🌿 17 🌿

3.1K 479 70
                                    

Akhirnya bisa update lagi :'D Tags buat chap ini: NOHYUCK NOHYUCK NOHYUCK!!! Wkwkwk

Enjoy, loves~

.

.

.

"Hentikan mobilnya."

Jeno menggelengkan kepala. "Tidak."

"Hentikan mobilnya," ulang Donghyuck, dengan suara yang lengket akibat terus menangis.

"Tidak, Donghyuck. Aku harus membawamu ke tempat amanㅡ"

"Ke mana?" sambar Donghyuck, kali ini memaksa diri menoleh dan memelototi Jeno, meski matanya bengkak dan terasa panas bukan main. "Tidak ada yang namanya tempat aman, jadi tolong hentikan mobilnya sekarang."

"Dan kau akan ke mana? Kalau kau mau turun dan mencari taksi hanya demi kembali ke apartemenmu di saat Alpha itu masih di sana, aku tidak akan membiarkanmu."

"Dia punya nama! Lee Minhyung."

"Aku tidak peduli."

Donghyuck kembali membuang kepala ke sandaran kursi. Pikirannya tidak bisa berhenti mengarah pada Minhyung. Apa yang kira-kira pria itu lakukan sekarang? Bagaimana demamnya? Apa sekujur tubuhnya masih kesakitan? Apa ia bahkan menaruh sedikit kepedulian dan memakan makanan yang sempat Donghyuck bawakan? Meski begitu, makanan itu tidaklah cukup. Masa rut adalah masa yang memberatkan, sebagaimana heat tanpa supresan. Dan Minhyung tidak memiliki bekal supresan sebutir pun. Donghyuck kembali terisak.

"Kita harus kembali," ujarnya lagi. "Kumohon, Jeno. Biarkan aku kembali. Dia membutuhkanku."

Jeno menghela napas. Meski begitu, ia tidak berhenti menyetir. "Tentu saja dia membutuhkanmu," balasnya. "Kau Omega dan dia Alpha, Donghyuck. Kalau aku membiarkanmu ke sana sekarang, bisa-bisa sembilan bulan lagi kau akan menggendong bayinya."

Kalimat itu lantas memberi efek yang tidak keduanya duga. Aroma Omega Donghyuck lekas menguat. Bagian di antara kedua pahanya semakin basah dan lengket. Jeno nyaris menabrak mobil di depannya apabila tidak meraih fokus segera.

"Donghyuck!" desisnya. "Kurasa tidak butuh waktu sembilan bulan. Lihat saja dampaknya padamu sekarang. Tubuhmu dipenuhi aroma Alpha, Donghyuck, aromanya! Bagaimana kau bisa berpikir ingin berkeliaran dengan kondisi seperti ini?"

"Berhenti memarahiku! Kau tidak berhak!" bentak Donghyuck. Ia mendelik galak dengan wajah memerah, meski jejak air mata masih membuat wajahnya bengkak dan sembap.

Jeno mendengus. "Kau benar. Aku tidak berhak. Aku hanya mantan kekasihmu yang tidak berhak mendekatimu karena kau sudah punya calon Alpha. Terlepas dari perasaanku padamu, aku tetap tidak berhak mendekatimu karena kau sudah meninggalkanku. Begitu maksudmu?"

"Bisakah kau ...." Donghyuck mengerang. "Bisakah kau berhenti memikirkan dirimu sendiri? Kau tahu, Jeno? Kau amat sangat egois! Bahkan sekarang kau lebih mementingkan rasa cemburumu ketimbang apa yang seharusnya dilakukan!"

Atas itu, Jeno segera menepikan mobil dan menginjak rem dengan tiba-tiba, membuat tubuhnya dan Donghyuck tersentak ke depan. Si Omega membulatkan mata, jelas tidak menduga sesuatu seperti itu.

"Ya, kau benar," ujar Jeno kemudian. Kedua tangannya menggenggam setir dengan erat hingga menampilkan jalinan urat. Kepalanya menunduk, rahang mengencang. "Aku jadi egois karena sangat cemburu melihatmu bersikap sampai seperti ini demi orang itu. Aku benci mendapati tubuhmu beraroma seperti Alpha itu. Aku membenci fakta bahwa kau bahkan terangsang dan membasahi dirimu sendiri hanya karena dia. Seolah-olah kau siap menyerahkan diri untuk dia setubuhi. Karena demi Tuhan, Donghyuck, kau tidak pernah sampai begini sekali pun ketika bersamaku. Dan bahkan waktu itu, statusku adalah kekasihmu, jauh berbeda dengan dia yang, apa, berstatus teman masa SMA-mu?

[✓] Metanoia [Bahasa]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang