07. Secret

863 72 11
                                    

Jangan segera menyimpulkan sesuatu hanya melihat dari satu sisi. Jangan menghakimi tanpa tahu apa yang sebenarnya terjadi.

---My Perfect Queen---

Ratu baru saja keluar dari ruangan OSIS setelah melakukan rapat dengan beberapa anggota OSIS yang lain untuk membahas mengenai Prom Night yang akan dilaksanakan sebulan bulan lagi untuk kakak kelasnya.

Dengan sedikit tergesa, Ratu membawa langkahnya menuju kamar mandi untuk menuntaskan panggilan alam yang sudah sangat mendesak. Setelah menyelesaikan ritualnya dan mencuci kedua tangannya, Ratu berjalan keluar kamar mandi. Namun, langkahnya terhenti tepat di depan pintu kamar mandi cowok. Bukan karena apa, melainkan ia mendengar suara seseorang yang sedang marah-marah.

Sedikit penasaran, Ratu mengintip dari balik celah pintu yang sedikit terbuka. Suara cowok itu sudah tidak asing lagi untuk Ratu, namun ia merasa penasaran karena nada bicara Arganta yang seperti orang sedang marah-marah.

Ratu menyipitkan matanya saat melihat Arganta sedang berbicara dengan seseorang di dalam telfon.

"Sudah saya katakan! Saya tidak akan melakukan seperti apa yang Anda minta!"

Ratu mengernyit bingung mendengar Arganta berbicara menggunakan bahasa yang sangat formal. Apalagi, nada bicara cowok itu terdengar sedikit menakutkan di telinga Ratu. Untuk beberapa saat, Ratu hanya mematung di tepi pintu kamar mandi, hingga ia tidak menyadari jika Arganta sudah menyelesaikan percakapannya dengan orang di seberang telfon dan kini, Arganta berjalan keluar. Cowok itu sedikit terkejut saat mendapati Ratu sedang berdiri mematung di depan pintu kamar mandi.

Ratu tentu saja kaget karena Arganta yang tiba-tiba sudah muncul didepannya, menangkap basah dirinya yang telah mencuri dengar pembicaraan Arganta.

"Sejak kapan lo berdiri disini? Lo nguping?" Nada bicara Arganta begitu datar dan dingin, tatapannya yang menatap Ratu tajam, seolah menusuk hingga ke dalam tulangnya.

"Dihh.., pe-de banget sih lo! Gue nggak denger apa-apa dan nggak nguping apa-apa!" ujar Ratu mencoba mengendalikan dirinya. Cewek itu membalikkan tubuhnya dengan cepat, mencoba menghindar dari tatapan Arganta yang mulai mengintimidasi.

Ini sangat tidak baik untuk kesehatan jantungnya. Jadi, dia harus berlari pergi dan menyelamatkan diri secepatnya.

"Mau kemana lo?" Suara berat dan dalam Arganta menghentikan langkahnya. Seolah setiap perkataan Arganta, sudah diprogam khusus dalam otaknya untuk mengikuti setiap kalimat Arganta.

Ratu berbalik dengan kesal. "Udah gue bilang, gue nggak denger apa-apa, cowok tembok!" umpat Ratu memaki Arganta. Padahal yang seharusnya marah itu adalah Arganta, bukan dirinya. Memang dasar Ratu yang selalu ingin menang sendiri.

Arganta menaikkan sudut bibirnya, ia melangkah mendekati Ratu dengan tenang. Namun, Ratu merasa seakan di datangi oleh singa yang sedang kelaparan.

Jangan salahkan Ratu yang mendadak kicep seperti ini hanya karena senyuman seorang Arganta. Dia akui, Arganta memang memiliki kharisma yang mampu menarik siapapun untuk tidak bisa berpaling darinya. Aura Arganta benar-benar seperti menghipnotis seluruh tubuhnya untuk mengikuti setiap perkataan cowok itu.

Sialan! Jika seperti ini, Ratu akan semakin terlihat mudah dijatuhkan oleh Arganta.

"Lo mau kabur setelah nguping pembicaraan orang lain?" Arganta terkekeh, "lo nggak bisa kabur gitu aja."

Mampus!

Ratu benar-benar merutuki kebodohannya dan sifat keponya yang ditularkan Sandra padanya. Mungkin, setelah ia berhasil kabur dari singa yang tak sengaja ia bangunkan ini, Ratu akan benar-benar memaki Sandra.

My Perfect QueenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang