🌿 24 🌿

2.4K 377 62
                                    

Halo! Selamat datang di bab 24. Selamat membaca! ❤️

.

.

.

"Minhyung? Kau belum tidur?"

"Halo lagi, Ibu."

"Ada apa, Nak?"

Minhyung antara siap dan tidak untuk mengatakannya. Bibirnya mendadak kering, memaksa lidah untuk bergerak melintas. Dengan sebelah tangan terpangku di pinggang dan sebelah lagi menahan ponsel di telinga, ia bergerak mondar-mandir di dekat jendela kamar.

"Bu," panggilnya.

"Ya?"

Ayolah, Minhyung. Jadilah Alpha sejati dan katakan apa maumu.

Minhyung sejenak memejamkan mata, meneguk saliva, sebelum kembali membukanya untuk berhadapan dengan hamparan kota Seoul yang bercahaya di balik kaca jendela.

"Aku akan ke Vancouver minggu depan."

Sang ibu terdengar seolah tersenyum, lalu menjawab. "Kau selalu disambut di sini. Pulanglah, dan kita habiskan waktu bersama."

"Pasti, Bu," ujarnya meyakinkan. Lalu, "Juga, selain karena merindukan kalian, alasanku ingin pulang adalah karena aku mau meminta izinmu dan Ayah."

"Izin untuk apa?"

Minhyung kembali berusaha menguatkan diri. Ia harus sanggup mengungkapkan apa yang ia inginkan. Lagi pula, ia tahu kedua orang tuanya akan mendukung apa pun yang membuatnya bahagia.

Setelah banyak usaha meneguhkan diri, mulut Minhyung yang kering pun berhasil menyuarakan keinginannya:

"Aku ingin menikah."[]

.

.

.

Yup! That's all! 👍🏿 Jangan lupa tinggalkan jejak berupa vote dan komen. Terima kasih sudah membaca dan selamat malam! 🖤

[✓] Metanoia [Bahasa]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang