16. Surprised

748 64 3
                                    

"Kamu hanya akan menjadi pengecut jika terus mencoba melarikan diri dari kenyataan."


---My Perfect Queen---

"Jadi, bener nih, lo bakalan jalan berdua sama Ratu?" Raka menyatukan kedua jari telunjuknya didepan wajahnya dengan ekspresi tak percaya. Kedua bola mata cowok itu seakan meloncat keluar dari tempatnya. Sedangkan Dio nampak tenang dan santai saja mendengar pertanyaan Raka pada Arganta. Kabar semacam ini bukanlah hal yang patut dihebohkan. Namun, mengingat cowok yang berkencan dengan Ratu adalah makhluk semacam Arganta, tentu saja membuat banyak orang cukup melotot tak percaya sekaligus iri.

"Hhmm.." Arganta hanya menanggapinya dengan gumaman singkat. Seakan tak tertarik dengan pertanyaan heboh yang dilontarkan oleh Raka.

"Waahh! GILA! SERIUSAN LO!" Raka semakin heboh saat melihat reaksi Arganta, Raka bahkan memukul keras lengan Dio disampingnya sebagai bentuk ungkapan perasaan senang bercampur tak percaya.

"Ini benar-benar bisa jadi topik yang panas di Maper!" Raka menjentikkan jarinya dengan senyuman lebar dan wajah berseri-seri, seakan ia baru saja memenangkan lotre.

"Gila emang! Padahal gue yang tiap malem ngimpiin jalan berdua sama Ratu, eh malah lo yang nyambar duluan! Dunia benar-benar nggak adil!" gerutu Dio dengan airmuka sebal.

Arganta tersenyum tipis seraya mengangkat kedua bahunya tak acuh.

"Eh, tapi lumayan donk kita dapet jatah bakso gratis seminggu." Raka menyikut pelan Dio yang duduk disebelahnya. Keduanya sibuk menyendok siomay di dalam piring masing-masing. Sementara Arganta masih sibuk dengan ponsel di tangannya dan headset dikedua telinganya. Meski begitu, ia masih bisa mendengar obrolan kedua temannya dengan jelas.

"Gue pastiin, ini bakal jadi catatan penting dalam sejarah Maper. Dua idola sekolah kita jadian, sadar nggak sih lo bakal bikin puluhan orang patah hati, kampret!" Raka kembali berceloteh dan menggerutu panjang lebar, berharap Arganta merespon apa yang ia katakan, namun cowok itu masih diam tak menjawab.

"Nah, bener tuh kata Raka. Dan nanti kalo lo bisa buat Ratu benar-benar jatuh cinta sama lo, lo harus traktir kita."

Arganta menarik napas dalam, ia mulai sedikit risih mendengar ocehan tak berbobot dari kedua temannya. Topik yang kedua temannya bicarakan mulai membuat dirinya merasa tidak nyaman, apalagi ketika menyinggung soal perasaan. Tak ada yang tahu isi hati manusia itu seperti apa, termasuk pada siapa kita akan menjatuhkan hati.

"Lo pikir perasaan itu bahan taruhan?"

Dio dan Raka terdiam mendengar nada bicara Arganta yang berubah sedikit tak bersahabat. Apalagi airmuka Arganta mulai berubah serius. Kadang, hal seperti lah yang berusaha dihindari oleh Raka dan Dio. Airmuka Arganta yang serius kian menambah kesan dingin dan tak tersentuh. Membuat siapapun akan merasa enggan untuk berurusan dengannya.

"Bukannya lo cuman main-main sama taruhan lo?" Raka melebarkan matanya sesaat, menatap Arganta tak percaya. "Jangan bilang kalo lo seriusan sama si Ratu, kampret!" umpat Raka.

Arganta menatap kedua temannya dengan datar. "Emang, sejak kapan gue suka main-main sama cewek? Kayak kalian?"

Pertanyaan itu tentu saja membuat Raka maupun Dio melotot.
"Tai! Jadi beneran lo suka sama si Ratu?" tanya Raka lebih menyerupai umpatan.

"Perasaan manusia itu nggak ada yang tau. Gue suka beneran sama cewek itu atau nggak, bukan urusan kalian." Arganta hanya menanggapinya dengan nada datar.

My Perfect QueenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang