Prolog

16.9K 1.2K 82
                                    

SUASANA malam itu sangat mencekam tepat saat kepala sang rakyat jelata terputus dari badannya. Darah segar merah pekat mengalir di pedang tajamnya yang disinari sinar rembulan. Angin malam itu berhembus menakutkan seperti suara jeritan minta pengampunan, bahkan dinginnya bisa menembus baju zirah para perajut yang berjaga di sekitar istana. Semua kepala tertunduk tidak ingin ikut campur dalam masalah ini, jika tidak. Maka kepala mereka yang akan menggelinding di atas tanah.

Tubuh sang rakyat jelata diseret paksa dengan kepala yang sudah tiada. Jejak darah itu bagaikan lukisan indah di mata sang raja pada halaman utama istana yang sangat luas, bunga-bunga mawar putih yang tertanam seketika berubah merah karena darah korban yang terciprat.

Sang Raja.

Tanpa ada rasa bersalah mengibaskan pedangnya cukup kuat, menyekat pedangnya yang berlumuran darah agar kembali mengkilap, diangkatnya pedang tajam miliknya hingga terkena cahaya bulan.

"Tidak akan aku ampuni bagi mereka yang berani menatap mata raja tanpa rasa hormat, kedudukanku bahkan lebih tinggi dari dewa. Aku bisa mengambil nyawa siapapun kapan saja jika aku mau." ucapnya pada sang rembulan yang bersinar penuh malam itu.

WUSHHH___

Angin tiba-tiba saja berhembus cukup kencang hingga jubah sang raja berkibar menggelegar.

"Raja yang angkuh tidak akan pernah mendapat pengampunan, hati congkak membawa petaka dan kesengsaraan bagi mereka yang tinggal tepat di bawah kaki raja. Sikapmu telah memakan senyuman dan kebahagiaan bagi orang-orang yang mempercayaimu."

Mata sang raja bergerilya mencari sumber suara yang terdengar oleh gendang telinganya, hembusan itu amat menusuk tubuh hingga ke tulang.

"Tidakkah kau juga ingin merasakan penderitaan itu? Kau akan menerimanya."

WUSHHH___

Sebuah angin putih tak kasat mata menembus tubuh sang raja hingga kaki itu tidak dapat berdiri dengan benar, sang raja bertekuk lutut pada sang rembulan.

"Apa yang kau lakukan pada tubuhku?!"

Perasaan kulit yang terbakar, tulang-tulang yang hampir terasa patah menyerbu tubuhnya hingga ulu hati. Jantungnya berpacu, nafasnya memburu.

"Hanya dia keturunan terakhir yang dapat menyembuhkanmu, bukan hanya karena dia. Tapi dari dirimu juga, rasa bersalah dan kesepian atas nyawa-nyawa yang telah kau ambil akan menghantuimu, bahkan istana yang kau percayai menjadi tamengmu akan menjadi tempat yang paling menakutkan."

CAST:

Sang Raja:

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sang Raja:

°°Mark Lee°°

Peri Terakhir:

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Peri Terakhir:

°°Lee Haechan°°

And other cast:

Start: 01/06/2021
_salam dwaekki🐻

[10] The Last Aurora FairyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang