lo," cibir Raka, "lagipula, Ratu itu cewek paling populer disekolah, idaman para cowok-cowok. Mustahil kalo lo nggak tertarik sama dia, kecuali..." Raka menggantung kalimatnya sejenak, menatap Arganta dengan curiga, "kecuali kalo lo suka sama gue." Raka melempar senyum lebarnya pada Arganta yang kemudian dibalas dengan pelototan tajam dari cowok itu.

"Gue normal brengsek," umpat Arganta merasa jijik sendiri melihat tatapan Raka padanya. Sontak tawa Raka kembali pecah. "Gue juga masih doyan yang bohay kali," seloroh Raka.

Ketika sampai di depan kelas, mereka menghentikan langkah saat melihat sosok Ratu sedang berjalan ke arah mereka bersama Senna, Sandra, dan Gia. Seperti biasa, kemanapun cewek itu melangkah. Pasti ada belasan dan puluhan mata yang menatapnya penuh ketertarikan.

"Oh, ada si nomor dua disini," beo Ratu sinis. "Gimana? Lo pasti udah siap nerima kekalahan lo 'kan?" Ratu berdiri tepat didepan Arga, menatap cowok itu penuh keangkuhan.

My Perfect QueenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang