🌿 20 🌿

3.4K 458 74
                                    

Dari komenan di bab kemarin, aku jadi tahu banyak Donghyuck yang menjadi pembacaku. Meski nggak sempat balas satu-satu, tapi aku baca semuanya. Semoga kalian, aku, dan Donghyuck bisa healing sama-sama lewat Metanoia. Mungkin harapanku terlalu muluk, tapi seenggaknya semoga Metanoia bisa ninggalin sesuatu buat jadi petunjuk atau bahkan pemicu healing ya. Love you all~ ❤️

.

.

.

Playlist: afterthoughts - renforshort, Keep Me - Novo Amor

.

.

.

Waktu bergulir; detik berubah menit, menit berubah jam, dan jam menggulung hari. Selama waktu itu, Donghyuck belum bisa berhenti memikirkan bahwa apa yang keluarganya lakukan terhadap Minhyung bukanlah hal benar. Berita tentang Minhyung yang melamar Donghyuck langsung tersebar ke telinga para keluarga. Sungchan dan Shotaro tak berhenti menghubunginya untuk meminta penjelasan, yang belum jua sempat Donghyuck berikan hingga sekarang. Begitu pula Jisung. Mereka antara percaya dan tidak, sadar bahwa Donghyuck tidak pernah menjalin hubungan dengan Alpha mana pun sebelumnya. Hingga Minhyung datang, yang dengan bangga Nyonya Lee akui sebagai calon bagian dari keluarga mereka.

Minhyung sudah tidak menetap di apartemen Donghyuck. Pria itu memutuskan untuk menyewa hotel di hari-hari terakhirnya di Korea Selatan, atas dorongan penuh dari Donghyuck, tentu saja. Mau bagaimanapun Minhyung menjelaskan, Donghyuck tetap tidak punya muka untuk berhadapan dengan pria itu.

Di Senin pagi, Donghyuck masuk kerja sebagaimana biasa. Para pegawai menyambutnya ramah, setelah empat hari yang mereka lalui tanpa bertemu tatap dengan lelaki itu—dua hari kerja dan dua hari libur. Renjun tampak menjadi yang paling semangat. Begitu melihat Donghyuck melangkah melewati mejanya pagi itu, Renjun tidak bisa menyembunyikan senyuman dan memberi sambutan paling hangat yang membuat Donghyuck mau tidak mau turut menampilkan senyuman.

"Kopi Anda, Pak," ujar Renjun ketika memasuki ruangan Donghyuck beberapa saat kemudian, meletakkan nampan berisi segelas kopi, sepiring kukis cokelat, sebotol air mineral, dan dua bungkus vitamin. "Jangan lupa minum vitamin Anda juga. Sehat selalu, Pak."

Donghyuck mengangguk ramah. "Terima kasih banyak, Renjun. Tolong laporkan juga semua pekerjaan saya yang sempat tertinggal sebelumnya."

"Baik, Pak."

Begitu Renjun berlalu, ponsel Donghyuck berdering, menampilkan pesan baru di atas pesan Sungchan dan sang ibu yang belum kunjung ia balas. Pesan dari Minhyung.

Minhyung: Selamat pagi. Kau sudah di kantor?

Donghyuck: Sudah.

Minhyung: Tidak lupa sarapan, kan?

Donghyuck: Aku sudah sarapan. Sekretarisku juga sangat pengertian dengan memberiku camilan.

Minhyung: Syukurlah. Boleh aku berkunjung saat makan siang nanti?

Donghyuck: Kenapa?

Minhyung: Aku ingin makan siang bersamamu. Boleh?

Donghyuck: Sepertinya tidak bisa. Aku ada rapat dan kemungkinan selesainya akan lama. Kau bisa makan siang lebih dulu. Tidak perlu bersamaku.

[✓] Metanoia [Bahasa]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang