Hai! Terima kasih buat yang udah nunggu. Akhirnya bab ini bisa update juga, hewhew.
Thank you buat yourdayssi kiangel__ sayanghaechan fullsun_ncit6 dan ttewbeokki yang udah nge-beta-in bab ini.
Maaf kalau Metanoia alurnya cenderung lambat, ya. Moga tetep suka. Selamat membaca <3
.
.
.
Playlist: Lee Hi - Breathe; Losing Me (Piano Ver.) - Gabrielle Aplin & JP Cooper
.
.
.
Setelah hari demi hari yang dilalui bersama terik sinar musim panas, mendung di hati Jeno lambat laun menemukan kata usai. Meski lapis langit biru belum benar-benar terlukis di benaknya, setidaknya Jeno berhasil melewati satu hari penuh tanpa memikirkan Donghyuck.
Pemotretan terakhirnya untuk hari ini telah usai. Setelah mengemasi kamera dan berpamitan pada beberapa modelnya hari itu, Jeno meninggalkan ruang pemotretan, kembali ke ruang kerja dan mengemasi barang-barangnya sebelum pulang.
Jeno menekuni profesi sebagai fotografer model majalah sejak lima tahun terakhir. Profesi itulah yang kemudian mengantarnya bertemu dengan Donghyuck, desainer sebuah perusahaan fesyen cukup besar di Seoul. Meski semula terkejut saat mengetahui identitas seksual Donghyuck sebagai Omegaㅡsebab lelaki itu tidak terlihat seperti Omega sama sekaliㅡJeno berakhir menerima dan bahkan jatuh hati padanya. Pertemanan itulah yang membuka perjalanan hubungan mereka selama kurang lebih dua tahun sebelum akhirnya kandas.
Apabila ditanya, masihkah Jeno menaruh hati pada Omega terindah yang pernah mematahkan hatinya, ia tanpa ragu akan menjawab iya. Meski kenyataan tak lagi mengizinkan mereka bersama, Donghyuck tetap menempati ruang khusus dalam relung hati Jeno, yang ia sendiri tak yakin akan bisa ditempati oleh sosok lain.
Ruang kerja yang Jeno tempati adalah ruangan khusus para fotografer, dengan beberapa meja berkapasitas komputer tersusun bersampingan satu sama lain. Meja Jeno bersisian dengan meja seorang fotografer senior, Kang Jaesoo. Melihat Jaesoo tengah sibuk di depan layar komputer yang menyala, yang Jeno asumsikan menampilkan aplikasi pengedit gambar profesional, ia pun menyapa pria itu dengan senyum ramah sebagaimana biasa.
Tersentak, Jaesoo buru-buru melakukan sesuatu pada layar komputernya, seakan menyembunyikan hal yang tidak seharusnya.
"Mengerjakan apa, sih?" Jeno melongokkan kepala, mengintip komputer Jaesoo yang kini menampilkan layar antar muka Windows. Ia lantas menarik diri dengan bibir mencebik. "Kau mengedit foto porno, ya?" godanya.
Jaesoo membetulkan letak kacamata di pangkal hidungnya sambil mendengus geli. "Apa-apaan!"
Jeno hanya tertawa sambil mengemasi barang-barang ke dalam tas.
Jaesoo adalah salah satu fotografer yang telah mengabdi cukup lama di perusahaan mereka, juga merupakan karyawan tertua. Pria kepala empat itu, meski tertutup, cenderung disukai dan dihormati oleh hampir seluruh karyawan perusahaan itu. Dan dengan status yang masih lajang, Jaesoo menguarkan jiwa muda yang membuat orang lain gampang akrab. Itulah yang Jeno senangi darinya. Selain profesional, Jaesoo juga gampang membuat orang lain merasa nyaman.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] Metanoia [Bahasa]
Fanfiction[SUDAH TERBIT] Lee Donghyuck tidak mengenal cinta. Konsep itu sudah tidak lagi relevan dalam hidup sejak ia melihat kehancuran keluarganya. Sebagai seorang Omega laki-laki, yang menjadi tujuan hanyalah bagaimana cara supaya bisa hidup sejahtera tanp...