Hai, halo! Akhirnya kesampaian buat update hari ini :'D Maaf sudah menunggu lama. Selamat membaca~ ❤️
.
.
.
Playlist: White Blood - Oh Wonder; Alaska (Performance Version) - Francisco Martin
.
.
.
Donghyuck seharusnya sudah mati tiga tahun lalu, ketika ia mencapai ketidaksadaran dengan cairan merah menggenangi lantai dari koyakan di pergelangan tangan. Namun, di sinilah Donghyuck berada, menatap kosong ke luar jendela di mana rintik hujan memenuhi pandangan. Suara dosen di depan kelas tak lagi begitu ia perhatikan. Bagi Donghyuck, ada banyak hal yang lebih penting untuk dipikirkan selain wanti-wanti bahwa merekaㅡmahasiswa tingkat akhirㅡharus mulai memikirkan desain dan konsep acara peragaan busana sebagai tugas akhir sebelum wisuda.
Begitu sang dosen mengakhiri kelas, Donghyuck menjadi mahasiswa pertama yang beranjak pergi. Mengabaikan hujan yang mengguyur, setelah mengamankan barang-barang di dalam tas, ia mengangkat tudung jaket parasut menutupi kepala, pun melangkah cepat membelah hujan. Indekosnya terletak beberapa jarak saja dari kampus, tempat yang Donghyuck putuskan untuk tinggali setelah meninggalkan indekos lama tempat skandal besarnya terjadi.
Donghyuck segera masuk ke kamar dan berganti baju kering. Setelahnya, ia meraih ponsel, mengetik cepat: Ibu, aku tidak punya cukup uang untuk membayar tagihan indekos bulan ini, bisnis tidak berjalan lancar. Bisa tolong Ibu transferkan uang?
Hanya beberapa saat sebelum pesan baru masuk ke ponselnya, balasan dari sang ibu: Iya, Sayang. Ibu usahakan akhir minggu ini.
Donghyuck bisa sedikit merasa lega atas itu. Jemarinya kembali bergerak, memeriksa jumlah tabungan di bank melalui aplikasi, dan jumlahnya kembali membuat ia gelisah. Tugas akhir untuk mendesain baju dan mengadakan acara peragaan busana akan memakan biaya yang tak sedikit. Bisnis yang tidak berjalan baik akhir-akhir ini membuat pendapatan Donghyuck habis cukup untuk makan. Ia juga tidak tega melimpahkan beban biaya sebesar itu kepada sang ibu, yang kini memilih merantau ke Daegu dan menjadi pekerja di salah satu perusahaan industri fast fashion.
Donghyuck sebenarnya tidak setuju ibunya terjun ke dunia fast fashion, tetapi mereka tidak punya pilihan apabila ingin tetap hidup dan melanjutkan pendidikan. Nyonya Lee tidak punya kemampuan yang memadai, dan status sebagai wanita Omega turut menyulitkan posisinya, sebab dalam masyarakat mereka, Omega diharuskan mengikuti sang Alpha, lebih-lebih wanita. Donghyuck pun berjanji pada diri sendiri, begitu menyelesaikan kuliah, ia akan menarik sang ibu dari perusahaan buruk itu. Untuk sekarang, ia harus memutar otak untuk menemukan dana yang cukup demi menunjang tugas akhirnya.
Jawaban Donghyuck pun melabuhkannya ke sebuah toko buku di dekat kampus, Book Nook. Donghyuck sering mengunjunginya, tempat yang tenang dengan dekorasi minimalis serta penerangan hangat. Tidak banyak pengunjung yang datang dalam satu sesi pun menjadi nilai tambah yang mendongkrak daya nyamannya. Begitu ia tahu Book Nook membutuhkan pegawai baru, ia tidak berpikir dua kali untuk segera mengajukan lamaran. Lamaran itu berbuah manis. Donghyuck kini resmi bekerja di sana.
Book Nook menuntun jalan Donghyuck bertemu jalur dengan Doyoung, seorang mahasiswa kedokteran tingkat akhir yang berada satu tahun di atasnya. Bermula dari kunjungan terlampau sering Doyoung akibat begitu banyak buku yang dibutuhkan demi menunjang tugas akhirnya, ditambah sesi curhat mendadak perihal tugas yang cukup rumit dan dosen yang kerap hilang tanpa berita, membuat lambat laun pertemanan Doyoung dan Donghyuck menjadi lebih dekat.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] Metanoia [Bahasa]
Fanfiction[SUDAH TERBIT] Lee Donghyuck tidak mengenal cinta. Konsep itu sudah tidak lagi relevan dalam hidup sejak ia melihat kehancuran keluarganya. Sebagai seorang Omega laki-laki, yang menjadi tujuan hanyalah bagaimana cara supaya bisa hidup sejahtera tanp...