Siapa tim dapet notifikasi langsung baca 👀? Maaf up malam jam segini juga, hehe
Mungkin kedepannya bisa double up, doa in bisa yaa^^
Cuss langsung baca 😽
~~~
Clarissa terlelap tidur sekali lagi. Dia sedang memimpin sesuatu yang begitu menyenangkan sekarang. Dia ingat bulu halus milik Argenis yang begitu memikat. Dia ingat elusan naga itu saat dia diam-diam menyelinap masuk ke kamarnya saat semua orang sudah tidur. Dia ingat saat Argenis tersenyum tipis ke arah nya. Uluran tangan nya yang dalam wujud manusia membuat nya merasa aman.
"Papa..."
Eluhan Clarissa dapat Edam dengar. Seperti nya Clarissa sedang bermimpi indah sekarang.
Dari sel penjara yang jadi satu dengan Clarissa, Edam merasa tenang sekarang. Setidaknya Clarissa bisa tenang untuk saat ini. Bahkan siapa yang mengira jika dia akan mendapatkan luka serius di bahu kanan dan juga pada paha kiri nya dan jangan lupakan beberapa luka gores lainnya.
Edam menyandarkan punggungnya. Dia melihat ke arah jendela sel penjara yang seperti pada umumnya. Seperti sebuah jeruji besi itu, tapi jika di lihat dari luar seperti sebuah selokan.
"Aku ingin tau kondisi medan perang saat ini."
Jauh di luar sana perang besar akan segera di mulai. Mereka semua saling berhadapan, menatap jauh ke depan musuh mereka.
Clarissa tersenyum senang dalam lelap nya. Mimpi indahnya yang dia sukai dan tanpa dia sadari akan menjadi mimpi terburuknya.
Clarissa kecil berbalik menatap orang yang baru saja menyentuh bahu nya.
"Siapa?" Tanya nya dengan nada khas suara anak kecil penasaran setelah berlari kesana kemari.
Clarissa melihat diluar seorang pria berseragam lengkap seperti seorang pemimpin. Lelaki itu tersenyum, tapi kenapa wajahnya nampak buram. Surai hitam legam yang sama seperti kegelapan malam dan juga dia berjongkok melebarkan kedua tangannya.
"Clara."
Dia memanggilnya. Lelaki itu memanggil nya. Clarissa segera berlari, tapi kenapa terasa jauh? Kenapa uluran tangan itu terasa sangat jauh, kenapa?
Clarissa terus mencoba meraihnya, berlari sekuat tenaga hingga dia tersandung kaki nya sendiri dan membuat semua nya terlihat hanyalah kehampaan tanpa kehadiran siapa pun.
Ruangan kosong berwarna putih dimana pun dilihat. Tidak ada apa pun disini. Clarissa yang awalnya bertubuh anak kecil kini setelah tersandung tumbuh menjadi gadis remaja.
"Dimana?"
"Ayah... Kakak... Papa... Kalian dimana? Emma! Emma kau di--"
Seketika Clarissa baru sadar jika wanita yang sudah berkepala tiga itu bukan kah sudah tiada sekarang. Wanita itu melindungi nya yang sedang terlelap tidur di pangkuannya.
"AAAAKKKKKHHHH!!! TOLONG!"
"SEMUANYA LARI!"
SLASH!
SLASH!
SLASH!
Suara pedang menebas daging terdengar di malam itu. Emma yang masih terjaga membelalakkan mata saat dia mengintip ke luar jendela. Semua orang di bantai begitu saja. Terluka dengan cara paling sadis. Bahkan Edam masih berjuang menebas sekelompok orang yang tiba-tiba menyerang entah dari mana.
CLING! CLING!
Dentingan pedang saling beradu. Edam menatap tajam lelaki yang menutupi wajah nya itu.
Siapa orang-orang ini?

KAMU SEDANG MEMBACA
Lady Sapphire : merubah takdir kakak antagonis || ✓
Fantasía"Penyesalanku adalah pergi dari rumah hari itu." Kehidupan yang aku ingin hanyalah sebuah khayalan semata. Semua selesai dengan sepercik api. Clarissa Eunika Sapphire. Gadis pemicu karakter antagonis itu berhasil bertahan hidup dan aku yang sudah me...