🌿 16 🌿

3.1K 475 79
                                    

Hai! Maaf aku baru bisa update sekarang. Selain karena harus mengerahkan seluruh waktu untuk skripsi dan persiapan cetak Burning Soul, beberapa hari ini aku juga sibuk nyiapin lebaran, makanya walau naskahnya udah siap, aku belum punya kesempatan segera untuk editing dan revisi, hehe. Btw, minal aidin wal faidzin, mohon maaf lahir dan batin. Selamat lebaran bagi yang merayakan, ya! Dan juga, selamat hari Kenaikan Isa Almasih! Lebih baik telat ngucapin daripada nggak sama sekali, ya :'D Oh, iya, di bagian akhir nanti, aku bakal ada promosi fanbook markhyuck. Bagi kalian yang penasaran dan berminat, cek end note di bawah setelah baca bab ini, ya! For now, please enjoy the story, loves! <3

.

.

.

Warning: High sexual tension (hingga pada titik setiap karakter terasa menjijikkan bagi sebagian orang, I guess).

.

.

.

Playlist: Cherry - Lana Del Ray

.

.

.

Hal pertama yang Donghyuck dapati adalah rasa hangat, menjurus panas mendidih, yang membungkus sekujur tubuhnya. Ia seolah terkungkung dalam sebuah kuali tak kasat mata; berat, kasar, dan panas. Dengan kepala yang seakan meleleh dan menempel di dasar kuali, Donghyuck membuka mata perlahan-lahan, mencoba mengenali lingkungan yang semula hanya gambaran dalam bayang.

Donghyuck mendapati sebuah permukaan bidang yang bergerak naik dan turun dalam gerak konstan, juga merasakan derak aliran yang semula terabaikan. Permukaan dada serta aliran darah. Tubuh seseorang. Donghyuck seketika membuka mata lebih lebar, sekuat mungkin mengangkat tubuh yang semula melekat ke dasar, hanya demi menemukan wajah terlelap Minhyung di bawahnya.

Hal itu tidak lantas membuatnya lega.

Dengan jantung bertalu kencang, Donghyuck mengedarkan pandang, berusaha mengingat segala yang terjadi semalam dan membayangkan kekacauan yang tengah menanti pagi ini. Tidak ada pakaian bercecer, tidak ada jejak aroma seks yang tertinggal di udara. Hanya ada Minhyung, terbaring di permukaan sofa dengan kedua mata terpejam, tertidur. Satu yang membuat Donghyuck setidaknya merasa tenang, yakni mereka tidak melakukan hal kontroversial semalam. Ia tidak melakukan seks bebas dengan sembarang Alpha dan fakta itu cukup. Setidaknya, sampai ia menyadari apa yang memicu bayangan kuali panas dalam kepalanya.

Ketika telapak tangannya menyentuh dada Minhyung di balik lapis pakaian, hawa panas yang menguar sudah cukup membuat Donghyuck berjengkit. Dengan mata melebar, ia melarikan tangan ke leher dan kening Minhyung, merasakan demam yang membakar.

"Minhyung?" panggilnya pelan. Kecemasan mewarnai nada suaranya. "Minhyung, kau mendengarku?" Tangan Donghyuck bergerak menyentuh pipi si pria yang terasa sama panas sebagaimana permukaan kulit yang lain. Akan sentuhan itu, alis Minhyung berkedut dan kelopak matanya mulai bergerak membuka.

Donghyuck segera memperbaiki posisi hingga kini duduk di tepi sofa, di sisi tubuh terbaring Minhyung.

"Tubuhmu panas sekali. Apa kau baik-baik saja?" tanyanya.

Minhyung tidak langsung menjawab. Pria itu membawa matanya berkeliling ke segala arah, seakan sukar menemukan satu titik pegangan. Erangan halus meluncur lepas dari belah bibirnya yang kering dan pecah-pecah.

[✓] Metanoia [Bahasa]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang