🍂 2 🍂

5.6K 781 71
                                    

🌿: Bab yang membahas masa kini
🍂: Bab yang membahas masa lalu

.

.

.

DONGHYUCK, 14 TAHUN

Suatu hari yang cerah di musim panas. Donghyuck melangkah riang pulang dari sekolah. Suasana hatinya baik sejak pagi, bahkan mungkin sejak kemarin, sebab sadar hari ini adalah ulang tahunnya. Dua adik laki-lakinya, Sungchan dan Jisung, dengan manis mengucapkan selamat via pesan teks, meski kamar mereka hanya berjarak beberapa langkah saja. Itu sudah cukup, Donghyuck dibuat senang. Hanya ibunya yang belum memberi selamat. Pagi tadi, Donghyuck mendapati wanita itu tampak lelah dengan kantung mata menghitam, tanda kurang tidur. Ibunya tidak banyak bicara, hanya menyuruhnya sarapan dan cepat-cepat berangkat sekolah jika tidak ingin terlambat. Sedangkan ayahnya ... Yah, Donghyuck tidak mengharapkan apa-apa dari pria Alpha itu.

Waktu sudah cukup sore ketika Donghyuck memasuki kompleks perumahannya. Ini karena adanya kelas tambahan menjelang ujian kelulusan. Namun, Donghyuck menjalaninya dengan semangat hari ini. Beberapa teman yang ingat akan ulang tahunnya dan memberi hadiah kecil-kecilan membuat Donghyuck merasa lebih betah dari biasa selama di sekolah. Sepanjang jalan ia jadi menduga, apa yang keluarganya siapkan untuk perayaan ulang tahun si anak tertua.

Tidak sebagaimana kebanyakan orang yang langsung menerobos pintu utama, Donghyuck memutar haluan ke sisi kiri rumah, pun mendongak ke jendela di lantai dua, berusaha menangkap tanda-tanda kehidupan.

"Sungchan sudah di rumah belum, ya?" gumamnya. Kepalanya lantas menoleh ke segala arah, mencari-cari, lalu merunduk untuk meraih kerikil dan dilemparkan ke jendela di lantai dua. Tak lama, bidang kaca tersebut terbuka, menampilkan wajah seorang pemuda.

"Donghyuck Hyung!" seru pemuda itu, sedikit kesal, sedikit heran.

"Hei, Ayah di rumah?" tanya Donghyuck dalam suara pelan, tetapi tidak cukup pelan hingga Sungchan tidak mampu mendengarnya.

Pemuda itu menggeleng. "Kata Ibu, dia pergi membawa mobil sejak pagi."

Senyuman Donghyuck mengembang hingga telinga. Hari ulang tahunnya adalah yang terbaik! Selain ucapan selamat manis dari kedua adiknya, hadiah dari teman-teman sekolahnya, ia juga harus menerima kejutan bahwa ayahnya tidak di rumah, bahkan pergi membawa mobilㅡyang artinya pria itu tidak akan pulang untuk beberapa hari.

"Luar biasa!" Donghyuck memekik girang dan bergegas memasuki rumah. Sungchan yang melihatnya hanya geleng-geleng kepala, pun kembali menutup jendela.

"Ibuuu!" Donghyuck berseru dari pintu depan, menciptakan sedikit kegaduhan ketika melepas sepatu, lalu berlari menyusuri ruang tengah menuju dapur. Ia hanya tertawa ketika ibunya mengomel singkat. Donghyuck mendekap tubuh wanita Omega yang tengah berkutat di wastafel cuci itu, merasakan kehangatan nyaman yang memancar dari tubuh lelahnya.

"Kenapa?" Wanita itu melirik sang putra, tersenyum. "Ada sesuatu yang menyenangkan di sekolah?"

Donghyuck mengangguk. "Juga karena Ayah tidak di rumah," ujarnya, yang mana membuahkan cubitan gemas di pinggangnya. Donghyuck kembali tertawa, pun mengekori ibunya yang kini meletakkan perkakas bersih ke tempat masing-masing. "Ibu ingat tidak sekarang hari apa?" tanyanya kemudian.

"Rabu," jawab wanita itu, enteng.

"Tanggal berapa?"

"Tanggal berapa, ya? Ibu tidak memeriksa kalender." Seiring itu, ia melangkah mendekati kalender yang tergantung di samping kulkas, menggunakan jari telunjuk untuk menyusuri deretan angka, dan matanya yang semula menyipit seketika melebar setelah melihat tanggal tertera. Ia menoleh pada Donghyuck dengan wajah yang sama.

[✓] Metanoia [Bahasa]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang