"Bangunlah, kau tahu aku sangat mengkhawatirkamu Haechan. Ini bukan aku dan aku tak mengerti. Tapi......cepatlah. Buka matamu hanya agar aku memastikan kau baik-baik saja."
Sebuah bisikan didengar Haechan samar-samar, ia sangat ingin membuka mata namun ada sesuatu yang membuatnya enggan. Dirasakannya sisi sebelah kirinya bergoyang pelan sampai sesuatu yang lembut, sedikit kasar dan terasa dingin menyentuh pelipisnya terasah ringan seperti kupu-kupu yang hinggap di sana, mengepak sayap hanya sebentar. Begitu pula dengan kelopak mata yang tertutup, Haechan dapat merasakannya hanya sebentar namun itu sangat menyenangkan.
Pergerakan tak lagi dirasakan oleh sang peri hutan, dan disaat itulah Haechan mampu membuka mata. Bagai ada serbuk ajaib yang bertaburan hingga kelopak mata terasa ringan. Di atas sana, langit-langit kamar tempat dia singgah masih terlihat sama. Dengan noda yang tertinggal serta debu yang membuatnya kusam, tapi kamar ini masih sangat nyaman untuk ditinggali baginya dengan ranjang yang dapat memanjakan badan. Pergerakan halus dibuatnya saat bangun dari tidurnya, rasa pegal sedikit dirasa dan itu bersumber dari belakang punggung.
Tangannya meraba ke belakang, menyentuh pangkal sayapnya yang terasa tak nyaman. Dan benar saja, dapat dirasakannya sebuah robekan di sana. Haechan seketika mengingat sebagaimana sosok misterius memanah dirinya saat akan kembali ke tempat semula. Berniat memantau keadaan Mark dan yang lainnya tapi ia tak mengira kejadian itu akan menimpa dirinya. Seperti otak yang terhubung, wajahnya kini berpaling ke arah sisi ranjang. Dan itu sempurna membuatnya terkejut, dimana sosok Mark tengah meringkuk tidur dengan pinggiran ranjang sebagai bantalan. Dia juga baru menyadari jika kini tubuhnya dikelilingi bunga-bunga peony segar walaupun ada juga beberapa yang sudah layu.
Satu tangaki diambilnya, digenggam dengan pelan sebelum diarahkan ke depan hidung mancungnya. Menghirup aromanya dalam hingga memenuhi rongga hidung bahkan paru-paru miliknya. Seutas garis terlintas di bibir plum nya. Merekah seperti kelopak bunga peony yang mengitarinya, dengan tangan kanan memegang satu tangkai Haechan kembali memposisikan wajahnya untuk menghadap ke arah Mark, menatap rambut hitam milik sang raja yang terlihat sedikit kusam.
Tangan kirinya seketika terangkat, penasaran dengan rambut Mark yang terlihat menyenangkan untuk disentuh, tangannya sudah gatal. Perlahan ujung jarinya dapat merasakan rambut Mark yang mulai masuk di ruas jari-jarinya yang meregang, mengusapnya pelan hingga terasa nyaman di telapak tangan. Seutas senyum itu kian tertarik hingga pipi ikut ditarik olehnya. Usakan itu perlahan mengendur saat dirasakan pergerakan pelan dari kepala Mark, bergerak gelisah hingga mata itu terbuka sempurna, menelisik keadaan sekitar sebelum mendongak ke arah sang peri hutan.
Haechan terdiam, mata mereka berdua bersirobok satu sama lain. Dapat Haechan lihat bagaimana kelamnya mata Mark hingga kau akan tenggelam olehnya. Sang peri hutan berkedip beberapa kali hingga untaian kata keluar dari bibir plum yang sedikit terbuka.
"Sekarang, aku akan mengobatimu. Yang mulia."
Mark menumpukkan tangan pada tepi ranjang, menegakkan tubuh perlahan memanjat kesadaran sampai ke ujung. Menajamkan telinga mencoba menangkap kalimat yang baru saja dilontarkan oleh sang peri hutan. Sang raja menggeleng.
"Tidak perlu, kau harus mengistirahatkan tubuhmu. Setidaknya sekarang aku tahu kau baik-baik saja." ucap Mark tanpa memindahkan pandangan, ekspresinya tenang bak air kolam tak beriak.
Haechan menggeleng, "tidak. Kau perlu diobati. Sekarang atau tidak, naiklah." Haechan memindahkan beberapa tangkai bunga peony yang mengitari tubuhnya, memindahkannya pada bagian lain agar memberi ruang bagi sang raja.
Nampak Mark ragu untuk menaiki ranjang karena tahu kondisi sang peei hutan bagaimana. Namun karena senyuman hangat dan anggukan anggun yang dilakukan sang peri hutan membawa tubuh sang raja seketika seperti melayang, terasa ringan bagai kapas hingga kini Mark sudah duduk berdekatan dengan Haechan.
KAMU SEDANG MEMBACA
[10] The Last Aurora Fairy
Fanfiction[COMPLETED] [Kingdom] [Legend] Sebuah kerajaan dan kastilnya dikutuk oleh roh hutan. Raja yang angkuh dan sombong diubah menjadi sosok menyeramkan dengan rasa kesepian yang sangat menyiksa. Penyelamat. Hanya dia, keturunan dari peri terakhir yang bi...