11

986 126 8
                                    

"there is a crack in everything, that is how the lights get in"

"Lucu sekali kau merasa di khianati? Biarkan aku menjelaskan padamu bagaimana rasanya dikhianati."

Siyeon berjalan kearah rak yang ada di figura, dia menarik salah satu laci dan membuka sebuah kotak yang ia simpan sejak lama. Beberapa menit ia tatap portrait dua orang gadis muda yang ada dalam gambar itu.

"Pada zaman dahulu kala, ada seorang gadis yang dikucilkan. Ia sendirian dan tidak ada yang mau mendekatinya, tanpa orang-orang sadari, gadis yang mereka kucilkan adalah seorang putri raja. Karna kasihan pada sang putri raja, si pengembala domba mendekatinya dan membantunya hingga mereka berteman. Sang putri raja dan si pengembala domba merasa senang, karena akhirnya keduanya memiliki teman."

"Hingga suatu ketika, sang putri raja tiba-tiba pergi begitu saja. Ia mulai tidak bicara pada si pengembala domba dan memilih bermain bersama putri-putri dari kerajaan lain. Dan si pengembala domba, hanya menangis dari kejauhan."

Mata Siyeon beralih kembali pada Karina. "Begitulah penghianatan yang kuhadapi, Yoo Karina. Aku membantumu, BAHKAN OTAK BODOHMU ITU! Aku membantumu dengan kepala terangkat mengecap diriku sendiri sebagai malaikat penyelamatmu. Namun tiba-tiba kau pergi dan menatap jijik kearahku, seolah aku sampah paling kotor di dunia!"

"Kau pikir kenapa aku mencuri soal ujian saat itu? AGAR AKU DAPAT MENJELASKANNYA PADAMU, DEMI MENGAJARIMU AGAR KAU MENGERTI, AGAR KAU SETIDAKNYA BISA MEMBANGGAKAN AYAHMU!"

"Bahkan saat jepit rambut Winter hilang, dan seisi kelas menuduhku! K-kau...hanya diam dan tidak mengatakan apapun."

Karina terisak, semuanya benar, Karina lah yang menghianati Siyeon disini. Siyeon menyelamatkannya, tapi Karina tidak melakukan hal yang sama.

"Ini bukanlah balas dendam, tapi takdir mempertemukan kita kembali dengan cara seperti ini"

"Aku tidak punya siapa-siapa, seperti kau tidak punya siapa-siapa saat itu. Aku mengharapkan secercah pembelaan darimu, tapi kau hanya diam dan menatapku seolah tak terjadi apa-apa. Siapa yang kejam diantara kita?" Siyeon menggenggam kepalan tangannya hingga kuku menancap pada daging telapak tangannya.

"Aku tidak seharusnya mempercayai orang-orang sendok emas seperti kalian..."

Seharusnya Karina tidak mendengarkan Giselle dan Ningning yang berkata bahwa Siyeon adalah gadis aneh yang tidak punya teman. Ia seharusnya berkaca pada dirinya sendiri, Siyeon hanya menyelamatkannya.

"Kau mempercayai Jeno" isak Karina

"Ya... itulah mengapa aku tidak akan pernah bisa keluar dari lingkaran setan ini. Dan aku akan selalu kalah." Hati Siyeon hancur, benar-benar hancur

"Biarkan aku mempertahankan bayi ini! Kumohon. Kau memiliki segalanya, rumah untuk berteduh, makanan yang cukup dan pakaian yang tidak akan pernah habis" titah Siyeon

"Kau mendapatkan semuanya, salahkah jika aku juga memiliki keinginan?"

Tidak ada yang bisa ditahan lagi, Siyeon menjatuhkan air matanya. Ia tidak punya apa-apa, tapi dunia begitu egois ingin merampas segala hal yang ada darinya.

"Apalagi yang kau inginkan?"

"Aku ingin Lee Jeno" bisik Karina

"Jangan berlagak seolah kau Putri Diana disini, karena aku bukan Camilla"

"Lee Jeno satu-satunya yang kumiliki, dan kini kau menginginkannya juga. Kini biarkan Jeno memilih, tapi bahkan jika ia memilihmu. Aku akan tetap mempertahankan bayi ini, aku akan tetap memiliki bagian dari dirinya" ucap Siyeon

"Tidak... itu akan mengikatnya denganmu" Karina menggelengkan kepalanya.

Siyeon membuang wajahnya, semuanya sudah terungkap, tidak ada yang bisa ditutupi lagi, ia sendiri harus mengambil keputusan. Siyeon membuka laci lain yang ada disana dan mengambil sesuatu dari laci itu lalu melempar sebuah kertas kearah Karina. Berisikan sebuah brosur dan kontrak yang diberikan padanya "Aku mendapat tawaran mengajar ballet di Paris, yayasan menjanjikan kehidupan yang baik. Kami akan pergi dari hidup Jeno, hidup kalian. Dan kami tidak akan kembali"

"Jeno akan tetap mencari kalian" ucap Karina

"Itulah mengapa ia harus menentukan pilihan"

"Hidup bahagia bersamamu, atau aku dan anak kami. Jika dia memilihmu dan tetap mencari kami, maka itu di luar kuasa ku. Detik pertama ia memilihmu adalah tanggung jawabmu untuk menjaga perasaannya dan aku tidak akan menghalangi dia untuk bertemu dengan anaknya. Tapi aku juga tidak akan memaksanya jika dia tidak mau" titah Siyeon

"K-kau... benar-benar mencintainya?" bisik Karina

"..."

"Sudah kukatakan, aku bisa saja merebutnya darimu sejak dulu. Tapi tidak kulakukan, bahkan jika kalian menikah, dan aku masih bisa memeluknya setiap saat maka tak apa. Selagi anakku merasakan figur ayah yang menyayangi, dan melihat Jeno tersenyum kearahku."

"6 tahun kalian berhubungan dengan aku didalamnya. Aku tak apa, aku baik-baik saja. Kurasa aku... hanya takut ditinggal sendirian. Tapi kini ada bagian darinya dihidupku, dan itu cukup." Siyeon tersenyum pahit

Tak perlu waktu lama tapi senyum itu luntur menjadi raut kesedihan yang dan tatapannya seketika kosong "Aku... benar-benar menyayanginya. Kau tidak akan paham betapa bahagianya aku melihat kegembiraan di wajahnya saat tahu aku hamil. Jika saat itu ia mengatakan padaku untuk mengaborsi bayi ini... mungkin aku sudah melakukannya, selama Jeno bahagia"

"Disini bukan hanya kau yang tergila-gila dengan Jeno" ucap Siyeon.

"Yoo Karina."

"Aku mungkin manusia penuh dosa, tapi aku bukan orang jahat."

in betweenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang