BEBERAPA buku sudah diletakkan di atas meja, dua meja yang berdempetan satu sama lain dengan bantalan sebagai tempat duduk. Selain tumpukan buku untuk dibaca, Haechan juga sudah meletakkan beberapa buah untuk Mark santap karena ia tahu sang raja belum memakan apa-apa karena saat bangun tidur Mark sudah datang menghampirinya dan dirinya langsung mengajak sang raja untuk datang ke tempat ini, mereka duduk di bantalan dengan meja setinggi perut mereka. Haechan sudah memilah buku-buku yang harus mereka baca dan mencari kutukan lubang yang diterima oleh sang Raja.
Satu demi satu buku itu dibaca, lembar demi lembar di balik berganti halaman selanjutnya.
Tidak ada percakapan diantara mereka berdua, Mark sibuk membalik lembar demi lembar buku kuno yang sedang dibacanya dengan konsentrasi penuh dengan iris mata kelamnya yang menelisik setiap kalimat yang tertulis dengan bahasa kuno. Sedangkan tangan lainnya menyantap beberapa anggur yang sudah dipetikkan Haechan untuknya, ini adalah buku kedua baginya untuk dibaca, bahkan ia tidak tahu sudah berapa jam dia berada di dalam perpustakaan. Tapi sepertinya ini sudah siang hari mengingat dirinya yang bangun hampir tengah hari. Dan jika di lihat di luar ruangan, kelihatannya sudah sedikit terik.
Buku kedua sudah selesai ia baca dan ditaruhnya di atas lantai sebagai pengingat bahwa buku yang berada di bawah adalah buku yang sudah dibacanya, dia akan mengambil buku selanjutnya. Namun dia urungkan ketika melihat sang peri hutan tengah tertidur dengan buku sebagai bantalan, deru nafasnya terdengar beraturan dengan telinga runcingnya yang sesekali bergetar di ujungnya, Mark lihat buku yang digunakan Haechan sebagai bantalan sudah setengah dibaca oleh sang peri hutan. Terlihat dari kedua sisi buku yang hampir sama tebalnya. Ada perasaan tidak enak yang dirasakan oleh Mark, dia tidak pernah merasa seperti ini dengan orang lain bahkan dengan ketiga prajuritnya.
Tapi sekarang. Melihat sang peri hutan tertidur karena membantu dirinya, membuat sudut hatinya sedikit bergetar dan menggelitik dirinya.
Mark menggeser duduknya untuk lebih dekat pada sang peri hutan, tangan kirinya mengarah seperti merangkul tubuh Haechan dari samping. Diselipkannya telapak tangan kirinya pada pipi sang peri hutan untuk diangkatnya, sedangkan tangan kanannya menarik buku yang berada di bawah sang peri hutan melepaskannya dari tindihan Haechan. Dengan hati-hati Mark menariknya dan menaruh wajah sang peri hutan kembali dalam posisi menyamping, agar tidur sang peri hutan tidak terganggu.
Dengan buku yang sudah berada di tangannya, Mark membaca bagian yang harusnya di baca oleh Haechan pada halaman berikutnya. Ternyata buku yang dibaca sang peri hutan memiliki bahasa yang lebih rumit dari buku-buku yang diberikan untuknya.
Dalam kesunyian yang menemani Mark saat membaca, tiba-tiba saja dia mendengar suara ketukan dari arah rak buku sebelah kanannya. Sang raja menengok dan mencari sumber ketukan yang didengarnya, matanya yang menanjam melihat sesuatu di barisan rak ketiga, di sana ada satu buku dengan cahaya keunguan tengah bergerak berusaha keluar dari beberapa buku yang menghimpit dirinya, dia bergoyang-goyang. Naik turun ke atas dan ke bawah agar bisa lolos dari buku yang lain.
Mark melirik ke arah Haechan yang masih terlelap memperlihatkan buku matanya yang lentik dan hitam pekat, merasa Haechan tidak akan terbangun, sang raja berdiri dari duduknya kemudian berjalan ke rak buku di mana dia melihat buku yang aneh menurutnya. Ia memperhatikan buku itu sebentar sebelum mengambilnya. Buku itu berhenti bergerak tepat saat berpindah pada tangannya, sampulnya berwarna keunguan dengan coklat yang lebih mendominasi. Terdapat gambar peri di tengah-tengahnya dengan sayap yang berkilau seperti milik Haechan. Ia kembali melirik ke arah sang peri hutan.
Tanpa izin dari Haechan, Mark menyembunyikan buku yang baru saja ia temukan tanpa sengaja. Dia akan membawa itu kembali ke istana, untuk dibacanya di sana. Dia tidak ingin Haechan tahu bahwa dia mengambil salah satu buku dari perpustakaan hutan rahasia miliknya. Buku ini seperti sengaja menunjukkan diri pada dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[10] The Last Aurora Fairy
Fanfiction[COMPLETED] [Kingdom] [Legend] Sebuah kerajaan dan kastilnya dikutuk oleh roh hutan. Raja yang angkuh dan sombong diubah menjadi sosok menyeramkan dengan rasa kesepian yang sangat menyiksa. Penyelamat. Hanya dia, keturunan dari peri terakhir yang bi...