"with our eyes that hidden from any lies
our hearts lock to save them from demise.""Boleh aku masuk?" tanya Jeno.
Wanita cantik dihadapannya memberi ruang untuk Jeno agar pria itu bisa masuk ke dalam apartemen.
"Dimana hyung?"
"Dia belum pulang, kau tahu? Kasus baru, cukup rumit untuk dipecahkan. Mereka masih menyelidikinya." ucap Mina.
Jika boleh jujur, Jeno iri pada kakak lelakinya itu. Jaehyunlah yang sempurna, bukan dirinya. Dengan latar belakang Tuan Jung sebagai salah satu pengajar di Yale University, Jaehyun lahir di Connecticut, Amerika Serikat. Saat ibunya kembali ke Korea Selatan untuk menikah lagi, Jaehyun memilih menghabiskan masa sekolahnya di US bersama neneknya.
Ia masuk ke Law School Harvard University dan lulus sebagai lulusan terbaik. Lalu ia bekerja di Boston beberapa saat sebelum bertemu dengan Mina. Mina sendiri juga menghabiskan masa muda nya di Amerika. Ayahnya seorang dokter dan ia lahir di Texas, semasa SMA dia bersekolah di New York dan merupakan salah satu mahasiswa sastra di Yale University.
Mina bekerja di salah satu penerbitan dan kerap kali meliput Jaehyun sebagai narasumbernya. Jaehyun adalah pengacara apik yang hampir selalu memenangkan kasusnya. Singkat cerita, keduanya jatuh cinta dan menikah, lalu kembali ke Korea Selatan.
Sungguh indah.
"Kau mau kopi?" tanya Mina. Jeno mengangguk.
Mina pergi ke dapur, bersamaan dengan Jeno yang menyusulnya ke dapur. Gadis berdarah Jepang itu menyajikan kopi dihadapan Jeno dan duduk di sebelah adik iparnya itu.
"So, what brought you here?" tanya Mina.
Jeno meneguk kopinya, "It's about Siyeon."
Mina jelas tau apa yang terjadi, sebagai pemiliki dari studio tari dimana Siyeon bekerja. Segala kejadian mengenai masa lalu Jeno dan Siyeon, serta kondisi kehamilan Siyeon saat ini. Jelas Mina tau.
"I heard she's going to Paris"
"She will not"
"It's a good opportunity for her"
"SHE IS PREGNANT! AND SHE WILL NOT GO TO PARIS!" teriak Jeno.
Mina meletakkan cangkir tehnya, "I knew she's pregnant..." ucapnya "...tapi ini kesempatan yang sulit ia dapatkan, dan Siyeon pantas mendapatkannya."
"Kenapa kau bersikeras menginginkan Siyeon untuk pergi ke Paris?" tanya Jeno "...kukira kau berbeda, pada kenyataanya sama saja. Kau, Jaehyun dan Ibu, kalian semua hanya menanggap Siyeon sebagai objek."
Jeno meraih jaketnya dan ingin keluar. "Kami telah menghadapi semua ini." ucap Mina.
Jeno membalikkan badannya, mendapati Mina yang kini berlinangan air mata. "Duduklah, Jeno."
Pria itu ragu, namun kembali duduk kembali di samping Mina.
"Ibu mungkin menutupinya, tapi sudah saatnya kau tahu."
"Semasa sekolah Jaehyun, ia mengenal gadis bernama Roseanne."
"Keduanya saling mengenal sejak Sekolah Menengah Pertama, hingga masuk ke universitas yang sama dengan jurusan yang sama. Sebuah pasangan yang serasi, setidaknya begitulah mereka sampai semuanya berubah." Isak Mina
"Setelah kelulusan mereka, Rose pergi dari Jaehyun, ia tidak memberi kabar, seperti menghilang di telan bumi. Ia tidak pernah kembali, seberapa lama Jaehyun menunggunya ia tidak kembali. Dan Jaehyun bertemu denganku."
Mina tersenyum pahit akan kenangan itu. "Satu tahun kami menjalin hubungan, semuanya baik-baik saja. Hingga Rose kembali dalam keadaan hamil, dan meminta Jaehyun menikahinya."
"Ia gila, ternyata ia dinikahkan pada seorang pria yang tidak mencintainya, dan ia meminta bantuan Jaehyun. Dan apa yang terjadi? Jaehyun memalingkan pusat dunianya pada Rose. Hingga ibumu turun tangan."
"Kami menikah secepat mungkin, alasan mengapa kami pindah ke Korea Selatan hingga sekarang."
"Apa yang terjadi dengan Roseanne?" tanya Jeno.
"Ia membunuh suaminya, dan masuk penjara dalam keadaan hamil. Beberapa bulan ia dipenjara, polisi menemukan tubuhnya tak bernyawa dibalik jeruji besi. She killed herself to death."
Jeno tak percaya, keduanya memang berjauhan. Tapi Jaehyun, seperti itu. Tidak pernah terbayang dimata Jeno.
"Kakakmu sering kali menggumamkan nama Rose ditidurnya. Kuakui bahwa ia masih memiliki masa lalu yang belum selesai dengan wanita itu. Bahkan kami sempat mengunjungi makamnya dan Jaehyun akan menangis penuh sesal tak berhasil menyelamatkan Rose" ucap Mina.
Istri Jaehyun itu menggenggam tangan adik iparnya, "Siyeon berhak mendapatkan kebahagiaannya, begitu juga dengan Karina. Tapi kau? Kau juga harus memikirkan kebahagiaanmu."
"Siapapun yang kau pilih, keduanya akan hidup dalam bayang-bayang wanita lain dan kemungkinan akan dikhianati. Hubungan diantara kau dan wanita yang kau pilih tidak akan pernah mudah, itulah konsekuensi yang akan kau hadapi" ucap Mina.
Lagi-lagi Jeno dihadapkan pada pilihan antara Karina dan Siyeon.
"Aku ingat saat pertama kali bertemu Siyeon. Penampilannya sebagai Black Swan, benar-benar memukau. Potensi yang dimilikinya begitu besar dan aku tahu ia mencintai ballet sepenuh hatinya. Ia menjadikan ballet pelarian terbaik untuk mengontrol dirinya, sedikit yang ia tahu, dia sendirilah yang bisa menyembuhkan dirinya."
Mina menepuk pundak Jeno pelan. "Aku tahu, apa yang kuhadapi dengan Jaehyun tidak sesulit apa yang kini kau hadapi. Pasti berat bagimu, bertahan dalam kaul atau mengikuti yang tidak pasti."
"Sejarah diantara kita telah terulang. Tapi selalu ada kesempatan untuk memperbaikkinya. Dan kau? Kau harus mengikuti kata hatimu?"