HENDERY, Yuta dan Kun yang memimpin di depan memasuki aula utama kerajaan. Dua orang yang di belakang; Hendery dan Yuta, menyeret seseorang bersama mereka dengan kedua tangan yang terikat tali serta kepala yang tertutup kain hitam, sosok itu menggeleng ribut meminta dilepaskan. Karena dia tidak tahu apa-apa.
Dia hanya sedang berjalan-jalan di tengah desa untuk mencari keperluannya, mencari beberapa sayu dan buah untuknya dan para teman hewannya di tengah hutan. Dia berniat pulang, berjalan di jalan yang biasa ia lalui. Tapi dia lengah, dia tidak tahu jika ada tiga orang yang sedang mengikuti dirinya secara diam-diam.
Tiba-tiba saja pandangannya menggelap tidak melihat apapun di depannya karena kepalanya ditutup kain hitam, belum sempat dia mengeluarkan sayapnya, tangannya lebih dulu terikat dengan dua orang yang bertubuh besar berada di sisi kiri dan kanan tubuhnya, menghimpitnya agar ia tidak bisa melakukan pergerakan yang dapat membahayakan bagi orang-orang yang menculiknya. Dia dapat merasakan tubuhnya dimasukkan ke dalam sebuah kereta kuda.
"Yang mulia, kami sudah membawakan sosok yang ingin kau temui. Sesuai dengan perintahmu, kami membawanya dengan aman tanpa luka sedikitpun." Kun berlutut dengan satu kaki, mengangkat pedangnya memberikan hormat pada sang raja; Mark.
Mark berjalan menuruni singgasananya, berjalan mendekati sang sosok misterius yang dia temui di tengah hutan yang tidak pernah dia jamah sebelumnya, jubah itu. Dia sangat mengingat jubah itu, jubah berwarna merah darah yang dikenakannya. Karena tidak ada yang pernah menggunakan jubah dengan warna terang seperti warna merah. Dia memandangi wajah sang sosok misterius walaupun wajah itu tertutup kain hitam.
Tangan Mark terangkat, menarik kain hitam yang seluruhnya menutup wajah sang sosok misterius. Perlahan-lahan wajah itu terlihat, jika dilihat dari dekat wajah itu terlihat sangat cantik dengan mata cerah berwarna hazel memantulkan bayangan dirinya di dalam sana, bibir penuh yang merekah, surai keunguan yang lembut, dan jangan lupakan telinga yang sedikit meruncing ke belakang, tidak seperti telinga manusia seperti biasanya.
"Siapa kau sebenarnya?" tanya Mark menatap langsung pada sang sosok misterius.
Dia mendongak.
"Maaf tuan, aku tidak punya kewajiban untuk menjawab pertanyaanmu." jawaban tanpa rasa takut, "akhhh!!!" sosok itu tiba-tiba terpekik saat dua orang yang menahan dirinya menekan kuat lengannya yang terikat.
Mark tersenyum dengan sedikit sayatan di baliknya. Tangannya menjepit dagu sang sosok misterius cukup kencang, namun itu enggan untuk membuat sosok itu melukiskan ketakutan pada garis wajahnya yang masih tenang.
"Tentu saja kau harus menjawabnya, itu kewajiban bagimu. Kau harus hormat padaku, karena aku adalah raja di sini. Aku yang berkuasa, jadi singkirkan sikapmu yang terlalu percaya diri itu, atau kau bisa aku berikan sebuah hukuman mati."
Sang sosok misterius tetap menatap Mark dalam gelombamg ketenangan dalam sorot matanya. "Benarkah yang mulia? Jika benar, maka sekarang kau dapat menghukumku. Raja sepertimu tidak pantas mendapatkan hormat dariku."
KAMU SEDANG MEMBACA
[10] The Last Aurora Fairy
Fanfiction[COMPLETED] [Kingdom] [Legend] Sebuah kerajaan dan kastilnya dikutuk oleh roh hutan. Raja yang angkuh dan sombong diubah menjadi sosok menyeramkan dengan rasa kesepian yang sangat menyiksa. Penyelamat. Hanya dia, keturunan dari peri terakhir yang bi...