🌿 23 🌿

3.1K 387 122
                                    

Halo! Akhirnya bisa update lagi. 😌 Mana nih yang nunggu update-an METANOIA? Jangan lupa ramein babnya ya, biar aku makin semangat. 🖤 Kalau nggak rame nanti aku sedih terus updatenya mandek. 🙂 Ehehehehe.

Enjoy ya~ ❤️

.

.

.

Playlist: All You Need To Know (Acoustic) - Gryffin & Slander ft. Calle Lehmann

(Akhirnya bisa pakai lagu ini juga 😭)

.

.

.

Donghyuck sadar ada yang tidak beres dengan dirinya. Bayang akan kenangan-kenangan mengerikan terus terjadi, dengan puncak terparah di malam yang ia habiskan bersama Minhyung. Setelah menjerit seperti orang kesetanan, memaksa Minhyung menenangkannya meski harus menerima tonjokan dan tendangan, Donghyuck pun baru bisa tidur ketika matahari mulai menanjak naik. Minhyung mendekapnya erat sambil terus membisikkan kata-kata penenang, menandakan kehadiran yang terus di sana.

Meski begitu, Donghyuck hanya bisa tidur kurang dari lima jam, dan mengingat malam yang ia lewati dengan kegiatan yang cukup menguras energi fisik dan batinnya, Donghyuck berakhir alfa dari kerja. Waktu itu lantas ia gunakan untuk lebih menenangkan diri, dengan Minhyung yang terus berusaha hadir, meski keberangkatan menuju London hanya tinggal menghitung jam.

"Kau tidak perlu ada di sini," gumam Donghyuck. Kepalanya menyandar lemas pada tumpuan tangan di lengan sofa. Kedua kaki ia lipat ke sisi tubuh. Matanya tidak memaku pada wujud Minhyung di sofa tunggal di hadapannya, melainkan pada lantai berlapis karpet bulu.

"Aku yang ingin ada di sini, dan aku sama sekali tidak merasa keberatan." Seakan Minhyung memang mampu membaca isi pikiran Donghyuck. Dan ketika lelaki itu tampak sejenak mengangkat mata ke arahnya, Minhyung tahu anggapannya berbuah benar.

"Bagaimana dengan persiapanmu terbang ke London? Kau juga harus segera bekerja begitu mendarat. Kau butuh banyak istirahat," ujar Donghyuck lagi.

"Sudah, ini bukan hal yang harus kau pikirkan. Aku tahu apa yang kulakukan," balas Minhyung acuh tak acuh, berharap si Omega akan bersikap selayak itu pula. Yang saat ini lebih penting adalah Donghyuck. "Kau mau makan sekarang?"

Ketika Donghyuck menggelengkan kepala, Minhyung menarik napas dalam. Ia lantas bergerak bangkit dan meraih sisi si Omega, merasakan aroma yang semakin keruh tiap menitnya.

Donghyuck tersentak ketika mendapati Minhyung mendekat, membuat pria itu mengangkat kedua tangan sebatas dada dan memperingatkan: "Ini aku." Donghyuck baru bisa tenang dan menerima Minhyung di dekatnya setelah itu.

"Kau belum memakan apa pun sejak pagi."

"Aku tidak lapar, Minhyung," ujar Donghyuck dalam suara lengket. "Aku tidak bisa melakukannya sekarang."

"Tubuhmu butuh nutrisi. Aku tidak mau kau jatuh sakit."

"Bisakah kau memelukku saja?" Donghyuck menoleh kali ini, menatap Minhyung dengan mata tanpa cahaya.

Dengan ulu hati yang seakan terlindas, Minhyung menganggukkan kepala, pun membuka kedua tangan. "Kemarilah."

Begitu saja, Donghyuck menyerahkan diri ke dalam pelukan sang Alpha, membiarkan kedua lengan pria itu mendekapnya erat, dengan detak jantung yang membuatnya sejenak mampu memejamkan mata dengan nyaman. Gerak lembut telapak tangan Minhyung yang menepuk punggungnya memberi rasa aman lebih banyak.

[✓] Metanoia [Bahasa]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang