[25•] Fairy Tale 💮

3.2K 456 11
                                    

"Siapa kalian? Apa yang tengah kalian lakukan?" sebuah suara terdengar masuk ke gendang telinga, Yuta melepaskan tangannya dari pegangan kayu. Sedangkan Haechan langsung melirik ke balik punggung dengan iris cerah yang membulat sempurna.

Sang Griffin menggeliat gelisah, nafas panas keluar dari lubang hidung serta paruhnya. Kedua kaki depan terangkat dengan teriakan nyaring yang menusuk telinga, Haechan langsung tutup telinga dengan kedua tangan.

"JANGAN! BERHENTI DI SANA, GRIFFIN!" Yuta berlari seketika dengan dibarengi suara teriakan memerintah. Yang memergoki hanya bisa mematung di dekat pohon awal persembunyiannya.

Dan Haechan hanya bisa menunduk memejamkan mata. Menahan telinga yang kesakitan akibat terikat sang makhluk mitos bernama Griffin.

Sang Griffin berlari kencang dengan sayap mengepak kuat menciptakan pusaran angin yang menghempaskan dedaunan, semak-semak dan apapun yang dilewati olehnya. Derap langkah yang dibuat mampu mengelupas tanah, mencabiknya terlempar dari bumi yang tegak kokoh. Matanya nyalang, menatap seseorang yang kini tengah bergetar ketakutan dengan tungkai yang sudah tak mampu berdiri dari pijakannya.

"Tolong! Tolong! Ampuni aku!" satu orang laki-laki yang tak sengaja melewati hutan dan hanya ingin bertanya kini meringkuk ketakutan menekuk tubuh sembunyikan kepala diantara lipatan tangan yang ditaruh di atasnya. Tangannya bergetar, begitupun seluruh tubuh yang lemas tak berdaya menatap makhluk besar yang kini siap menerjang tubuhnya.

Yuta berlari tergopoh-gopoh, melompat dan menerjang tubuh sang Griffin. Menaiki punggung dan menarik bulu-bulu di belakang kepala membuat sang Griffin teriak. Mengangkat kaki depan hampir jatuhkan tubuh sang prajurit yang mencoba menghentikan dirinya mencakar hingga mungkin akan menghancurkan tubuh sang laki-laki kurus yang tak berdaya.

Sang Griffin mendengus kesal.

"Tenanglah, dia tidak berbahaya." Yuta menepuk-nepuk sisi kepala sang Griffin, memberikan tanda bahwa semuanya tidak apa-apa. Setelah dirasakan tibuh snag Griffin tak menegang dalam posisi waspada, sang prajurit; Yuta turun dari atas punggung sang hewan besar dengan tangan tetap menyentuh tubuh sang Griffin tetap menenangkan, matanya beralih ke sang laki-laki kurus. "Maaf kami menakutimu, tuan. Sekarang kau boleh pergi." Yuta menarik sang Griffin menjauh dari tubuh sang laki-laki kurus.

Sang lelaki kurus mengangkat wajah, menatap tubuh besar sang hewan yang pertama kali dilihatnya dan juga sosok laki-laki berjubah di dekatnya. Matanya kini juga beralih pada sang laki-laki lainnya tengah meringkuk dengan tangan masih menutup telinga, sampai sang laki-laki berjubah menyentuhnya dengan bibir bergerak tak tahu apa yang terucap. Dia bertatapan, bertatapan dengan sang laki-laki satunya yang mengarahkan satu senyuman hangat. Dia tak beranjak satu inci pun dari posisi, dia terus menatap pergerakan dari sang laki-laki berjubah. Menatap kemana perginya.

Suara erangan terdengar menyapa telinga, tiba-tiba saja satu buah kayu terlempar dan bunyi deburan seperti hantaman dan air mengalir menyambut kembalinya pendengaran yang sempat menghilang barusan. Ia menatap ke arah kanan, dimana muara itu berada. Diaman dia menyaksikan bagaimana muara itu ditumbuhi akar, dan dia tahu jika laki-laki yang masih terduduk di depan sana pelakunya, dan sekarang laki-laki berjubah melakukan tugas lain. Dia menatap arah muara, dimana itu mengalir pada bendungan? Hatinya tersentak dengan tubuh yang langsung berdiri serta bibir yang menganga.

"Mereka memindahkan airnya." ia menatap ke arah Yuta dan Haechan, dimana snag laki-laki berjubah tengah mengangkat tubuh laki-laki lainnya membawanya pada sebuah pelukan. "Tunggu!" sang laki-laki kurus berlari, mencoba mengajar Yuta dan Haechan walau kaki masih sedikit lemas.

Langkahnya dimundurkan kala sang hewan besar menatap ke arahnya, "tunggu....tunggu." sang laki-laki kurus mencoba menghentikan sang hewan besar, saat Yuta bersiul. Sang Griffin berhenti bergerak, "maafkan aku, aku bukan maksud mengganggu atau apapun. Aku tak sengaja melintas dan melihat kejadian aneh. Saat aku menelusurinya, aku melihat kalian. Maafkan aku, aku adalah penduduk desa. Apa kalian baru saja memindahkan air ke bendungan? Maksudku, kalian membantu para warga desa."

[10] The Last Aurora FairyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang