[32•] Fairy Tale - (akhir) 💮

4.7K 510 54
                                    

MARK menerobos api yang berkobar hingga melebihi tingginya, berdiri di hadapan sang bandit yang sudah kelelahan karena darah yang mengucur keluar dari bola matanya yang hilang. Kini keadaan berbalik, menguntungkan sang raja ditambah lagi dengan kedua senjata yang berada dalam genggaman.

"Aku tak akan membiarkanmu hidup dengan mudah." Mark berlari, mengayunkan kedua pedangnya. Bersulut api, dan satunya lagi pedang miliknya yang berpendar kehijauan. Diayunkannya keduanya mengarah ke sang bandit.

Dengan mata yang masih berfungsi sebelah, sang bandit menggertakkan gigi. Menggenggam kedua tangan hingga buku-buku tangannya memutih. Ia menunduk, mengambil bongkahan kayu yang jatuh dari langit-langit atap. Menggenggam baranya hingga tangannya melepuh oleh panas, saat Mark mengayunkan kedua pedangnya, sang bandit ikut serta menghalau dengan kayu yang berselimutkan api. Bara itu seketika patah, bunga apinnya berhamburan. Beberapa terbang dan bergabung dengan api lainnya, sedangkan sebagian ada yang mengenai lengan sang bandit dan potongan api mengenai wajah sang raja.

Mark merintih kesakitan, tanpa sadar menjatuhkan pedang pada tangan kirinya. Mencoba menyentuh wajah sebelah kiri yang terkena bara api, sepertinya tersentuh dengan tepat hingga pipinya terasa panas dan sedikit terkelupas. Dan karena kelengahan Mark yang beberapa detik, sang bandit berhasil mengambil pedang miliknya yang dijatuhkan oleh Mark. Ia berjongkok, berdiri dengan ayunan keras pada tangan.

Sekali ayunan pedang pada ujung bilahnya menembus permukaan kulit sang raja. Tergores cukup panjang diantara lubang-lubang pada tubuhnya. Darah hitam pekat mengucur deras dari sana, sang bandit segera berdiri menendang perut Mark hingga tersungkur ke belakang. Beberapa sentimeter di belakangnya tembok api ia tabrak, dan seketika itu juga jilatan api terasa pada punggungnya, menjilatinya dengan liar dan menggebu-gebu sebelum melewatinya dan Mark jatuh ke atas lantai yang sudah penuh dengan abu dan arang yang masih menyala bagai bunga api.

Tembok api bergoyang dan terbelah, memuntahkan sang bandit dari seberang. Wajahnya terlihat berang, wajahnya yang bernoda darah dicahayai dengan cahaya api jingga dan kemerahan dari api yang semakin menggila. Pedangnya membara, ikut tersulut api yang menyentuhnya seperti lahar panas gunung berapi. Mark mengangkat pedangnya, hendak menangkis pedang sang bandit yang akan menghantam dirinya. Tapi naas, tenaganya sudah habis ia keluarkan, dengan mudahnya ujung pedang panas hingga satu perempatnya menusuk dada kiri miliknya, ke jantungnya yang berdegup lemah. Mark terbelalak, merasakan berjuta-juta kesakitan di sana. Darah seketika mengucur, membasahi pedang milik sang bandit.

Mark menggenggam bilah pedang milik sang bandit, namun justru pedang itu semakin dalam menancap. Telapak tangannya yang berlubang kini semakin tergores dalam, ia menggertak gigi. Matanya memerah menatap kepuasan yang tergambar pada wajah sang bandit.

"Kau akan mati! Keparat! Kau yang akan mati!" sang bandit tertawa renyah, memutar pangkal pedangnya sehingga ujung pedangnya ikut memutar, meremas jantung itu hingga remuk di dalam sana. Darah yang semakin pekat keluar, membasahi lantai dan memadamkan bunga-bunga api di bawahnya.

Di sisi lain, dinding api kembali terbelah. Kali ini membawa Haechan yang sudah berpendar cahaya violet di sekujur tubuhnya. Matanya berkilauan, memancarkan keterkejutan yang amat saat menatap Mark yang tertusuk pedang sang bandit. Melihatnya terluka membuat dadanya nyeri.

"MARK!" Haechan berteriak kencang, membawa suaranya sampai ke telinga sang raja.

Mark pun menoleh, secercah sinar kerinduan kini menghampiri Mark diantara kobaran api dan nestapa. Diantara rasa syukur, kekhwatiran, dan ujung maut yang kini setiap jengkalnya merangkak pada dirinya. Dimata Mark Haechan selalu terlihat indah, bahkan dijumpa pertama mereka. Kini sosok itu beraitak jauh dari dirinya. Mark terlambat untuk terkejut karena kedatangan dari sang peri hutan.

[10] The Last Aurora FairyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang